Klek!
Rafan menghembuskan nafas seketika begitu ia mendengar suara pintu kamar mandi itu tertutup, setelah ia menahan nafasnya saat gadis itu berada di dekatnya.
Sadar Rafan. Dia itu sudah mengkhianatimu!
Pria itu menggeleng pelan melupakan apa yang ia pikirkan, tangannya mulai meraba-raba ranjang mencari Jas putih yang di taruh Laras lalu memakainya.
Aku harus cepat memakai Jas ini, jangan sampai gadis itu keluar saat aku membuka pintu, nanti dia bisa kabur.
***
"Bibi!"
"Bi Inem!"
Rafan berteriak begitu keras memanggil pembantu tepat di depan pintu kamarnya, tidak merasa bersalah sama sekali karena ini masih pagi buta dan dia sudah berteriak sekeras itu.
"BI INEM!" teriaknya lagi karena pembantu itu masih belum juga datang padanya.
Kemana Bi Inem ini, bukan cepat datang kesini!
Rafan begitu gusar menunggu Inem di depan pintu, dia takut kalau gadis itu sudah selesai mandi dan menemukan pintu kamarnya terbuka.
"BI INEM!"