"Laras, saya sudah pikirkan ini..."
Rafan berbicara dengan serius, membuat hatinya berdebar.
"Bagaimana kalau kita menikah ?"
***
Aku tak bisa tidur sama sekali, selepas papah keluar dari kamar ini, aku benar-benar terus berpikir keras menemukan jalan keluar.
Ucapan Papah bagaikan sebuah ancaman untuknya, pikirku kembali ke masa lalu dimana ketika aku masih bisa tinggal bersama mamah.
Waktu itu aku berumur sepuluh tahun, tanpa pernah aku bertemu apalagi melihat Papah kandungku, tapi pria itu tiba-tiba saja dia datang dan membuatku tak pernah bisa bertemu dengan mamah lagi.