Chereads / Misteri Gunung Maruyung / Chapter 26 - Angel

Chapter 26 - Angel

Aku sedang berada di pemandian umum, suara air terdengar dengan jelas, suara tertawa dengan dengan kecil dan suara anak yang menjerit-jerit ketika hendak di mandikan oleh kedua orang tuanya.

Aku sedang duduk di bawah pohon yang cukup rindang, sedang mengantri untuk mandi dengan warga lain.

Aku sedang menyenderkan kepala di dahan akan tetapi ketika aku menatap ke belakang tempat pemandian umum, netraku menangkap sosok perempuan, dengan wajah pucat, berambut panjang hitam nan elegan. Dia menatap ku dengan pandangan yang sulit di jelaskan akan tetapi ia berbicara kepadaku dengan pikirannya.

'Tolong bantuku dengan ragamu', Sontak saja aku di buat terkejut apa maksudnya ia meminjam ragaku, aku hanya menatap heran ke arah nya dan tak lama aku memasuki tempat pemandian tersebut.

selesai mandi aku langsung pergi untuk berlatih dengan Raden, ia hanya melihat ku tetapi tidak mengajari ilmunya.

waktu sudah semakin siang akan tetapi aku terus berlatih tanpa henti, keringat mulai bercucuran di dahi dan leherku.

"Bagaimana hari apakah semelelahkan saat aku tidak mengajarimu?" Tanya Raden ketika melihatku duduk di sampingnya.

"Gila itu Monyet punya berapa nyawa engga mau kalah terus dari tadi." Dengan nafas masih ngos-ngosan aku mengumpat dengan sebal kepada monyet yang tadi menjadi musuhku saat berlatih.

"Kau itu lebih baik perhatikan setiap pergerakan kakinya karena setiap kaki melangkah sama dengan pergerakan tangan." Aku hanya bisa berdecak sebal karena kalau melawan omongan Raden ketika berlatih akan terasa sangat kaku berbeda ketika ia sedang main bersamaku seperti kakak beradik.

"Tapi ko ada monyet besar banget di sini?" Dengan mengetuk pelan dagu aku menatap ke arah Raden dengan pandangan bertanya.

"Untuk itu tanyakan saja kepada Aki sepuh mungkin itu tahu." Ujar Raden dengan mengangkat bahu dengan acuh.

"Heum oke lah. Eh tapi ada yang mau tanyain nih." Dengan menghadap ke arah Raden dan menatap ke arah Raden dan Raden hanya menganggukkan kepalanya.

"Mau tanya apa?" Tanya Raden aku melirik sekilas ke arah wanita tersebut.

"Itu siapa?" Tanyaku tanpa melirik ke arah wanita tersebut.

"Itu perempuan?" Dengan menggunakan ekor mata Raden menunjukkan ke arah sosok Angel dan di balas dengan anggukan kepalanya dari Gisel.

"Oh itu Angel." aku masih menatap lekat sosok itu akan tetapi saat ku baca pikiran aku langsung meneguk ludah dengan takut. aku menjerit dengan keras dan Raden langsung menampar diriku dengan kuat hingga aku oleng.

"Aaaaaaaaaaa tidakk, aku tidak bisa." jeritku dan Plak..., suara tamparan begitu keras mengenai pipi hingga mengeluarkan darah dari ujung bibirku.

"Kau sudah aman." jika kalian berpikir itu adalah tindakan tidak terpuji kalian salah sebab itu adalah salah satu cara menyadarkan dari membaca pikiran orang lain atau melihat masa lalu seseorang. Jika aku sudah melihat masa lalu seseorang maka dengan mengeluarkan darah dari tubuhku secara otomatis aku bisa keluar dari pusaran masa lalu seseorang. Awalnya aku merasa sakit dan kaget tapi setelah aku mengetahui bahwa itu adalah salah satu cara agar jiwa kita kembali kepada raga ini atau lebih tepatnya balik ke masa sekarang.

"Apa yang kau lihat dari nya?" dengan nada khawatir Raden langsung menanyakan langsung kepadaku dan aku hanya mengumamkan saja tanpa berniat menjawabnya.

"Ayo katakan apa yang kau lihat?" tanya Raden aku melihat bibir Angel berbicara akan tetapi aku masih bisa mendengar ucapannya, apakah dia sedang memberitahu lewat telepati dan benar bisikan seseorang datang kepadaku dengan mengatakan Diam atau nyawamu menjadi taruhannya. aku langsung menanggapi dengan anggukan kepala.

"Aku tidak melihat apapun." ujarku dengan sorot mata takut.

"Kau tahu aku bisa saja mengambil alih ragamu." Kesal Raden

"Bukankah kau juga bisa melihat masa lalu dan membaca pikiran seseorang coba kau lihat masa lalu dia." ujarku dengan menarik nafas perlahan-lahan dan di balas dengan decakan dari Raden, " Dia sangat sulit di baca masa lalu dan pikiran aku tak bisa membuka nya ia menutupinya dengan mantra yang hanya beberapa orang yang benar-benar menguasainya." Cibir Raden dan aku menepuk pelan bahu lebarnya.

"Lain kali jika kau sudah bisa membaca cobalah kau rasakan sat ada di posisi Angel." ujarku lalu beranjak dari sisinya dan menuju ke pemandian umum.

Aku dan bersama warga lain sedang memandi di sumur yang sangat hernia air nya. aku merasakan hawa dingin merayap di leherku dan ku usap perlahan-lahan lalu mencipratkan air ke leherku lalu tiba-tiba hawa panas menjalar dari kaki ku. Tiba-tiba Angel datsng menghampiri kami dan seketika senyap dan mereka para warga buru-buru untuk menyelesaikan tugas mandinya. aku hanya menatap para warga yang mulai selesai satu persatu menatap heran.

"Ibu ko udah selesai mandi nya?" tanyaku kepada warga yang sudah menggendong anaknya dan hanya tersenyum menanggapi pernyataan dariku. " Ayo nduk mulih, wes arep wengi." ajaknya dan aku hanya mengernyitkan dahi 'Hah malam darimana matahari nya juga belum turun ke bawah' batinku berucap akan tetapi dari sorot matanya aku bisa merasakan sorot matanya menatap ke arah Angel yang sedang mandi di paling ujung dariku.

"Ya sudah kalau begitu saya pamit dulu ya nduk." ungkap ia dengan melangkah kaki untuk keluar dan tinggallah kami berdua di dalam pemandian umum bersama Angel.

"Hai nama kamu Angel nya?" tanyaku berbasa-basi dengan sombongnya Angel tak menjawab pertanyaan dariku akan tetapi aku masih tidak mengerti tentang masa lalu Angel yang tadi sempat aku baca karena itu baru separuhnya dan itu pun tidak secara gamblang rincinya bahkan gambaran nya saja tidak jelas.

"Eum maaf sempat membaca masa lalumu." ujarku dengan gugup sedangkan sang empu tetap melanjutkan mandinya tanpa menghiraukan ucapan dariku.

ku perhatikan ia memiliki wajah yang sangat cantik, bulu mata yang lentik bahkan wajahnya juga terlihat jika bukan asli pribumi akan tetapi seperti ada campuran dari Jepang dan Belanda. Ia hanya diam saja akan tetapi tiba-tiba ia menoleh ke arahku dan langsung mencekikku dengan erat. Oh sialan dia sangat lihat dalam memanipulasi waktu dan kecepatan aku bahkan tidak melihat pergerakannya. Aku berusaha melepaskan cengkraman dari leher ku akan tetapi ia menggunakan tenaga dalam sehingga aku tidak bergerak dengan bebas. Ah Raden cepat datang ke sini batinku berucap mengunakan telepati kami akan tetapi sang empu tidak ada sahutan dari Raden apakah ia tidak bisa mendengar batinku. Aku mengumpat dengan kesal kepada Raden keadaan seperti ini ia menghiraukanku awas saja Raden aku ku bunuh kau batinku mengumpat dengan sebal. Pasokan udara ku mulai menipis terpaksa aku harus menggunakan cara melumpuhkan yaitu menendang betis nya ah lebih tepatnya tulang keringnya. Ia semakin murka kepadaku dan aku langsung menghirup nafas dengan rakus.

"Apa maksudmu menyerang ku?" ungkapku dengan terbatuk-batuk dan ia mengepalkan tangannya hingga kuku nya memutih.

"Pinjam ragamu." dia berucap dengan memalingkan wajahnya aku hanya menatap heran apa aku yang salah dengar ia meminjam ragaku untuk apa batinku bertanya-tanya.

"Mengapa kau meminjam ragaku?" tanyaku dan mulai mendekat ke arahnya dan ia melangkah mundur.

"Berhenti di situ!" perintah dia dan ku turuti untuk tidak mendekatinya.

"Sudah lupakan apa yang terjadi." ujar ia dan pergi meninggalkan aku dengan heran.

Seusai aku mandi, aku sedang menunggu Aki untuk membicarakan perihal Angel, aku di sini tidak mengerti akan tetapi aku merasa ada janggal terhadap kematian angel apa ini ada sangkut pautnya dengan Misteri ini atau memang ini berbeda masalah.

"Raden dimana?" aku terlonjak kaget mendengar suara Aki yang tiba-tiba datang sedangkan pikiranku sedang melayang ke masa lalu Angel. Dan aku melupakan lelaki jadi-jadian itu untuk menghajarnya sialan gegara dia aku hampir saja mati di tangan Angel.

"Dia sedang bermain dengan landak." Ketusku dengan melipat tangan di dada dan Aki hanya terkekeh dengan kecil mendengar suara dariku.

"Kau ini ada-ada saja. Bawa ini kebelakang dan rebuslah untuk kamu seorang." dengan menyerahkan beberapa ubi jalar dan singkong aku menerimanya dengan senyuman manis karena aku sudah lapar sekali.

Note: Dear para pembaca Misteri gunung Maruyung sekali lagi aku ucapkan terima kasih kepada kalian telah sampai di episode ini akan tetapi saya meminta izin kepada kalian tolong di tambahkan ke perpustakaan ya! Engga banyak ko permintaan. Kalau ada kesalahan tolong di komentar aja atau ada yang kurang di pahami aku akan di revisi ulang ya!.

Aku menunggu pembaca sampai 26K setelah itu aku akan update seminggu sekali dengan syarat sudah 100 orang yang memasukkan ke perpustakaan kalian. Jadi itu semua tergantung kalian pembaca jika ingin selesai maka tambahkan ke perpustakaan kalian.

Dan karena maraknya PENJIPLAKAN KARYA TULIS JADI AKU MEMUTUSKAN UNTUK MENAMBAHKAN LINK CERITA AKU YANG ASLI. MESKIPUN CERITA INI KURANG BAGUS AKAN TETAPI INI HASIL KARYA SENDIRI OTAK SENDIRI.

SEKIAN TERIMA GAJI EH TERIMA KASIH. Jika ingin mengetahuinya kalian terus pantau akun Instagram @saputranugroho di situ aku akan kasih tahu update cerita nya. Bye aku sayang kalian pembaca

https://dynamic.webnovel.com/book/18303643306271405?utm_source=writerShare&utm_campaign=4314407422