Tatapan para siswa-siswi di koridor serasa menusuk Sheren. Dia juga mendengar bisik-bisik tentangnya. Sebagian menghujatnya, namun sebagian lagi memilih mengabaikannya. Dan Sheren sangat berterima kasih pada orang-orang yang memilih mengabaikannya. Dengan langkah cepat, Sheren memasuki kelasnya. Perjalanan dari koridor ke kelasnya hanya butuh waktu 3 menit, namun itu terasa sangat lama dan menyiksa karena dia berada di bawah tekanan dan hujatan para siswa-siswi. Dan Sheren lega saat dia berhasil masuk ke kelasnya dengan aman. Dia bergegas meletakkan tasnya ke bangku, kemudian dia mendudukkan dirinya di kursinya. Jantungnya berdebar kencang dan perutnya melilit akibat tatapan para murid di koridor tadi.
"Kamu gak apa-apa?" itu suara Shawn yang tengah berdiri di kiri Sheren. Dia menghampiri Sheren karena dia melihat Sheren tampak sangat tidak nyaman saat berlari kecil memasuki kelas.