Chapter 2 - Asaka Mihai

Semuanya berawal dari sekitar dua bulan yang lalu….

"Kau dipecat! Cepat kemasi barangmu!"

"Kepala toko, aku tidak salah! Mereka yang memulainya duluan!" protes Mihai kepada manusia laki-laki paruh baya yang merupakan pemilik café yang menjadi tempatnya bekerja sekarang. Wajahnya penuh dengan plester luka dan pakaian pelayannya kotor dan sedikit sobek di beberapa bagian.

"Aku tidak peduli siapa yang memulainya! Kau harus bersyukur aku tidak memintamu ganti rugi kerusakan di café-ku!" Wajah kepala toko itu merah padam karena amarahnya. Ketika ia melihat keadaan café-nya yang kacau balau – piring pecah, meja dan kursi yang terbalik, tanaman-tanaman hiasnya yang jatuh mengotori lantai – membuat ekspresinya semakin jelek. Ia memijit pangkal hidungnya untuk meringankan sakit kepalanya.

Mihai menekuk telinga berbulunya penuh penyesalan. Namun, tetap saja ia tidak salah!

Beberapa saat yang lalu, salah satu rekan kerjanya digoda oleh lima pria manusia. Mereka bahkan melakukan pelecehan seksual dengan memegang-megang badan rekan kerjanya. Ketika ia memperingati pelanggan itu, mereka malah memukulnya.

Amarah langsung naik ke kepala dan tanpa sadar, Mihai sudah berkelahi dengan kelima pelanggan itu dan merusak semua properti tempat kerjanya.

Ia masih ingin memprotes tapi kepala toko sudah tidak ingin mendengarnya lagi. Pria paruh baya itu segera mendorong Mihai keluar dan melemparkan tasnya yang ada di loker tepat pada wajahnya.

"Kepala Toko!" mohon Mihai lagi tapi pria itu sudah menutup pintu café dengan kasar.

Hah … lagi-lagi aku dipecat….

Sejak lulus sekolah di usia 15 tahun, ia sudah bekerja di berbagai tempat – toko bangunan, toko barang antik, perpustakaan, bar, dan masih banyak lagi – tapi tidak pernah lebih dari satu bulan. Penyebabnya….

Egh…. Memikirkannya membuat telinga dan ekornya jatuh terkulai dengan sedih.

Penyebab ia dipecat hanya satu, yaitu berkelahi dan merusak tempat kerjanya.

Hah … mengapa emosi dan tubuhku selalu bergerak lebih cepat dari otakku?

Sejak kecil, ia mudah sekali marah. Hanya diejek saja, amarahnya bisa lepas kendali dan ia akhirnya memukul teman sekelasnya hingga hampir mati.

Papanya pernah bilang bahwa itu adalah bawaan dasar dari spesiesnya yang memang terkenal sangat galak. Namun, Papa dan kedua kakak laki-lakinya memiliki temperamen yang bagus. Sekarang, ia mulai merasa bahwa apa yang dikatakan papanya hanyalah hiburan belaka untuk dirinya yang masih kecil.

Namun, karena perkataan papanya itulah yang tidak mendorong Mihai untuk berubah. Mengira itu benar-benar bawaan dasar, ia berpikir bahwa hal ini tidak dapat dikendalikan dan ketika ia sudah tersadar, ia sudah terkenal dengan reputasinya sebagai preman sekolah. Emosinya meledak-ledak dan kaki serta tangannya selalu bergerak ketika ada yang menyinggungnya.

Dulu ia merasa dirinya keren.

Namun, sekarang, ia merasa dirinya menyedihkan.

"Hah…." Tidak ada pilihan lain, Mihai mulai menempuh jalanan yang mengarah kembali ke rumahnya.

Ia menyusuri jalanan kota yang ramai oleh penduduk yang berlalu lalang, sibuk dengan berbagai hal. Ada yang bertelinga di atas kepala dan ekor berbulu. Ada yang tidak memiliki ekor. Ada yang memiliki tanduk hitam tajam dan ekor dengan ujungnya yang berbentuk seperti duri.

Ini adalah Rumbell. Kota yang ditinggali oleh tiga jenis makhluk hidup. Sistem kasta diaplikasikan dalam kehidupan makhluk hidup di kota ini.

Kasta paling tinggi dimiliki oleh kaum incubus. Mereka adalah makhluk yang memakan energi kehidupan makhluk hidup lain saat melakukan hubungan seks. Di teks-teks zaman dulu, mereka sering disebut sebagai iblis penggoda. Ciri-ciri yang paling utama dari mereka adalah, incubus dewasa memiliki tinggi paling rendah 190 cm tanpa memperhitungkan tinggi tanduknya, mereka memiliki sepasang tanduk berwarna hitam, sepasang telinga yang meruncing di ujungnya, ekor tipis hitam dengan ujung berbentuk runcing seperti duri, dan mata merah gelap yang akan bercahaya pink atau merah terang. Matanya akan bercahaya pink ketika ingin menggoda mangsanya. Sementara, ketika bercahaya merah, incubus itu sedang dalam keadaan terancam dan penuh nafsu untuk bertarung.

Katanya setiap incubus memiliki lambang keluarga mereka di salah satu bagian tubuh. Namun, karena Mihai belum pernah melihatnya, ia tidak tahu kebenarannya. Sebagai makhluk dengan kasta tertinggi, para incubus merupakan penguasa kota ini. Semua anggota lembaga pemerintahan, direktur perusahaan-perusahaan pemerintah, kepala kepolisian dan militer, dan semua lembaga penting yang mengatur keberlangsungan kehidupan di kota akan dikepalai oleh para incubus.

Di bawahnya adalah manusia, makhluk tak berkekuatan yang jumlahnya terbanyak di kota ini. Mereka diizinkan untuk berkembang biak begitu banyak hanya karena mereka adalah sumber makanan terlezat para incubus. Manusia juga dengan senang hati menjadi makanan incubus karena ingin menaikkan status sosial mereka. Bahkan, banyak incubus yang memiliki harem berisi ratusan manusia di dalamnya. Walaupun tidak berkekuatan, mereka mempunyai keterampilan dan karena jumlahnya yang banyak, kebanyakan pemilik toko kecil dan manajer-manajer di suatu perusahaan berasal dari manusia. Artis-artis terkenal pun berasal dari manusia dan kebanyakan juga merupakan simpanan incubus berpangkat tinggi. Mihai tidak terlalu menyukai manusia tapi ia akui jika tidak ada manusia, kota ini tidak akan berjalan dengan baik.

Berada di kasta yang terbawah adalah half-beast termasuk Mihai sendiri. Mereka memiliki darah manusia dan hewan di dalam diri mereka dan prinsip hidup mereka adalah mengikuti insting. Oleh karena kesulitan reproduksi, semua jenis kelamin half-beast dapat dihamili maupun menghamili.

Ia pernah bertanya mengapa half-beast yang lebih kuat dari manusia malah berada di kasta terbawah dan jawabannya adalah karena incubus membenci mereka yang bergerak hanya dari dorongan insting. Incubus sangat menghargai mereka yang bergerak melalui otak dan akal sehat.

Oleh karena posisi mereka ini, half-beast banyak mendapatkan diskriminasi dan larangan yang tidak masuk akal. Hingga sekarang pun, masih banyak half-beast yang diperbudak padahal pemerintah sudah mengeluarkan larangan perbudakan setelah mendapatkan demonstrasi besar-besaran dari kaum half-beast seratus tahun yang lalu. Selain itu, mereka juga harus terus menahan datangnya masa kawin dengan obat. Hal ini dikarenakan, ketika masa kawin mereka datang, feromon seks mereka akan muncul. Dulu, banyak kasus di mana half-beast membuat keributan di tengah jalan karena feromonnya itu. jadi sekarang, mereka akan mendapatkan hukuman pancung jika ada yang mencium feromon mereka di ruangan terbuka. Ini sangat merugikan half-beast karena tingkat kehamilan terbesar adalah saat masa kawin. Namun, karena takut dengan hukuman itu, semua half-beast menyuntikkan obat penahan masa kawin secara rutin dan ini menurunkan jumlah populasi mereka. Semakin hari, jumlah mereka semakin berkurang dan berkurang.

Tidak hanya itu, efek samping dari obat penahan masa kawin adalah perubahan jadwal datangnya masa kawin. Dengan acaknya jadwal itu membuat mereka semakin takut untuk tidak menyuntik obat tersebut.

Mihai mendengus kesal. Pekerjaan bagi half-beast cukup banyak dan kebanyakan dari itu juga bukanlah pekerjaan yang bagus. Selain pekerjaan seperti pembantu rumah tangga plus plus, pelacur untuk kaum manusia, hostess/host, dan berbagai pekerjaan rendahan yang tidak senonoh, hanya tersisa pekerjaan kasar seperti tukang bangunan atau pekerjaan bergaji rendah tapi membutuhkan banyak energi seperti office boy, karyawan berpangkat rendah di perusahaan, dan pelayan paruh waktu. Kemungkinan mereka untuk naik ke posisi seperti manajer hampir 0,00000000000000001 persen. Dengan kata lain, tidak mungkin! Hal ini juga yang membuat hampir semua half-beast hidup dalam kemiskinan.

Untuk bersekolah saja, Mihai hanya bisa masuk ke sekolah khusus half-beast yang tidak memiliki sistem pendidikan yang teratur. Semua gurunya malas dan berpengetahuan rendah, banyak jam kosong, dan pada akhirnya, yang terjadi hanyalah perkelahian di mana-mana untuk merebut wanita ataupun pria yang menarik perhatian mereka.

Tentunya Mihai juga mengikuti perkelahian ini. Ia adalah ketua gengnya dan ia adalah nomor satu dalam perkelahian. Tidak ada yang bisa mengalahkannya. Namun, menyedihkannya, semua wanita ataupun pria yang ia menangkan selalu menolaknya dengan berbagai alasan.

Ada yang….

"Maaf, aku sudah punya pacar. Maaf!"

Ada juga yang….

"Hah?! Aku tidak suka harimau jelek sepertimu. Enyahlah!" Dan akhirnya hanya mengundang perkelahian selanjutnya.

Bahkan ada juga yang….

"Mihai, aku tidak bisa bersamamu tapi apakah kau bisa membantuku? Aku ingin lebih dekat dengan tangan kananmu itu."

Sh*t! Mihai ingin memberi mereka semua jari tengahnya.

Namun, walaupun begitu, ia tetap berkelahi untuk merebut pujaan hatinya hingga lulus sekolah. Jika dipikir-pikir lagi, mengapa ia begitu bodoh? Tidak ada gunanya ia berkelahi jika hadiah kemenangannya selalu tidak bisa ia dapatkan.

Pada hari kelulusan, ia yang selalu menang tapi ia satu-satunya yang tidak memiliki pasangan….

Mihai hanya bisa menggigit sapu tangan sambil nangis darah.

Jika mereka menganggapku jelek, aku akan memenangkan hati mereka dengan menjadi orang kaya! Begitu sumpahnya dalam hati saat itu.

Namun, kenyataannya hanya akan membuat ia mengigit bibir hingga berdarah, menangis hingga Kota Rumbell banjir seluruhnya, dan menenggelamkan dirinya di laut – yah, hanya perumpamaan. Tidak mungkin Mihai ingin mati sebelum ia lulus dari keperawanannya dan ia tidak punya air mata sebanyak itu untuk membanjiri Rumbell, tapi ini memperlihatkan seberapa kesal dan sedihnya dirinya yang menyedihkan ini!

Jangankan menjadi kaya, ia sudah bisa mendapat penghargaan sebagai half-beast termiskin di Rumbell. Jika tidak ada bantuan dari papa dan kedua kakak laki-lakinya, wajahnya sudah masuk ke dalam koran harian Rumbell yang mengabarkan kematiannya di tengah jalan kota karena kelaparan.

Tentunya ia tidak bisa terus menjadi beban keluarganya, mengingat kakak tertuanya sudah memiliki pasangan dan sedang berpikir untuk menuju ke tahap pelaminan. Itulah mengapa….

"Aku harus mencari pekerjaan lagi secepatnya!" Mihai mengepalkan tangannya dengan penuh semangat. Ia berpikir untuk mengubah tujuannya dari rumah menuju kantor lowongan untuk mencari pekerjaan lagi ketika angin kencang di tengah musim dingin itu menerpa jalanan dan sebuah kertas yang tidak sengaja diterbangkan mendarat pada wajahnya.

Ia segera melepaskan kertas itu dan hendak membuangnya. Akan tetapi, sebuah kata 'pekerjaan' masuk dalam pandangannya, membuat tangannya terhenti.

Kedua mata kuning langsung berbinar setelah membaca isi kertas itu dengan lebih seksama. Sebuah lowongan kerja tertera bersama syarat-syaratnya di situ dan half-beast juga diperbolehkan untuk melamar.

"Hmm … hmm … sepertinya ini bagus. Lalu, tanggal terakhir melamarnya…?!"

Mihai terbelalak lebar. Hari ini!!

Ia segera mengecek kembali tempat lamaran itu dan berlari dengan kecepatan tinggi menuju tempat tersebut.