Kedua tangan Sheren terasa nyeri. Gadis itu lalu menempelkan koyok pada kedua tangannya, dan rasa hangat dari koyok itu membuatnya nyaman. Jelas saja Sheren merasakan sakit pada kedua tangannya, hal ini disebabkan karena dia bermain piano terus menerus dalam waktu lama. Selain itu, kedua tangannya juga secara konsisten dia gunakan untuk menekan tombol-tombol pada papan ketik di laptopnya untuk membuat lagu. Bel kamar hotelnya berbunyi, membuatnya terpaksa bangkit dari duduknya. Dia mengintip dari lubang pintu dan melihat sesosok gadis dengan masker yang menutupi sebagian wajahnya dan hanya menyisakan sepasang matanya yang tidak tertutup. Sheren tersenyum, gadis itu lalu membuka pintu kamar hotelnya.
"Hai She! Boleh masuk?"
Sheren tersenyum. "Tentu saja boleh. Sini masuk." Sheren lalu memberikan Anastasya akses masuk ke kamarnya. Setelah Anastasya masuk, Sheren kembali menutup pintu kamar hotelnya.