Kakek dengan setia melanjutkan cerita yang sempat tertunda.
"Terus setelah tertangkap apa yang terjadi?" Tanya Gisel .
"Jadi setelah tertangkap prajurit dengan Adipati, barang milik mereka di rampas dan para pengawal nya di bunuh akan tetapi Adipati meloloskan diri dengan satu pengawal sedangkan pengawal lain nya di bunuh bersama para yang lain. Adipati dan prajurit tersebut pulang ke rumah dan saat sampai di sana ternyata sang istri sudah melahirkan anak seorang putra. Awal nya dia merasa gagal menjadi suami dan ayah tapi karena sang istri terus membujuk sang suami akhirnya dia sudah menerima bahwa dia adalah ayah dan suami terbaik untuk keluarga kecilnya, tak lama kemudian sang kepala pemberontak yang membuat kekacauan datang dan menculik sang anak Adipati, sedangkan sang istri hampir gila karena kehilangan sang anak. Dengan modal keberanian dia bersama sang istri pergi ke hutan yang yang dulu pernah menangkap Adipati. Berpura-pura menjadi petani supaya bisa masuk ke dalam desa yang penuh dengan kekejaman, hingga 3 tahun kemudian sang Adipati berhasil membawa anak kembali ke rumah sementara sang istri di kabarkan meninggal dunia karena ketahuan bahwa dia istri dari sang Adipati. Akhirnya sang anak pergi kepuncak gunung yang belum diketahui oleh banyak orang. Sampai di umur 5 tahun sang anak belum di kasih nama karena sering merengkek sang anak ingin di beri nama akhirnya dengan Adipati memberikan nama Maruyung dan begitu pula dengan gunung yang belum di belum diketahui di beri nama gunung Maruyung. Hingga dia makin hari makin tumbuh dan sang ayah sakit sedangkan sang anak bingung membawa kemana akhirnya sang anak bertemu seorang kakek dan merawat ayahnya dan tak lama kemudian sang Adipati meninggal dunia menyusul sang istri.
Maruyung pun di landa sedih karena ditinggal oleh sang ayah. ' Jangan bersedih karena ada setiap cerita ada awal dan akhir', ujar Kakek menasehati nya. Kakek tersebut yang membantu sang Maruyung dengan tekad yang kuat akhirnya Maruyung di rawat oleh sang kakek tersebut sampai besar. Selama tahun hidup dengan sang kakek, sang kakek pun merasakan aura Maruyung itu sangat berbeda dengan yang lain. Sang kakek pergi ke puncak gunung Maruyung untuk bertapa dan ternyata Maruyung mempunyai ilmu yang bisa masuk ke dunia astral dan bisa mengubah bentuk wajah walaupun begitu Maruyung tak percaya hingga dia membaca sebuah doa dan dia berubah menjadi sekor kijang putih. Hingga suatu hari Marayung mengubah wujud ke kijang putih dan dia mati tertembak sang pemburu dan akhirnya arwah nya masih berkeliaran di sekitar gunung Maruyung dan semua orang menghormati Maruyung karena dia adalah penemu gunung ini dan penjaga gunung ini. Flashback off. Jadi seperti itu kisah nya, awal muasal gunung Maruyung." Dengan menghela nafas sang kakek menundukkan kepalanya
"Jadi sekarang dia masih ada dan menjaga gunung ini?" Tanya Gisel
"Dan selama ini yang menculik para pendaki adalah Maruyung?" Tanya Gisel dengan menggelengkan kepalanya.
"Yang menculik para pendaki gunung Maruyung, bukan Maruyung, itu adalah orang memancing Maruyung agar keluar dari tempatnya lalu mereka akan bertarung dan merebut kalung yang di pakai Maruyung. jadi mereka mengincar para pendaki untuk di jadikan tumbal karena setiap bulan purnama gunung Maruyung akan berbeda dari gunung lain." Jelas sang kakek tua
"Kakek serius dan kenapa Maruyung memakai kalung?" Gisel semakin penasaran dengan hal mistis mulai saat ini.
"Karena di dalam kalung tersebut sudah di beri doa oleh leluhurnya dan dia juga bersumpah ketika dia bertemu dengan seseorang yang memiliki jiwa suci maka saat itu juga Maruyung akan pergi dan meninggalkan gunung ini menjadi gunung termakmur yang di Jawa tengah." Jelas Kakek
"Jadi mereka juga menumbalkan para pendaki untuk mendapatkan kalung tersebut dan mereka menginap di sekitar gunung Maruyung?" Gisel membelakkan mata tak percaya dengan ritual tersebut dan di balas dengan anggukan kepala sang Kakek
"Kenapa kakek engga bisa menolong nya?" Gumam Gisel sambil menatap polos sang kakek
"Karena Kakek sudah mencoba beberapa kali menolong para pendaki akan tetapi yang ada kakek tertangkap dan hampir di bunuh ke 100 kali oleh mereka." Jelas kakek dengan menerawang hal tersebut.
"Bagaimana kakek bisa lolos dari tahanan mereka?" Dengan menatap serius ke arah Kakek dan di balas dengan gelengan kepala
"Entah setiap kakek tertidur disana pasti kakek selalu ada disini pas bangun nya!"
" Kapan bulan purnama itu terjadi kakek?" Dengan menatap bulan memperhatikan bulan tersebut.
"Bulan purnama akan terjadi Minggu depan, jika kamu ingin menolong teman kamu kakek harap kamu harus membawa teman mu yang lain, karena kalau sendiri resiko nya sangat besar!" Jelas kakek
"Hah, kan aku tinggal sendiri kek, yang lain pada di culik." Cicit Gisel
"Ini kakek kasih ini dan semoga bermanfaat dan tusukkan ini di bagian dada sang ratu." Ujar kakek dengan menyerahkan sebuah pisau yang kecil namun tajam ujung
"Buat jaga -jaga siapa tau berguna, dan carilah teman kamu sebelum besok malam." Sebelum Gisel bertanya lebih lanjut, Kakek menjawab terlebih dahulu dan menghilang seketika sedangkan Gisel menjawab dengan
" baik kek Gisel mengerti terima kasih sudah menolong Gisel dan kakek tinggal..." Gisel hendak bertanya dan mengucapkan terima kasih akan tetapi Kakek tersebut hilang entah kemana cepat sekali pergi nya .
Chandra POV.
Entah kenapa gua selalu deg-deg jika berdekatan dengan Gisel, apalagi ketika dia tersenyum dia manis tetapi gua engga ikhlas jika dia tersenyum sepanjang hari untuk orang lain, maka dari itu gua selalu membuat dia kesal dengan gua maka dengan begitu dia jarang menampilkan wajah bahagia. Seperti sekarang sudah 2 hari tak bertemu gua kangen dengan dia maka dari itu gua dan teman-teman sedang mendaki gunung Maruyung walaupun katanya gunung ini seram tapi tetap saja membuat para pendaki gunung langsung mandaki tanpa berfikir panjang untuk sampai kepuncak karena setiap para pendaki gunung yang mendaki gunung ini di pastikan akan hilang dan tak menemukan jejak sedikitpun. Gua sedikit khawatir tentang Gisel jika tertangkap tapi hingga saat ini gua belum melihat bahkan mendengar suara siapa -siapa yang ada gesekan angin dengan daun bahkan dengan pohon.
"Bos tau gak ?;katanya kalau mendaki ke gunung ini bakalan di jadikan tumbal!" Angga memiliki kemampuan seperti wanita yang mudah mendapatkan informasi yang kadang nyeleneh.
"Kata siapa Lo, udah deh jangan suka nyebar hoaks." Decak Aldo sambil membuat api unggun
"Ye ini orang, gua bilang KATANYA bukan NYATANYA bego." Umpat Angga sambil menggeplak kepala Aldo
"Biasa aja dong engga usah ngegas gitu, itu juga tangan biasa aja kali engga usah ikut digunakan." Decak Aldo dengan mengusap pelan kepalanya dan di balas dengan cengiran Angga.
"Udah jangan berantem lebih baik kita tidur dulu, udah malam besok kita lanjutkan perjalanan lagi dan jangan lupa gantian untuk berjaga ya." lerai Chandra dan di balas dengan anggukan oleh mereka .
Chandra POV end