Chereads / ONLY LIFE ONCE / Chapter 9 - BAB 09 Iri Sama Dia

Chapter 9 - BAB 09 Iri Sama Dia

Tak terasa aku bekerja di sini sudah 2 bulan namun belum ada bakal diangkat sebagai karyawan tetap di Perusahaan Kebahagiaan, rasanya lama bener dah perasaan kata orang-orang disini kalau melakukan kerja keras bakal diangkat sebagai karyawan tetap.

Ya kali selama 2 bulan langsung diangkat sebagai karyawan tetap pastinya ada proses dulu untuk di nilai apakah layak enggak diriku untuk diangkat sebagai karyawan tetap? Kalau memang layak pasti ada kabar dari Direktur untuk memasuki ke ruangan membahas perihal ini.

Seiring berjalan waktu ada seorang karyawan magang memasuki ke ruangan Direktur kok aneh ya perasaan ia baru 1 bulan feelingku enggak enak nih, setelah beberapa menit akhirnya dia keluar dari ruanga dengan ekspresi wajahnya sangat happy banget.

Apakah aku harus bertanya dengannya? Kenapa bahagia banget selepas keluar dari ruangan Direktur? Kalau begitu berarti aku kepo dong tidak mungkin tanya seperti itu pasti dia akan berpikiran aneh-aneh tentangku "Ini orang kenapa ya tanya seperti ini apakah ia iri kepadaku?" Ingin sekali seperti dia namun caranya bagaimana ya? Membuatku bingung saja.

Betapa keinginku diangkat sebagai karyawan tetap bakal terwujud 5 tahun kemudian rasanya lama sekali tapi aku tetap semangat dan berikhtiar menerima pekerjaan ini dengan ikhlas, tanpa peduli apa kata orang mengenai diriku? Namun ada saatnya aku jenuh berkerja sebagai OB sampai-sampai diriku melamun pada saat kerja.

Pada waktu itu aku sampai di tegur sama karyawan disini "Kenapa kamu melamun? Kalau kerja itu serius, kamu mau di pecat hah." tak berkutik sama sekali walau banyak orang tapi enggak ada satu pun yang membelaku, hah jadi begini ya kalau tidak ada membelaku rasanya seperti menyakiti oleh kekasih dulu.

Sebelum itu sempat mikir dulu pernah enggak membela teman pada saat ia di kejar oleh warga sekitar melakukan aksi kejahatan, nah sekarang bagianku yang mengalaminya begini ya rasanya enggak enak lebih baik melakukan kebaikan daripada harus melakukan kejahatan membuat mereka tak suka kepadaku.

Sampai sekarang pun ada saja tak suka padahal aku tidak lakukan aksi kejahatan tapi mereka enggak mempercayainya cuma teman lamaku Firdaus sama Rita yang lainnya boro-boro yang ada selalu menghindar dariku, tak masalah begitu yang penting hubungan pertemananku dengan mereka berdua baik-baik saja jangan terulang kembali seperti dulu.

Jangan pergi ya teman-teman disini diriku tidak mempunyai siapa-siapa lagi orang tua sudah meninggalkan bumi sudah tenang di alam sana cuma kalian berdua masih ada di bumi ini, tolong kalau aku mempunyai salah di ingatkan kembali supaya tidak terulang.

Jam istirahat pun telah tiba kami bertiga makan siang bersama-sama cuma Ersya yang enggak ada karena sakit, jadinya diriku tidak bisa traktir padahal hari ini mau traktir ya sudah enggak apa-apa lain waktu memang diberi kesempat untuk mengobrol berdua dengannya.

Makin teringat kejadian waktu Ersya curhat kepadaku mengenai telah bertobat tidak melakukan kejahatan lagi, namun ada satu sisi membuatku mempunyai jatuh cinta kepada dua sosok perempuan yaitu Ersya Azzahra dan Rita Putri.

Jadinya aku bingung mau pilih yang mana apakah perlu ya tunggu waktu yang tepat untuk mengungkapin perasaanku, kalau menunggu terlalu lama bakal diambil sama orang lain nanti aku akan mengalami rasa galau lagi kedua kalinya.

Sekarang waktunya bangkit dari ketepurukan yang kualami dulu tapi apakah sanggup diriku tidak mengingat kembali tentang mantan pacarku, seiring berjalan waktu aku pun tak merasa bisa melupakan dirinya.

Biar waktu saja yang mengwujudkan kapan bisa lupakan dia dari hidupku aku bisa mengungkapin perasaanku kepada dua perempuan walaupun harus memilih salah satu, masa ya harus keduanya jadi pacarku nanti dari salah satu bakal ada yang sakit hati.

Aku enggak mau kalian berdua mengalami sakit hati yang kuperbuat tapi apakah diriku bisa dipendam sampai waktu yang tepat untuk mengungkapin perasaanku dihadapan mereka? Tapi aku enggak bisa memilih keduanya harus pilih salah satu dari kalian, semoga saja secepatnya menemukan sosok perempuan yang tepat untuk dinikahkan.

Walau kerja sebagai OB enggak apa-apa yang penting halal, kalian berdua bisa menerimaku apa adanya kalau memang tidak ada yang cocok terpaksa harus menghapus perasaanku, mencari perempuan yang benar-benar tulus mencintaiku dan menerimaku apa adanya.

Sejak kejadian ini aku mulai memikirkan untuk bersikap dengan sewajarnya namun bukan berarti tidak mau mengobrol dengannya, dengan satu sisi juga kuingin sekali mengobrol sama kalian berdua namun dengan waktu yang berbeda.

Pada akhirnya aku pun bisa melakukannya walau hanya beda hari saja sedangkan keinginanku ingin sama keduanya tapi selepas berpikir cukup panjang akhirnya kumemutuskan tidak supaya keduanya tidak sakit hati, itu pun memang mempunyai rasa suka kepadaku.

Mencintai akan datang kapan pun

Tidak berdasarkan waktu, hari ataupun tanggal

Sudah timbul dalam hatinya

Rasanya seperti dahulu aku mencintai seseorang

Hanya saja dia tidak tulus mencintaiku dengan sepenuh hati

Sampai membuatku sakit hati

Dan enggak bakal membuka hatiku untuk menerima seseorang lagi