Langkah-langkah kaki itu berjalan tergesa-gesa menyusuri koridor rumah sakit yang sudah mulai ramai. Hari Sabtu paginya diwarnai dengan kabar mengejutkan dari Shaka bahwa Oriana sudah dapat dijenguk. Tanpa pikir panjang, Sheren langsung bergegas menuju rumah sakit didampingi oleh Shaka, kuasa hukum mereka, dan seluruh anggota Golden Team.
Sheren membuka pintu kamar rawat Oriana dengan sedikit kasar. Terlalu banyak perasaan berkecamuk dalam dadanya sekarang. Dia memasuki ruang rawat itu dengan terburu-buru. Manik matanya melihat Oriana yang juga tengah menatapnya dengan tatapan sayu. Tubuh Oriana jauh lebih kurus daripada yang diingat oleh Sheren ketika terakhir mereka bertemu. Wajah gadis itu juga sangat tirus dan pucat. Tangan kanannya dibebat perban tebal.
"Jadi, apa yang sebenernya terjadi? Kenapa kamu ngelakuin hal ini?" cecar Sheren.
