Chereads / ONLY LIFE ONCE / Chapter 12 - BAB 12 Ternyata

Chapter 12 - BAB 12 Ternyata

Hari ke hari yang telah kulalui mendapatkan kabar dari seseorang bahwa cowok itu ternyata benar-benar adikku entah kenapa aku belum percaya bahwa itu adikku, apa seharusnya tanya ke Rita supaya ada kepastian.

Tapi ngomongnya bagaimana ya? Masa ya langsung to the point tanpa ada basa-basi dulu, kedua kalinya aku harus mengobrol sama perempuan yang kucintai walaupun sudah mempunyai pacar bukan berarti harus putus silaturahmi tapi jaga silaturahminya.

Alasan seperti itulah yang membuatku susah untuk mengobrolnya ditambah juga aku orangnya pemalu selepas berdekatan sama dia kalau bertiga sih yah bisalah walau ia juga akan mengetahui obrolan kami, asalkan jangan kasih tahu kepada orang lain perihal masalah ini.

Namun apakah Rita ada waktu untuk mengobrol bersama aku atau tidak kalau misalkan sibuk ya bagaimana lagi enggak bisa memaksakan ia takutnya merasa risih. resah terhadapku, nanti tidak mau berteman lagi sama aku.

Paling utama sih tunggu waktu yang tepat untuk pembicaraan mengenai apakah pacar Rita itu benar-benar adikku atau enggak? Karena sudah terlalu lama tidak berjumpa dengannya, terakhir pas sebelum aku diusir sama Bapak masih sekitar 5 tahun itu pun kalau enggak salah.

Berharap sih dia masih ingat kepadaku walaupun nanti bakal terjadi keributan cukup besar memang masih ingat kejadian di masa lalu, tapi aku benar-benar ingin minta maaf kepadanya, menyesal sekali telah membawa uang untuk keperluan sehari-hari, kebutuhan pangan, kebutuhan pokok, dan membiayai Sekolah adikku.

Sampai adikku enggak bisa melanjutkan Sekolah gara-gara aku yang pengennya hidup enak doang tanpa memikirkan orang tua bersusah payah cari uang dari pagi sampai malam, setelah berminggu-minggu maupun berbulan-bulan akhirnya aku sadar bahwa cari uang itu susah enggak gampang apa yang dipikirkan olehku, ya sudahlah sekarang tak perlu memikirkan masalah yang lama tapi untuk saat ini hanyalah bagaimana supaya bisa bertemu sama adikku sekarang sudah pacaran dengan Rita.

Memahami kondisi seperti ini membuatku mengingat pada waktu masih sama mantan pacarku walaupun pada akhirnya berlabuhnya kepadaku, padahal cowok yang sedang dekat sama mantan pacarku itu orang kaya dibanding denganku tidak mempunyai apa-apa, tapi sekarang aku sudah suka sama Rita heh dia sukanya sama adikku walaupun belum ada buktinya bahwa itu adik kandungku.

Beberapa hari kemudian aku sama Firdaus bertemu dengan Rita dengan suasana menyedihkan entah kenapa dia langsung ingin curhat bersama kita berdua, padahal kita berdua sedang keadaan cape habis pulang dari kantor.

Demi temanku enggak apa-apalah yang penting Rita kembali bahagia walau nanti tahu apa yang terjadi kepadanya, cukup lama kami berbicara sampai melupakan Shalat saking serius enggak ingat bahwa kami harus melaksanakan Shalat lima waktu.

Setelah mengetahui yang sebenarnya ternyata pacarnya selingkuh sama temannya padahal Rita sudah sayang banget kepadanya, namun apa yang membuatnya berselingkuh sama cewek lain ialah teman Rita sendiri.

Waduh gawat sekali memang benar adanya lebih baik memberikan solusi yang sepatutnya membuat dia tumbuh dalam dirinya semangat kembali, pasti nanti ketahuan juga pacarnya siapa yang sebenarnya? Semoga saja cowoknya datang kesini temui kami untuk membahas persoalan selingkuh dengan teman Rita sendiri alasan kenapa?

Setelah menunggu cukup lama akhirnya datang juga kesini pas lihat cowoknya benar dugaanku dia adikku, aduh makin deg-degan kalau melihatku bagaimana? Mudah-mudahan saja enggak ingat masa lalunya.

Supaya diriku bisa memperbaiki hubunganku dengan adikku sekaligus untuk minta maaf kepadanya jangan sampai setelah melihatku langsung meninggalkan tempat yang kutemui di sebuah resto di Jakarta Selatan jam 17.30, rasanya sedih sekali kalau memang aku harus tidak bersama adikku lagi.

"Ngapain kamu disini bersama mereka sambil nangis?" tanya Boy membentak pacarnya.

"Bukan begitu dengerin dulu lah masa sampai disini langsung marah-marah ini tempat umum," ucap Rita sambil mengeluarkan air matanya.

"Heh kamu itu pacarku harus turut apa yang kubilang jangan melawan kalau melawan tahu akibatnya," ucap Boy.

"Heh kamu ngapain bentak pacarmu sendiri seharusnya kamu harus bahagiakan jangan membuat temanku nangis gara-gara kamu selingkuh sama temannya sendiri," ucap Firdaus.

"Aduh aku bingung apa yang harus kuperbuat soalnya ia adalah adikku," ucap dalam hatiku.

"Heh kamu ngapain diam saja? Kenapa tidak membela temanmu selalu menangis saja?" tanya Boy.

"Heh seharusnya kamu sadar perempuan itu butuh kasih sayang, membahagiakan bukan membuat temanku menangis," ucap Frendy memberikan nasihat kepada adikku.

"'Kenapa kamu berikan nasihat kepadaku? Kenal juga enggak," ucap Boy terheran-heran mendengar kata-kataku.

"Oh gitu oke sama kakak sendiri kayak gini, kamu sudah berubah menjadi posesif sama pasangan sendiri," ucap Frendy langsung to the point bahwa aku adalah kakaknya.

"Tunggu apa kakak heh aku pun tidak kenal sama kamu, jangan mentang-mentang bahwa diriku adalah kakakmu," ucap Boy tidak percaya.

"Oke kalau begitu sekarang kamu pergi dari sini, jangan deketin temanku lagi putus saja buat apa punya pasangan sepertimu," ujar Frendy mengusir adikku dari tempat makan.

"Oke hey kamu mulai detik ini kita putus jangan hubungi aku lagi," ucap Boy meninggalkan tempat makan.

"Sekarang kamu harus benar-benar melupakan cowok itu tidak pantas jadi pasanganmu, seharusnya carilah pasangan yang benar-benar tulus mencintaimu sepenuh hati," ujar Frendy.

"Hemmmmmmm,,,,,...,,,,,,," ucap Firdaus.

"Apa Firdaus?" tanya Frendy.

"Enggak apa-apa terusin lagi ngobrolnya," ucap Firdaus.

"Kenapa sekarang kamu diam?" ujar Frendy melihat Rita diam saja.

"Hmmmmm,,,...,,,...,,,..." ucap Rita.

"Kamu enggak suka aku minta cowok itu putus darimu?" tanya Frendy.

"Kamu ngapain ikut campur urusanku dan menyuruhnya putus dariku," ucap Rita.

"Aku peduli sama kamu," ucap Frendy.

"Kalau kamu peduli seharusnya mendukung hubunganku sama dia," ujar Rita masih mengeluarkan air matanya.

"Kamu belum sadar juga kan tadi curhat bahwa dia selingkuh?" tanya Frendy bingung mengenai curhatan tadi.

"Hah terserah kamu aku pengen sendiri lebih baik kalian pergi dari sini," ucap Rita dengan ekspresi marah sambil mengeluarkan air mata.

"Oke kita berdua pulang kalau ada apa-apa hubungi kita," ucap Frendy.

"Oke," ucap Rita jawabnya singkat.

Kita berdua pun keluar dari tempat makan meninggalkan Rita masih di dalam sambil menangis, gara-gara aku sendiri membuat mereka harus putus menyesal sekali menyatakan seperti itu, sekitar pukul 19.00 selesai melaksanakan Shalat isya kulihat ada Boy sedang berjalan bersama cewek namun itu bukan Rita.

Aku makin penasaran dia bersama cewek siapa? Tapi masih bingung mengikuti dari belakang pakai apa? Untung saja ada Firdaus yang siap mengikutinya dengan perlahan-lahan supaya tidak ketahuan, dia sama ceweknya sedang menuju ke sebuah mall di Jakarta Selatan sekitar pukul 19.30 malam.

Kesalahanku membuat ia marah

Lalu mengusir dari tempat makan

Padahal aku peduli, sayang

Dan juga tulus mencintainya.