Pagi menyambut dengan terik cahaya yang menelusup lewat pembatas kaca. Bunyi dering alarm yang disetel sudah meronta beberapa kali, namun tak juga ditanggapi sosok terbalut selimut tebal yang sampai menenggelamkan kepala.
Wajah yang sudah sembab dengan bekas lelehan air mata yang terus disusul dengan yang baru. Semalaman remaja itu tak bisa tidur, kesedihan terus saja mengajaknya untuk larut. Tenggorokannya sampai mengering karena isakan yang menggambarkan tersayatnya hati.
Tubuhnya meringkuk seperti kehangatan benda disekelilingnya tak berguna. Pelukannya pada bantal yang dibayangkan sebagai imitasi Mike, nyatanya tak meredakan. Aroma yang masih tertinggal, tak bisa menipu hatinya yang menginginkan kehadiran Mike secara nyata.
Semua itu hanya khayal untuk bisa terkabul. Keinginannya terlalu muluk untuk bisa direalitakan. Devan seperti tengah menjelma menjadi sosok serakah yang mengharapkan hal lebih dari orang baik seperti Mike.