Celica menatap Sheren dari konter kasir dengan tatapan lelah. Lagi-lagi, artis muda itu ada di sana. Sheren tengah sibuk dengan laptopnya, kedua telinganya ditutup dengan headphone yang tersambung dengan laptopnya.
"Cel, kamu yakin tidak ingin menerima tawaran Sheren? Aku rasa, kamu tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan besar ini." Manajer kafe tempat Celica bekerja menghampiri Celica dan mengajaknya mengobrol.
Celica menatap manajer itu dengan tatapan sendu. "Saya tidak bisa. Saya terlalu takut untuk kembali lagi ke dunia itu. Saya sudah lelah berurusan dengan orang-orang kaya seperti mereka."
Manajer itu mengangguk. Perempuan itu kemudian meninggalkan Celica dan berlalu dari konter kasir. Celica masih mengamati Sheren yang kini tengah memakan kue yang tadi dipesan oleh gadis itu. Batin Celica tengah berkecamuk hebat. Disatu sisi, dia ingin kembali lagi ke dunia itu. Akan tetapi, dia takut untuk kembali. Anastasya bukanlah lawan yang mudah untuk dilawan.