Steve membawa Ioan keluar dari kediaman. Ioan ingin bertanya mengapa mereka harus sampai keluar tapi mengurungkan niatnya sedetik kemudian.
Mereka berjalan menaiki Bukit Herme. Menapakkan kakinya melalui jalur yang sangat familiar itu membuat jantung Ioan berdetak kencang. Angin sepoi-sepoi membawa helai demi helai kelopak bunga yang beaneka warna, seperti merayakan kembalinya Ioan.
Sebuah rumah yang terbuat dari kayu terlihat berdiri tidak jauh dari mereka berada.
Bola mata Ioan membulat lebar. Degupan jantungnya semakin hebat. Wajahnya bersemu merah oleh semangat.
Rumah kayu yang penuh dengan kenangan bersama Steve.
Sudah tidak bisa dihitung jari lagi berapa kali Ioan memimpikan tempat ini selama 18 tahun. Tiada hari tanpa memutar kembali kenangan-kenangan hingga setelah 18 tahun pun, kenangan-kenangan itu masih tidak memudar sedikit pun.