"Apakah … aku sudah mati dan ini di surga?"
Mendengar gumamannya, pria tua itu terkekeh. "Kau terlalu banyak berkhayal anak muda. Kau masih hidup. Sepertinya kau tanpa sengaja tersesat ke dalam tempatku." Pria itu menyisir jenggotnya dengan santai.
"Begitu…." Ioan tidak tahu harus merespons apa lagi. Kedua putranya juga tidak tahu harus berkata apa. Mereka hanya bisa bersyukur bahwa mereka masih bisa selamat.
"Papa!" seru keduanya yang segera memeluk Ioan dan adik bungsu mereka dengan erat. Oleh karena rasa lega, mereka tidak bisa berhenti menangis.
Bayi yang awalnya tertidur pun akhirnya terbangun dan ikut menangis. Ioan pun tidak bisa lagi menahan diri. Ia menangis seperti anak kecil.
Namun, kekhawatirannya tetap tidak hilang. Ia harus ke mana sekarang? Ayah dan ibunya sudah tidak ada. Ia harus meminta bantuan kepada siapa?
"Ah! Kakek yang di sana!" Ioan buru-buru memanggil pria tua itu. Ia mungkin bisa meminta pria itu membiarkannya tinggal di sini.