Chereads / tak seindah pelangi / Chapter 2 - ketika semuanya hancur

Chapter 2 - ketika semuanya hancur

"Sora cepetan pulang, mama.. dia.." sambungan telepon dari seberang sana terdengar tidak jelas.

"Kak? Mama kenapa? Kakak? Jawab aku kak Mama kenapa?!"Sora panik, dia berdiri dan mencari-cari sinyal barang kali itu adalah gangguan sinyal.

Tapi tiba-tiba Sambungan telepon terputus dan membuat Sora semakin panik. Dia mencoba menelpon kembali tapi tidak dapat terhubung .

"bus-nya kapan datang sih" kesal Sora. dalam keadaan panik itu ia memutuskan untuk pulang dengan berlari. Sora berlari sambil terus berharap agar tidak terjadi apa-apa pada ibunya.

Sora sampai didepan rumahnya. rumah yang berlantaikan kayu itu dikelilingi warga setempat yang ingin tahu apa yang sedang terjadi didalamnya itu.

dan kedatangan Sora ditempat itu mengundang banyak perhatian dan beberapa dari mereka berbisik membuat spekulasi sendiri.

"Mama? kak Zoya?" Sora semakin panik karena semua orang malah berkumpul di depan rumahnya dan ia pun masuk kedalam rumah dengan tergesa-gesa. rumah yang tadi pagi terlihat sangat rapi itu kini keadaannya bahkan lebih buruk dari pada diterjang badai. semua barang-barang terlepas dari tempatnya. pecahan kaca dimana-mana.

Sora berlari ke kamar ibunya dan disana dia tidak menemukan siapapun. dan kemudian ia berjalan ke arah dapur berharap ibunya ada disana namun ternyata nihil. semua orang pergi setelah mereka meninggalkan kekacauan ini.

Sora mengambil ponsel dari saku baju seragamnya. mencari nomor yang akan ditujunya dan menekan tombol hijau untuk memulai panggilan. Sora menunggu cukup lama jawaban dari seberang sana.

"halo?" sambungan suara dari seberang sana. teleponnya sudah tersambung.

"kak? kak Zoya dimana? Mama gimana? mereka sama kakak kan? terus..." tanya Sora panik.

"Sora tenang dulu. jangan panik.. semuanya baik-baik saja kok. kecuali mama, dia..." ucapannya terpotong karena ia tidak tahu harus mengatakan apa.

"Mama kenapa? dia baik-baik aja kan?" Sora semakin panik karena ucapan kakak iparnya yang tergantung.

"Mama terluka"

"apa?! terluka di bagian mana? parah nggak? papah jahat banget sih" sora syok dengar berita itu. kakinya seketika lemas sehingga ia terduduk diatas lantai.

"kamu kesini aja deh, alamatnya nanti Kaka share lewat line. oiya jangan lupa bawain pakaian buat kakak sama kak Zoya"

setelah mematikan telepon Sora segera membenahi apa saja yang dititipkan kakaknya tadi. Dan dengan cepat Sora langsung menuju lokasi yang sudah diberitahukan lewat chat yang dikirimkan kakaknya.

sepuluh menit kemudian.

Sora sampai disebuah rumah sakit yang terletak tidak jauh dari rumahnya. rumah sakit itu terlihat sedikit sepi karena mengingat hari sudah sangat malam. Sora berlari menuju ke meja resepsionis rumah sakit itu untuk meminta ijin kunjungan pasien.

setelah selesai meminta izin ia langsung berlari dengan cemas menuju tempat dimana ibunya berada.

"mama? gimana keadaannya? baik-baik aja kan? nggak parah?" Sora meledak dengan segala pertanyaannya.

Sora terkejut ketika melihat seorang wanita yang terbaring di atas ranjang dengan banyak kabel terlilit ditubuhnya. air matanya tidak terbendung lagi, Sora berlari dan langsung memeluk tubuh ibunya. dia menangis. Sora menangis tersedu-sedu dalam pelukan ibunya.

wanita itu kini dalam keadaan koma setelah kepalanya dihantam dengan botol minuman keras oleh sang ayah, begitu lah kira-kira cerita yang didengar Sora dari kakaknya.

**

Sora terduduk dan terdiam disamping ibunya, sudah dua hari dia seperti ini. seperti manusia zombie. tanpa ekspresi dan ia tidak mau melakukan apa-apa. bahkan disaat terpuruk seperti inipun tidak ada yang menyemangatinya dan menemaninya. teman-temannya tidak ada yang datang satupun karena mengingat semua orang memang benci dengannya.

cklek...

suara pintu terbuka dan terdengar suara langkah kaki mendekatinya dan orang itu berdiri tepat disamping Sora.

"Sora, ini aku niken. kamu baik-baik aja kan?" Niken membungkukkan badannya dan mencoba berbicara dengan sora disertai senyuman yang mengembang di bibirnya.

Sora masih tidak bergeming, tatapan matanya kosong. Sora terlihat sangat lelah. matanya terlihat sangat cekung dan menghitam, bibirnya pucat dan tubuhnya terlihat kurusan.

Niken khawatir dengan kondisi temannya itu, kemudian ia mengeluarkan kotak bekal dari dalam tasnya dan memberikannya kepada Sora. tapi Sora masih terdiam seakan tidak menyadari keberadaannya.

"oiya ini aku bawain kamu makanan. katanya kamu belum makan apapun dari kemarin kan? biar aku suapin deh mau kan? Sora Aaa~" Niken mencoba menyuapi Sora tapi Sora masih tidak meresponnya.

Sora masih diam dan Niken masih tetap berusaha menghiburnya. ia menceritakan apa saja yang terjadi di kelasnya dan membicarakan apa yang sebenarnya tidak perlu dibicarakan.

tapi sora bahkan tidak bereaksi sedikitpun.

Niken menyerah. seberapa banyak dia berbicara pun Sora tetap tidak akan mendengarnya.

"Sora kamu coba ngomong dong.. jangan diam aja.. aku udah capek-capek ngomong kamu bahkan ngga bereaksi sedikitpun. seenggaknya senyum kek.. jangan diem aja kayak patung.. Sora sadar dong jangan kek gini.. aku takut tau ngga? hiks.. Sora.." Niken menangis sambil terus menguncang-guncangkan tubuh Sora.

Dan dalam diamnya Sora terlihat menitikkan air matanya. air matanya jatuh dengan sangat deras. Niken yang menyadari hal itu pun langsung tersenyum bahagia. Niken mengulurkan tangannya dan menarik Sora dalam dekapannya.

Sora menangis dalam pelukan sahabatnya itu. mereka berdua saling terdiam dan memeluk satu sama lain. diruangan itu kini hanya terdengar suara tangisan mereka berdua.

Beberapa menit telah berlalu. akhirnya Sora telah tersadar kembali berkat bantuan dari Niken. Sora yang 2 hari yang lalu itu terlihat tak berekspresi kini dia bisa tersenyum kembali. mereka berdua mengobrol dan tertawa bersama.

"Sora gimana kalau sekarang kamu latihan ajah?"

"latihan apa?" tanya sora penasaran.

"latihan supaya kamu terbiasa hidup tanpa Mama kamu" mendengar itu Sora langsung melempar bantal duduknya tepat di wajah Niken.

"sembarangan aja ngomong-nya" kesal Sora.

"hehe maaf.." Niken mengatupkan kedua tangannya dan bersujud layaknya seseorang yang sedang meminta restu saat acara pernikahan. sungkem tepatnya.

"atau gini ajah, gimana kalau kita bikin kejutan buat Mama kamu nanti?"

"kejutan apa?" Sora semakin penasaran dengan ide-ide cemerlang yang dimiliki temannya yang satu ini.

"kita buat beliau terkejut dengan penampilan barumu ajah. gimana?" Semangat Niken sangat membara sampai-sampai Sora yang mendengarkannya pun ikut semangat karena tingkahnya.

"maksudnya gimana?"

"masa ngga tahu?" Niken malah balik tanya dan karena tingkahnya itu Sora kembali melemparkan bantal duduknya lagi.

"ish.. jelasin dong" Sora semakin kesal karena dirinya dibuat penasaran terus sama Niken.

"hehe iya deh..., dengerin dulu makanya. maksudnya itu kamu ngurusin badan kamu dan mempercantik penampilanmu supaya kalo nanti ibu kamu udah sadar nanti dia bakal kaget deh liat penampilan baru kamu. hebat kan ide ku?" Niken Menaik turunkan alisnya. dan dia terlihat seperti orang bodoh.

Sora masih mencoba mencerna perkataan sahabatnya itu.

"ah tapi bakalan susah deh kayaknya"

"nggak susah kok. cuma harus tekun aja jalaninya" senyum bangga masih merekah di wajah ayu Niken.

"gimana ya.. aku sih setuju aja tapi kayaknya mustahil deh"

"nggak bakal mustahil. aku bakal bantu kamu deh.. janji!" tegas Niken dan dia pun mengangkat jari kelingkingnya seraya membuat janji.

" aku nggak yakin sih tapi dicoba aja dulu deh hehe" Sora tersenyum dan mengaitkan jari kelingkingnya ke jari kelingking niken.

mereka berjanji bersama-sama membantu mengurangi berat badan Sora.

*hari Minggu telah tiba dan mereka menuju ke Monas sesuai janji mereka semalam. rencananya hari ini mereka akan joging bersama.

Sora sudah sampai duluan karena rumahnya tidak jauh dari kawasan ini. Dia duduk di atas trotoar jalan, sudah lima belas menit berselang tapi Niken belum juga datang. Sora yang sedari tadi belum makan itu pun langsung menuju ke stan makanan yang ada disana.

bubur ayam yang ada disini memang terkenal enak dan karena hal itulah Sora mencoba nya. Sora duduk di kursi plastik berwarna hijau itu sambil memakan bubur ayam yang diberi tambahan krupuk itu. Sora memakannya dengan sangat lahap, baru kali ini dia bisa makan selahap itu setelah beberapa hari dia tidak bisa makan karena stress dengan kondisi ibunya.

"wah enak banget tuh kayaknya.." suara dari belakang kuping Sora itu membuatnya langsung tersentak kaget. ia bahkan hampir tersedak karena saking kagetnya.

"uhuk... uhuk... kamu ngapain ada disitu?" tanya sora terbatuk-batuk.

"harusnya aku yang tanya begitu tau?!"

"iya juga" Sora mengiyakannya.

Niken menarik kuping Sora layaknya ibu yang sedang memarahi anaknya. Niken juga menyeretnya sampai Sora menjauhi segala stan makanan yang ada disana.

"oke,sekarang kita mulai pelajaran pertama. yaitu pemanasan dulu" as setelah Niken menjelaskan peraturannya kemudian ia memimpin Sora untuk mengikuti semua gerakannya.

mulai dari pemanasan, berlari sampe senam aerobik. semua itu dilakukannya demi hasil yang maksimal.

beberapa hari telah berlalu, setiap sore mereka selalu mengunjungi lapangan olahraga untuk berolahraga disana. walaupun mendapatkan banyak cemoohan sekarang mereka tidak peduli lagi.

terkadang Abie the geng datang ke sana dan mengacaukan segalanya tapi hal itu tidak akan bisa menghalangi mereka lagi. walaupun mereka berdua masih takut dengannya hal yang dapat mereka lakukan hanyalah terus melarikan diri.

Sora terus berlatih, setiap sore dia berlari mengelilingi kompleks rumahnya setidaknya 3 kali putaran. tanpa lelah ia terus berusaha.

hingga suatu ketika...

🌵preview eps selanjutnya..

seorang gadis cantik dengan rambut panjang sebahu menarik perhatian seluruh isi sekolah. setiap langkah kakinya mengundang seluruh tatapan mata yang tidak bisa berpaling darinya.

"wah liat siapa itu?"

"cantik banget"

pujian-pujian seperti ini bahkan sudah hampir biasa terdengar olehnya.