Setelah selesai makan ,aku bersama Aki sedang duduk di belakang rumah ini yang hanya mengandalkan penerangan cahaya dari bulan. Aku hendak bertanya tentang sosok Angel mengapa ia berbeda ketika apa yang di pikirkan dan di mulutnya.
"Khem Aki, Gisel ada pertanyaan sedikit." ujarku dengan gugup dan Aki hanya mengangguk kepalanya saja.
"Siapa sosok Angel tersebut. Mengapa dia berbeda saat berbicara menggunakan mata batin dan apa yang di ucapan dari mulut." Aku menatap lekat ke arahnya dan Aki hanya tersenyum menanggapinya.
"Kau sudah bertemu dengan sosok Angel?" tanya ia dan di balas dengan anggukan kecil dariku.
"Iya kemarin dan ia hampir membunuhku." Decakku dan di bals dengsn kekehan kecil dari Aki.
"Terus bagaiamana kau mengalahkan?" tanya Aki dengan penasaran.
"Ah lupakan saja Aki itu sangat menyebalkan. Tapi mengapa dia berbeda?" tanyaku dan seketika raut wajahnya langsung sendu.
"Ia memiliki masa lalu yang kelam." ujar Aki dengan menundukkan kepalanya.
"Aki tahu darimana, karena kata Raden ia sangat tertutup sekali dengan orang asing bahkan ia juga jarang berinteraksi dengan warga di sini bukan?" tanyaku dengan heran dan Aki hanya menatap tajam ke arahku.
"Tentu saja aku mengetahui karena sebelum masuk ke sini aku sudah membaca niatnya." Gerutu nya dan aku hanya tersenyum dengan canggung. "Jadi siapa dia?" tanyaku dengan penasaran karena aku melihat sebagai saja tidak seluruhnya.
"Apa yang kau lihat darinya?" tanya balik Aki kepadaku dan aku memutar bola mata dengan jengah.
"Ya seperti di santet mungkin!" di akhir kalimat aku mengecilkan suara dan tak lupa melihat sekelilingnya kami.
"Terus apa yang membuatmu bertanya hal itu kepada Aki?" jujur saja aku tidak mengerti apa maksud tujuan Aki akan tetapi teka-teki ini terlalu sulit di pecahkan olehku karena ininhanya kilasan yang berarti tidak tahu dari awalnya.
"Ya sebenarnya Gisel, rada ragu untuk misteri ini akan tetapi ia hendak meminjam raga Gisel!" melihat dari gelagatnya mungkin Aki sedikit terkejut dan tak lama ia menormalkan raut wajah nya kembali.
"Jangan ada yang masuk ke dalam ragamu, jika masuk kamu akan tinggal di sini tidak bisa keluar meskipun ragamu sudah ada di dunia nyata, jiwaku akan berterbangan di sekitar sini." Jelas Aki dan aku mengangguk kepalanya tanda mengerti.
"Suatu saat kau akan mengerti maksud dan tujuan Angel meminjam ragamu dan jika suatu saat kamu mengetahui kebenarannya kamu harus tetap membantu sampai ia puas dengan hasil nya." Aki berucap dengan wajah serius dan aku dengan pasrah mengangguk kepala.
"Tapi mengapa Raden sulit membaca pikirannya?" tanyaku dengan benar-benar aneh dengan nya.
"Sudah itu bukan urusan mu juga bukan, sekarang fokuskan ke hal-hal yang berfaedah untuk kamu sendiri!, Dan bagaimana kamu sudsb mendapatkan materi yang Aki kasih lewat Raden bukan?, Apkah ada kesulitan dalam melatih diri?" tanya Aki dengan mengalihkan perhatian dari Ange menuju ilmu bela diri
"Jujur saja Aki, bagian yang sulit kali adalah menggunakan teknik merayap itu lebih sulit di tambah dengan menyerang tanpa mengeluarkan suara itu terasa berat. Kita harus memperhatikan setiap pergerakan lawan, arah mata angin dan posisi yang harus di samakan!" lirihku dengan memoyongkam bibir dengan sebal.
"Ckckck padahal dulu Raden belajar itu hanya perlu dua hari masa, kamu sudah mau empat hari belum bisa?" ledek Aki terhadapku.
"Kan kemampuan kami berbeda Aki ish." Dengusku dan di balas dengan kekehan kecil dari Aki.
"oh iya Aki, kapan Paman datang ke sini?" tanyaku dan di balas dengan gugup oleh Aki.
"Aki tidak tahu, karena dia tidak memberitahu kapan ke sini memangnya kenapa?" tanya Aki dan di balas dengan gelengan kepala dariku.
"Apakah kamu sedang merindukan nya?" tanya Aki dan di blas dengan gumaman dari ku, " Antara iya atau tidak Aki." gumamku dan aku tetap diam saja.
"Jadi ini yang di rasakan oleh seseorang yang sedang rindu kepada orang lain?" tanya Aki dengan menatap bola mataku dengan instes.
"A... Apa maksud Aki?" tanya dengan suara gugup dan mata memalingkan ke arah lain.
"Kamu merindukan sosok ayah bukan, maka nya kau bertanya pada Aki kapan Pamanmu akan datang?" tanya Aki dan balas dengan mencabik-cabik bibirnya dengan sebal.
"Ya emang pikir Aki, tidak rindu kepada orang tua Aki. Gisel ingin pulang saja." Rengekku dan di balas dengan pelukan hangat dari Aki.
"Sudah jika kau rindu, dengan orang tuamu anggaplah aku sebagai orangmu juga!" aku dalam mode baper, mungkin aku sedang hormon mendekati siklus bulanan.
"Tapi Aki sudah renta sudah di anggap oleh Gisel dengan Aki atau Kakek Gisel." Ujarku dengan melepaskan rengkuhan dari nya.
"Kau ini Aki masih kuat berjalan dan masih melakukan apa pun yang Aki bilang tapi kau malah memanggilnya dengan Aki atau Kakek." gerutu Aki dan aku hanya membalas dengan gelakkan tawa darinya.
"Aki memang masih kuat berjalan dan bisa melakukan apa pun tapi ingat wajah tua nan keriput Aki sudah terlihat. Terutama di bawah mata, di pipi dan di rambut." Ledek ku dan di balas dengan gelengan kepala dari Aki.
"Aki kemana istri dan anak Aki pergi?" cercaku tanpa sengaja dan aku melirik ia menundukkan kepalanya, " Aki Gisel minta maaf, Gisel tidak tahu!" ujarku dengan meringgis dan ia tersenyum dengan samar.
"Istri dan anak Aki ada akan tetapi dia sudah berada di tempat yang aman dan nyaman!" ujarnya dan tersenyum dengan tipis.
"Berarti Aki punya cucu atau bahkan cicit generasi Aki?" tanyaku dan di balas dengan anggukan kepala.
"Tentu saja punya, aku juga sering bertemu dengan dia walaupun dia tidak tahu bahwa buyut nya ada di sekitar dia sendiri." ujarnya dan hanya mengangguk kepala.
"Ya kan karena Aki, sudah berbeda alam dengan cicit Aki!" aku menggeleng kepalanya, " Tapi ko Aki tahu bahwa Aki sudah punya cicit?" tanyaku denganbheran secara ia kan tidak mengetahui dengan siapa cucunya menikah bahkan punya berapa cucu atau cicitnya.
"Karena dia berbeda dari cucu bahkan dari cicit ku juga. Dia seorang yang gagah satria dan memiliki jiwa pemberani yang tinggi meskipun ia terkuat akan tetapi ia selalu menangis ketika sendirian." Aku memikirkan siapa cicit Aki tersebut. Dari sosok yang ku dengar dari ceritanya ia seperti seseorang yang sangat berani dan memiliki jiwa sosial yang tinggi akan tetapi ia akan menangis ketika sendirian batinku berucap dengan lirih.
"Jadi Aku mengetahuinya cicit Aki tersebut?" tanyaku dan di bala dengan anggukan kecil darinya.
"Sedari kecil Aki selalu memantaunya meskipun ia tak bisa melihat Aki, akan tetapi Aki bisa meliat dia ketika dia sedang menangis Aki akan merasa sakit hati dan ketika ia sedang tertawa Aki merasa beban yang di pikul oleh nya hilang." Ia tersenyum manis kepadaku.
"Seperti Aki waktu muda ganteng nya?" ia tergelak dengan ucapakan barusan.
"Kalau tidak ganteng mana mungkin gadis desa terpikat dengan pesona Aki." ujar nya dengan menggeleng kepalanya.
"Tapi ko Aki mirip kakek Gisel yang ada di Jawa ya?" aku menatap wajahnya dengan teliti, terlihat dari segi hidung nya yang mancung, bibir yang tipis dan bola mata yang berwarna biru meskipun ada keriput di pipi dan di keningnya akan tetapi ia lumayan mirip dengan Kakek aku yang pernah ku kunjungi saat waktu SD.
"Ah masa, mungkin kamu terlalu kangen dengan dia maka nya kamu membandingkan dengan Aki!" canda nya.
"Dulu sewaktu Gisel pergi ke rumahnya ia selalu duduk di teras dengan meminum teh dan serebus singkong dan itu terakhir kalinya Gisel melihat Bapung( Bapung itu sama dengan Kakek cuman karena di daerah aku memanggil Kakek menggunakan Bapung jadi biar lebih menjiwai zaman dulu aku menggunakan kata BAPUNG).
"Setelah itu Gisel engga bertemu karena ada yang menembak ia ketika sedang bersantai di teras dan Gisel bersama Ayah langsung pindah rumah ke Bandung setelah beberapa selesai acara tersebut bahkan Gisel juga lupa keluarga Gisel." ujarku dengan menundukkan kepalanya.
Btw makasih buat para reader yang telah membaca cerita ini sampai sekarang, Cuman mau bilang Tolong masukin ke keranjang kalian nya aku menunggu kalian. Semakin banyak yang di masukan ke dalam perpustakaan kalian semakin semangat pula aku mengetik naskahnya.
Di bawah ini adalah Link cerita aku yang Asli ya teman-teman.
https://dynamic.webnovel.com/book/18303643306271405?utm_source=writerShare&utm_campaign=4314407422 .