Seolah tak bisa menentukan langkah dengan pasti, Devan kembali menjadi remaja pasrah yang di tarik Nathan.
Setelah hari itu, Nathan semakin bertindak sesuka hatinya. Setiap bel istirahat berdering, ia akan menunggu di depan kelas Devan untuk bersama-sama menuju kantin. Remaja mungil itu tak bisa mengelak karena seringkali pria menyebalkan itu memberi kode paksaan dengan seulas senyum tipisnya saja.
Lagi-lagi Devan hanya bisa berperan sebagai seorang penurut yang di kendalikan. Fandy, Reno, dan Rifky hanya mengikuti di belakang dengan tawa cekikikan, Nathan merangkul bahu ringkih remaja mungil itu. Agaknya ketiga pria itu lebih mendukung jika Devan merasa tersiksa di tangan penguasa kejam.