Chereads / tak seindah pelangi / Chapter 3 - perubahan

Chapter 3 - perubahan

Sora menghabiskan waktu liburannya untuk memperbaiki penampilannya. berkat arahan yang diberikan Niken kini dia sudah terlihat jauh lebih baik.

badan gemuk bergelambir miliknya telah hilang, pipi chubby'nya bahkan sudah terlihat tirus. wajah yang dulunya polos sekarang sudah dipolesi make up.

penampilannya naik drastis. sekarang tidak ada lagi yang namanya Sora gendut dan jelek. Pandangan orang-orang juga berubah terhadap dirinya berkat penampilannya yang baru ini. bahkan sekarang banyak anak-anak cowok yang menyatakan cinta padanya.

Sora dan Niken seperti biasa duduk dibangku taman sembari menikmati semilir angin yang berhembus ditempat itu. mereka berdua ngobrol santai seperti biasanya.

"itu Sora kan?" tanya Abigail pada teman-temannya yang melihat Sora dan Niken dari kejauhan.

nancy menyipitkan matanya agar bisa melihat dengan jelas siapa orang itu.

"hei, beneran sora loh" seru nancy kaget ketika dia mengetahui siapa dia.

mereka bertiga berjalan mendekati Niken dan Sora yang sedang duduk di tempat yang biasa mereka duduki.

"hei~ siapa ini?" Sora dan Niken terperanjat kaget melihat kedatangan mereka bertiga. pasalnya sudah hampir setengah bulan mereka berdua belum diganggu oleh Abie the geng.

"Sora? kenapa beda banget sekarang? uluh~ tambah cantik deh" nancy mengelus ujung rambut Sora dan memainkannya.

"nan-nancy tolong jangan ganggu kami berdua lagi aku mohon" ujar Niken takut-takut.

"nan-nancy tiling jingin ginggi kiti birdii ligi Iki mihin" kata Retta menirukan ucapan Niken dengan menggantikan kalimatnya menggunakan vokal 'i'.

Sora dan Niken semakin menunduk takut, yang tadinya mereka berniat untuk berani melawan mereka bertiga di semester kali ini tapi malah ujung-ujungnya sama. mereka masih tetap takut.

Abie dibuat kesal karena penampilan baru Sora yang bahkan terlihat lebih cantik dibandingkan dirinya. Abie memperhatikan Sora dari atas sampai bawah, dia sekarang terlihat sempurna.

"kurang ajar!" sarkas Abie kesal.

"Lo kenapa bie?" tanya retta yang sedari tadi memperhatikan sahabat dari kecilnya itu.

"Sora brengsek!" umpatnya lagi dan kemudian menarik lengan Sora kasar. ia membawa Sora naik ke tempat dimana ia biasa melampiaskan amarahnya.

"awh Abie jangan.. tolong lepasin aku" ringis Sora kesakitan. Abie tidak menghiraukannya seperti biasa.

/plak/..

berkali-kali Abie menampar dan menjambak rambut Sora. menendangnya dan bahkan menginjak-injak tubuhnya. Sora yang masih tetap sama itu tidak bisa melawan atau bahkan melindungi dirinya sendiri.

Sora menutup matanya dan membiarkan Abie membabi buta. menahan rasa sakit itu sedikit lebih lama lagi baginya bukanlah sebuah masalah besar. Sora tidak ingin menghabiskan masa-masa terakhirnya disekolah ini dengan membuat masalah untuk ibunya yang bahkan masih belum sadar dari komanya itu.

Sora menginginkan hasil terbaik diakhir masa sekolahnya ini. ia berencana membuat kejutan besar untuk ibunya nanti dengan nilai dan penampilannya yang baru ini.

nancy dan Retta hanya bisa menyaksikan kelakuan beringas sahabatnya itu.

napas Abie tersengal-sengal. ia sudah cukup puas sekarang.

"kenapa setiap jengkal dari tubuhmu itu selalu membuatku kesal?" Abie berdiri dengan menginjakkan satu kakinya diatas paha Sora.

"kau.. menjijikkan" lanjut Abie masih dengan napas yang terengah. tak lama kemudian ia meninggalkan tempat itu dan disusul dengan teman-temannya.

Sora masih tersungkur di atas lantai yang sudah panas akibat dari pancaran sinar matahari yang hampir siang ini. kemudian ia mencoba bangkit kembali dari posisinya. rasa sakit itu sudah seperti hampir menyentuh tulang-tulangnya. nyeri dimana-mana, hidungnya berdarah dan pipinya bengkak akibat tamparan keras yang diberikan Abie tadi. seragamnya kotor, tapi untungnya ia membawa seragam cadangan, untuk mengantisipasi hal-hal seperti ini terjadi lagi. bahkan sepertinya Sora sudah terbiasa dengan hal ini.

setelah mengganti pakaiannya dan mengobati luka-lukanya kini ia sudah berada di kelasnya lagi. suasana baru terjadi dalam kelas itu. kelas yang dulunya Sora bahkan tidak diperlakukan seperti manusia kini semuanya berbanding terbalik.

semua siswa kini sering menanyakan beberapa mata pelajaran kepadanya. memang dulu Sora adalah siswa yang cukup pintar tapi hal itu tidak pernah dipandang oleh teman-temannya karena dulu dia jelek.

hampir semua siswa ketika bertemu pandang dengannya tersenyum, yang dulu mungkin mereka langsung membuang muka ketika mereka bahkan belum menatap matanya.

perubahannya itu membuat Sora lebih terpandang dibandingkan dulu yang sepertinya kehadirannya bahkan tidak diinginkan. Sora senang dengan perubahannya kini.

"Sora, ke kantin yuk?" ajak Hani yang dulu selalu membuat Sora seperti di neraka itu sekarang malah menawarkan ajakan yang bahkan dulu enggan dikatakannya.

"enggak deh"jawab sora tersenyum kikuk. pasalnya ia masih tidak mau berteman kembali dengannya setelah apa yang terjadi di hari dimana ia dipermalukan didepan anak-anak satu sekolah karenanya.

"oh.. yaudah deh. bye Sora" Hani melambaikan tangannya pada Sora.

Sora yang menyadari hal itu hanya bisa tersenyum kecut.

Sora masih tidak percaya dengan perubahan Hani dan semua orang. pendapatnya tentang 'the power of good looking' itu memang benar.

Sora sekarang percaya penampilan dan kekuasaan itu penting. terbukti bahwa sekarang dia diperlakukan lebih manusiawi berkat penampilannya yang sekarang. sekarang dia juga mengerti kenapa Abie the geng bahkan tidak pernah dipermasalahkan karena kelakuan mereka yang bahkan seperti binatang itu tentu saja hal itu terjadi karena latar belakang keluarga yang bagus dan juga penampilan mereka yang cantik.

hari sudah semakin sore dan sudah waktunya untuk para murid pulang.

Sora berencana untuk langsung pergi ke rumah sakit menjenguk ibunya, seperti hari-hari sebelumnya. tapi kali ini entah sejak kapan Hani dan teman-temannya mengikuti dirinya pulang.

"Sora ibumu masih dirumah sakit?" tanya Tasya yang sedari tadi tidak mau melepaskan tangannya dari pundak Sora.

Sora hanya tersenyum ramah saat menjawabnya.

"kita jenguk sama-sama yuk gaes" ajak Hani yang entah sejak kapan bersemangat sekali itu.

Sora masih ragu dengan kebaikan mereka semua. tapi Sora lebih memilih untuk menikmati kebahagiaan yang sebenarnya palsu itu.

Sora dan teman-teman Hani telah sampai di tempat dimana ibunya dirawat. disebuah rumah sakit swasta di daerah Jakarta Selatan. rumah sakit Citra Medika namanya.

mereka semua berjalan melewati setiap koridor dirumah sakit itu. karena ibunya Sora ditempatkan di ruangan khusus yang terletak di lantai 3 bangunan itu mereka semua harus berjalan sedikit jauh untuk sampai ke ruangan itu.

"Sora~ nggak ada lift disini? capek nih naik tangga Mulu" rengek jihan. anak dengan rambut berwarna hitam itu memang terkenal dengan sifatnya yang manja.

"ehm liftnya masih rusak, belum tau mau diberikannya kapan" jawab sora masih canggung.

"eh tapi kita kesini kok nggak bawa buah tangan sih? kan nggak enak sama ibunya Sora nanti"

"ah, nggak apa-apa kok. toh Mama masih dalam keadaan koma" jawab sora dengan nada yang mulai merendah.

"koma? sejak kapan? kok aku sampe nggak tau sih?" Hani terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan Sora tadi.

"hehe nggak apa-apa kok. nggak penting juga" ujar Sora masih dengan senyumannya.

"Sora ih, kok nggak mau ngasih tau kita" Hani merasa sedikit kesal, jika dilihat dari bagaimana cara dia berbicara.

"iya nih, kita kan teman" sambung Jihan yang hanya ditanggapi senyuman oleh Sora.

sepanjang perjalanan mereka semua heboh kecuali Sora. dia masih belum bisa menerima sikap baik mereka setelah apa yang dialaminya beberapa bulan lalu.

"semuanya, kita udah sampai. ini ruangan mamaku" kata Sora mengakhiri keributan teman-teman hani.

mereka telah sampai diruangan khusus untuk pengobatan luka bagian kepala. mengingat kenapa ibu Sora harus dirawat dirumah sakit karena kepalanya dihantam dengan benda tajam.

Sora masih tidak percaya pada dirinya sendiri. kenapa dia membawa orang yang bahkan pernah membuatnya dalam posisi yang sangat sulit itu ke tempat ini.

senyum Sora mengembang ketika melihat wajah teman-teman hani yang ikut sedih juga.

"kasian banget, ibunya Sora. btw udah berapa lama dia dirawat disini?" tanya Hani yang masih terus memandangi seorang wanita yang terbaring diatas ranjang rumah sakit itu melalui kaca pelindung.

"4 bulan" jawab sora dengan raut wajah yang sedih.

Jihan yang peka dengan situasinya langsung mengalihkan pembicaraan.

"Sora dimana kita bisa duduk?" tanya Jihan.

"oiya hampir lupa, sini ikut aku yuk" Sora tersadar dari lamunan nya. dan ia menarik lengan Jihan.

"kemana?" tanya Jihan memastikan.

"udah ikut aja"

Sora membawa mereka ke taman dibawah area khusus anak-anak.

tempat bermain yang disiapkan untuk anak-anak yang dirawat di RS itu terlihat sangat nyaman untuk ngobrol-ngobrol yang biasanya dilarang dirumah sakit.

"maaf ya, aku ngga ada minuman disini. jadi aku cuma bisa ngasih air mineral aja" ujar Sora sambil membagikan botol berisi air mineral yang dibelinya di kantin rumah sakit.

"nggak apa-apa. justru kita yang ngerepotin kamu. maaf yah"

Sora menjawab dengan senyuman seperti biasa. dan mereka mengobrol cukup lama. Dalam hati kecil Sora dia merindukan bagaimana rasanya punya banyak teman seperti dulu. dan hari ini dia merasakan rasa senang seperti dulu lagi.

🌷 jangan lupa like dan komen ya🌷

terimakasih💐