Chereads / jungkir balik dunia percintaan / Chapter 2 - secepat itu

Chapter 2 - secepat itu

Bel istirahat sudah di bunyikan sejak 5 menit lalu, namun gadis itu memilih untuk tetap di dalam kelas sembari membaca novel dengan judul yang menarik.

"Lo gak ke kantin?" tanya gadis di sampingnya

Namun tak ada sautan dari Zaza, memang kalau lagi baca novel Atau wattpad Zaza tipe orang yang tidak suka di ganggu.

Novita menyenggol lengan Zaza, "gue di kacangin mulu dari tadi."cibir Novita mengerucutkan bibirnya.

Zaza menghentikan aktifitasnya ia menatap Novita dengan malas.

"Apa?"

"Ke kantin yok, dari tadi gue ngajakin lo ke kantin tapi gue di anggurin mulu."

"Gue males."

"kok gitu, Ada apa?"

"Gue mau baca novel, Lo ke kantin aja."

"Ya udah, gue ke kantin ya." cewek berponi tipis tersebut akhirnya hilang dari pandangan juga.

Bukannya Zaza tidak ingin ke kantin hanya saja dirinya tidak memiliki uang sedikitpun untuk ke sana, lebih baik ia melanjutkan membaca novel.

Tiba-tiba datang ketua osis yang terbilang cukup tampan.

"Oi, gue bisa minta tolong gak?"

Gadis itu lagi-lagi mendengus sebal kenapa selalu saja ada yang mengganggu ketenangannya.

Ia meletakkan novelnya diatas meja, lalu menatap ketua osis itu dengan raut wajah sebal.

"Apa?"

"Tolong kasih ini sama Revita." ucap Ihsan sembari menyodorkan sebuah amplop kepada Zaza.

"apa ini?"

"Itu undangan dari SMA Garuda, kayanya sih ada tournamen volly."

" kenapa lo gak ngasih langsung aja ke dia."

"Tau lah gue kan ketua osis, jadi super padet jadwal nya." canda Ihsan sembari terkekeh pelan.

"sombong amat lo, btw Revita kelas apa?"

Ihsan menatap gemas ke arah Zaza, sepertinya gadis di hadapannya kurang bergaul.

"Lo hampir 2 tahun di SMA ini, tapi belum juga bersosialisasi sama lingkungan."

"To the point."

"Revita kelas XI ipa 3."

"Oh, nanti gue kasih,"

"Ya sudah gue cabut dulu ya? sampaikan sama dia." ucap Ihsan lalu melenggang pergi dari sana.

Zaza memasukkan novelnya ke dalam tas lalu ia bergegas memberikan titipan ini, sebelum bel masuk berbunyi.

Zaza melirik ke arah bed nama yang tertera XI ipa 3 lalu ia melangkahkan kaki masuk kedalam kelas tersebut, betapa terkejutnya Zaza ketika melihat lelaki yang tadi pagi telah membantunya.

Reyhan menatap Zaza sebentar, setelah itu ia keluar dari kelas melewati Zaza dengan wajah datarnya.

"Cari siapa Za?" tanya Dimas selaku ketua kelas XI ipa 3

Zaza menatap Dimas penuh tanya dari mana lelaki ini bisa tau namanya? bahkan Zaza tidak mengenalinya sama sekali.

Lelaki tersebut terkekeh melihat tingkah bingung gadis di hadapannya.

"gue tau nama lo kok, lo kapten basket yang memenangkan liga antar provinsi itu kan?" tanya Dimas lagi memastikan bahwa ini benar-benar Zaza.

Zaza mengangguk pelan, ya! Zaza sering memenangkan pertandingan basket antar provinsi lumayan jumlah uang nya bisa untuk biaya sekolah, kalau soal mata pelajaran Zaza tidak terlalu pintar.

"Kenalin gue Dimas." ucap Dimas sembari mengulurkan tangannya.

"Zaza."

"Modus aja lo bangsat." teriak temennya Dimas yang jelas gue gak tau siapa namanya.

Ya mungkin memang benar kata Ihsan gue orangnya kurang bersosialisasi makanya gue belum hafal nama-nama temen seangkatan gue.

"lo cari siapa?"

"Revita."

"Reppp? Repitaaa!" teriak lelaki tersebut dengan suara serak-serak basah.

Revita spontan melempar buku yang langsung mengenai jidat mulus Dimas

"Astaghfirullah!" desis Dimas sembari mengelus-ngelus jidatnya.

"Ada apa? "

"Itu lo di cari Zaza." tunjuk Dimas dengan dagu.

"Ada apa Za?" tanya gadis itu terlihat sok akrab.

Jujur Zaza juga belum terlalu dekat dengan Revita.

"Ini ada titipan dari Ihsan." ucap Zaza sembari memberikan amplop tersebut.

Revita mengernyit bingung, " apa ini?"

"Gak tau, gue cabut dulu ya bel masuk sudah bunyi."

•••

Zaza berjalan menelusuri koridor dengan langkah kaki malas, baru saja ia dari kantor apalagi kalo bukan tentang uang spp fyuh! Rasanya Zaza lelah dengan semua ini tapi mau bagaimana lagi.

Gadis itu mengambil tasnya di dalam kelas, kelas tersebut sudah kosong rupanya, berarti sudah lima menitan lalu jam pulang sekolah.

Ia berjalan menuju parkiran, tak sengaja matanya menangkap sosok yang sedari tadi kerap membuat hatinya berdegup lebih cepat.

Zaza tersenyum dari kejauhan menatap Reyhan yang semakin menghilang dari balik gerbang, rupanya Reyhan juga baru pulang.

Zaza menggelengkan kepalanya cepat ada apa dengan perasaannya ini.

"Apa mungkin gue jatuh cinta? Secepat itukah."

Zaza mengayuh sepedanya dengan santai ia tidak langsung pulang melainkan Zaza harus ke kedai sate dulu untuk menjual sate milik pamannya tersebut.

pamannya memang sangat baik kepada Zaza, ia memiliki 2 anak laki-laki yang satu sudah kuliah namanya Gazi dan satu lagi kelas 12 Galang.

Galang juga berstatus sebagai siswa di SMA Cahaya Khansa yang mana satu sekolah dengan Zaza.

Tapi Zaza tak mempermasalahkan itu, ia tetap percaya diri saat bekerja di rumah saudaranya, gadis itu memarkirkan sepeda di kedai sate pamannya tersebut, hari ini cuacanya sangat terik sekali.

"Sini langsung bantuin bibi, pelanggannya lagi banyak banget." ucap bi Ratih

Zaza tersenyum lalu mulai membantu bibi nya melayani pelanggan nya.

****

Gadis itu mengelap keringatnya dengan kasar, sembari menatap sebungkus sate yang di berikan bibi sebelum ia pulang kerumah.

Zaza melangkahkan kaki masuk kedalam kamar bunda sambil membawa sebungkus sate tersebut.

Ceklek!

Zaza tersenyum menatap bunda yang belum tidur, tampaknya masih menunggu kedatangan Zaza.

"Bun? Zaza bawa sate di makan ya."

"Dari mana saja kamu? Seharian gak ada di rumah bunda sudah laper dari tadi." cibir Fani yang masih terbaring lemah di ranjang.

Zaza tersenyum, "Sudah gak usah di pikirin lagi bun, yang terpenting sekarang bunda makan dulu ya."

Zaza melirik ke atas nakas nasi goreng yang tadi pagi ia taruh di sana masih belum di makan, ternyata bundanya belum makan dari tadi pagi.

"Lho bun? Bunda kenapa belum makan nasi gorengnya?" tanya Zaza dengan hati-hati ketika melihat nasi goreng yang ia buatkan tadi pagi belum tersentuh sedikit pun.

"Kan bunda udah bilang gak mau."

Zaza menghembuskan nafas gusar, dengan penuh kasih sayang gadis itu menyuapkan sate kedalam mulut bundanya.

"Bunda tidur ya? Hari sudah malam." ucap Zaza sembari membalutkan selimut di tubuh bundanya.

Lalu Zaza mengambil piring nasi goreng sebelum keluar ia mematikan lampu terlebih dahulu lalu bergegas pergi dari sana.

Lebih baik di kasih kucing saja nasi goreng ini, daripada Zaza memakannya nanti malah sakit perut akibat terlalu lama di biarkan.

__________

Belum konflik belum seru haha

Jangan lupa tinggalnya  jejak kalian setelah membaca.

Hope you like and enjoy