Kemarin adalah hari yang melelehkan bagiku karena berlatih tanpa jeda oleh Sepuh, dan pagi hari ini aku harus berburu hewan untuk makanan ku. Aku menaiki kuda yang entah punya siapa akan tetapi ketika aku hendak berangkat Aki sepuh memberikan ini dan sebuah panah. Aku merasa tidak pantas menunggangi kuda ini karena dari segi badan kuda ini sangat cepat dalam berlari bahkan badan nya terlihat kekar dan terdapat tonjolan otot nya.
Aku mencari rusa hingga siang hari akan tetapi tidak kunjung bertemu juga, aku turun dari kuda dan menyenderkan kepala di pohon yang besar dan rindang sekali. Sesekali ku kipaskan wajah menggunakan tanganku.
"Hai apakah kamu lelah juga?" tanyaku dengan bodoh kepada Kuda, sedangkan kuda hanya diam saja tanpa berniat menjawab pertanyaan konyol dariku.
" Sebentar aku ingin minum dulu." Ku raih kendi yang ada di samping ku dan ku buka lalu kuteguk dengan perlahan-lahan dan ternyata habis tidak tersisa. Aku menggeram dengan kesal bagaimana mungkin ini saat sedang cuaca panas air nya habis.
"Seperti nya kita akan mencari mata air terlebih dahulu bagaiaman?" Ajakku dan si balas dengan suara khas kuda. Aku berjalan dengan beriringan dengan kuda akan tetapi sayup-sayup aku mendengar suara air yang begitu deras dan itu semakin yakin bahwa ada air di sekitar sini, " Rupanya ada mata air di daerah sini mari kita cari dimana sumber nya!" ujar ku dengan ceria lalu menggiring kuda. Aku menatapnya dengan pandangan sulit di percaya sumpah demi apa ini sangat bagus dari segi view dan air nya sangat jernih sekali berwarna biru kehijauan.
Aku mencelupkan kaki dengan perlahan-lahan dan terasa dingin sekali, ku lirik ke kanan dan ke kiri tidak ada orang segera ku minum dengan perlahan dan ah mantap rasa nya segar di tenggorokan. Setelah itu aku mengambil kendi dan memasukkan ke dalam botol kendi tersebut.
Aku rasa nya ingin mandi di saing hari akan tetapi ku urung kan karena aku harus mencari hasil buruan untuk nanti malam dan aku harus segera mendapatkan hasil buruan. Ku tarik dengan perlahan-lahan kuda tersebut kasiahan ia terlihat lelah dan ia juga meminum dengan banyak.
"Yang banyak siapa tahu kita akan telat pulang nya!" bisikku kepada Kuda, kuda tersebut hanya menggeram lalu meneguk air itu lagi.
Ku perhatikan ada seekor kancil yang sedang meminum air ini akan tetapi ia di sebrang, ingin ku panah akan. Tetapi jika aku menangkap lalu harus menyebrangi terlebih dahulu dan itu bisa membuat bajuku basah kuyup. Ku tarik nafas dengan perlahan-lahan dan ku fokuskan pada satu titik. Aku memang tidak pandai dalam urusan memanah akan tetapi ya tidak terlalu buruk juga soalnya dulu sewaktu kelas tiga SMP aku menang dalam turnamen memanah dan itu di adakan setahun sekali oleh pihak provinsi.
Aku mengulang konsentrasi dengan garis bujur 180 dan ketika aku hendak melepaskan panah tersebut aku merasa adanyang membisikkan kepadaku. Aku tidak tahu itu siapa akan tetapi aku hidup di dunia astral yang dimana para hantu akan sering bermunculan dengan tiba-tiba. Ku fokuskan lagi dan ku lepaskan panahku dan seketika aku memanah dengan tepat sasaran. "Yes akhirnya kita dapat satu kancil my bro!" ucapku dengan menepuk pelan panah dengan gembira.
"Dan kau akan ku ikat terlebih dahulu dan tunggu aku dia ini. Aku mau ke sebrang terlebih dahulu oke!" ujar ku lalu menaruh panah dan kendi yang ku ikat di pinggang ku.
Perlahan-lahan aku mulai berjalan ke tepi dan ku lemparkan siapa tahu ada buaya putih yang sedang menunggu mangsa nya akan tetapi seperti tidak ada buaya di sini. Sebelum aku ke sana aku mengukur terlebih dahulu seberapa dalam air ini dan tidak terlalu buruk dan ini perkiraan sedada ku untung saja aku bisa berenang dengan lancar. Ku ceburkan diri dan rasa dingin langsung terasa di kulitku. Ah rasanya enak sekali mandi di tempat seperti ini. Ku gerakan tangan dan kaki secara bergantian dan aku ingin mandi setiap hari di sini.
Setelah sampai aku duduk terlebih dahulu mengatur pernafasan yang ngos-ngosan, tidak terlalu buruk juga dan harusnya aku belajar dengan giat lagi untuk masalah berenang. Setelah mengatur pernafasan aku bangkit dan memungut kancil tersebut. Setengah jam aku membuat perahu yang sederhana yang terbuat dari batang pisang yang besar. (NOTE: BATANG PISANG NYA ITU DI TUSUK MENGGUNAKAN BAMBU YANG RUNCING DAN DI SUSUN LALU DI TUSUK DENGAN BAMBU RUNCING. DAN BIASANYA ITU BISA MENGAMBANG DI AIR DAN TIDAK TERLALU SULIT JUGA MEMBUAT PERAHU YANG TERBUAT DARI BATANG PISANG. CUMAN AKAN TERASA GATAL TERUTAMA BAGIAN SELANGKANGAN)
Setelah selesai aku mengayuh dengan perlahan-lahan sampai di tepi sebrang. Ku perhatikan kuda ia tengah duduk, aku menghela nafas dengan kasar. Ternyata berat juga jika aku membawa dengan tangan kosong.
"Ku jaga ini dulu aku akan mandi sebentar lagi oke!" ujarku dengan kepada kuda untuk menjaga hasil buruan ku. Ku ceburkan badan yang terasa enak sekali. Air di sini dengan air pemandian umum itu terasa sangat berbeda jauh. Dari segi jernih saja ini terlihat jernih dan dari segi dingin ini seperti mandi menggunakan air es akan tetapi kalau air es mungkin akan terasa dingin tapi malas untuk memegang air di sini enak sekali di pegang jadi ya pas buat orang yang malas mandi.
Satu jam aku mandi dan tanpa ku sadari hari mulai gelap, aku cuci muka menggunakan daun yang entah apa nya yang jelas selama aku mandi di sini aku menggunakan daun tersebut untuk menggosok badan dan muka. Meskipun aku hidup di hutan akan tetapi aku tidak terlalu gelap dan tidak terlalu jelek karena aku selalu memakai daun ini.
Setelah siap-siap aku segera menaiki kuda dan membawa hasil buruanku dengan menggunakan tas yang terbuat dari Injuk( tas yang bekas sisa dari sapu dan itu di bentuk dengan akar jadi kuat dan tidak mudah berceceran.)
Aku menaiki kuda dengan perlahan dan angin mulai menerpa di wajahku, ku maafkan aku kuda yang telah membuatmu kedinginan karena aku tidak membawa baju ganti akhir nya aku tidak mengganti baju.
Lama waktu perjalanan ini terasa sangat melelahkan, waktu aku berenang aku beberapa kali mencoba gaya renang dan syukur lah aku masih mengingat gaya tersebut.
Aku berdiam diri di balik pohon ketika tak sengaja melihat Angel yang sedang mengobrol dengan Aki sepuh. Aku tidak bisa mendengar akan tetapi terlihat dari wajah nya sangat serius. Aku memang sudah sampai di belakang rumah Aki karena aku harus membersihkan daging kancil ini terlebih dahulu.
Aku mengernyitkan dahi dengan tatapan tidak mengerti neraka berbicara menggunakan bahasa apa aku saja tidak mengetahui itu bukan bahasa Jawa yang sering ku dengar dan ku gunakan dalam sehari-hari akan tetapi ini seperti bahasa zaman dahulu.
"Tapi Aki sepuh bagaimana mungkin?" Angel berbicara dengan tampang putus. Ya aku mendengar dan mengerti bahwa dia menggunakan bahasa sansekerta dan kata tersebut menggunakan bahasa Jawa.
"Tunggu saja biarkan waktu berjalan dengan sendiri." Korek kaki sialan aku tak sengaja menginjak ranting dan patah seketika pandangan mereka ke arahku dengan heran aku hanya tersenyum dengan bodoh menanggapinya.
Note:Terima kasih buat para reader yang telah membaca cerita ini.
tetap sabar ya aku juga akan menamatkan cerita ini.
di bawah ini link cerita aku punya.
salam hangat.
jangan lupa masukan ke dalam collect ya biar aku rajin up dan rajin haluin Gisel dan Chandra.
Besok sudah mau ke klimaks jangan lupa loh
https://dynamic.webnovel.com/book/18303643306271405?utm_source=writerShare&utm_campaign=4314407422