"Oh maaf-maaf saya lupa kalau ada buta, aduh... Sayang sekali, padahal bunga ini begitu indah"
Si bangsat ini! Apa-apaan ucapannya itu. Sialan!
"Bagaimana ? apa saya bisa langsung menjenguknya sekarang ? dia ada di ka..."
"Saya tidak ingin ribut dengan anda, jadi pulang saja selagi saya masih baik, lagian juga saya harus berangkat kerja sekarang" ucap Rafan yang terlihat masih menahan emosi dalam dirinya.
Vano tersenyum penuh kemenangan. "Wow! tenang-tenang, coba anda cium harum bunga ini, mungkin bisa meredakan emosi anda"
Rafan segera menepis buket bunga itu saat Vano dengan sengajanya menyodor-nyodorkan pada hidungnya.
Bangsat! Lo pikir Lo siapa Hah ?!"
Hilang sudah kesabarannya, bahkan dia yang sengaja menahan diri karena ada Javas saat ini sudah tak dia pedulikan lagi dengan emosi yang sudah tak tertahankan Rafan langsung mendorong tubuh Vano hingga pria itu tersungkur.
"Pak Rafan tenang Pak!"
****
"Pak Rafan tenang Pak!"
"Mas Rafan"
"Ada apa ini ?!"