Chereads / Misteri Gunung Maruyung / Chapter 13 - Latihan pertama

Chapter 13 - Latihan pertama

Setelah menanyakan perihal tadi kami berdua berjalan dengan tenang tapi seakan ada yang mengikuti Gisel dan memperhatikan Gisel dia selalu menengok ke arah belakang dan alangkah terkejutnya ada sebuah ular dan beruang dengan berjalan di belakangnya seketika Gisel menjerit dengan keras.

"Aaaaa" jerit Gisel dengan suara melengking sambil menutup mata

"Mengapa kau menjerit dengan kencang?" tanya Ayah Maruyung sambil berhenti lalu menengok ke arah Gisel, "Mereka baik dan tidak melukai dirimu, jadi tidak usah berfikiran Negatif!" ucap Ayah Maruyung seperti tahu apa yang Gisel fikirkan

"Tapi mereka sangat berbahaya jika kita mengusiknya." ucap Gisel sambil menunjuk ke arah mereka berdua

"Sudah lupakan saja, jangan bikin orang kaget dan ayo jalan sebelum kau di makan oleh binatang lain." ucap ayah Maruyung sambil melanjutkan langkah kaki nya

"Baik..., saya akan berjalan mengikuti anda." ucap Gisel dengan nada pelan

"Dan untuk kalian berdua jangan menganggu terlebih dahulu. biar dia beradaptasi terlebih dahulu dengan kalian." ucap Ayah Maruyung ke beruang dan ular tersebut.

Setelah sampai di tepi sungai dengan ketinggian selutut dan air nya juga sangat jernih, " silahkan kamu menangkap ikan tersebut!" ucap ayah Maruyung sedangkan aku membulatkan mata

"Bagaimana mungkin bisa menangkap ikan di sungai dengan seperti ini?" tanya Gisel melihat ke arah Ayah Maruyung

"Cobalah terlebih dahulu." ucap Ayah Maruyung dan tak lama Gisel pun memberanikan diri menyeburkan diri ke dalam sungai untuk menangkap ikan sedangkan ayah nya Maruyung hanya terdiam melihat ke arah Gisel menangkap ikan.

Satu jam sudah tapi Gisel tak kunjung mendapatkan ikan akhirnya dia menyerah lalu menyembulkan kepala ke permukaan air.

"Susah banget tidak dapat dari tadi!" gerutu Gisel ke ayah Maruyung dan di balas dengan kekehan pelan

"Coba perhatikan saya jika ingin mendapatkan ikan." ucap Ayah Maruyung dan tak lama dia juga memperagakan cara menangkap ikan dengan benar dan cepat.

"Eh ko cepet banget?" tanya Gisel berdecak kagum ke arah Ayah Maruyung karena berhasil menangkap ikan yang lumayan besar, "gimana cara tangkap ikan nya?" tanya Gisel sambil memperhatikan

"Konstrasi dan fokus sama satu tujuan. pelan tapi pasti." ujar Ayah Maruyung

"Ya sudah tak coba." ucap Gisel menangkap ikan mengikuti arahan dari Ayah Maruyung. satu dua tiga dan empat gagal dan tak lama kemudian yang ke lima kali, Gisel berhasil menangkap ikan meski ikan tersebut kecil tapi setidaknya dia sudah berusaha dan bisa meski sempat gagal berulang kali.

"Aku udah dapat nih ikan lumayan?" ujar Gisel sambil memegang ekor ikan nya

"Coba sekali dengan percobaan dua kali menangkap ikan nya!" ucap Ayah Maruyung dan di balas dengan anggukan dari Gisel. Gisel dengan konsentrasi menangkap ikan dan untuk yang terakhir dia mendapatkan ikan lagi.

"Aku berhasil menangkap ikan yang lumayan besar kali ini." ucap Gisel sambil tersenyum manis ke arah Ayah Maruyung

"Ya sudah angkat air tersebut dan masukkan ke dalam wadah tersebut ikan nya." ucap ayah Maruyung , " Dan bisakah kau memanggilku dengan paman?" tanya Ayah Maruyung dan di balas dengan kerutan di dahi nya yang mulai terlihat.

"Eum baiklah Paman." ucap Gisel menundukkan kepala nya

"Ya sudah untuk pelajaran hari ini kamu sudah mengetahui artinya bukan?" tanya paman dan di balas dengan anggukan dari Gisel . " ya sudah lebih baik sudah hampir mau malam!" ucap paman lalu melangkah kaki dan tak lama kemudian Gisel pun menyusul paman untuk pergi meninggalkan sungai ini .

Gisel POV.

Langit sudah gelap, akan tetapi lampu penerangan mulai redup bahkan ini mengandalkan sebuah lilin yang di kasih dengan minyak kayu manis lalu di bakar meski terlihat gelap namun sayup-sayup aku mendengar suara yang terdengar seram. entah itu jeritan atau pun suara binatang buas.

"Apakah paman tidak merasa takut tinggal di sini sendirian?" tanya Gisel sambil menggosok-gosok tangannya

"Mengapa meski takut jika di sini sudah nyaman?" tanya Paman sambil membolak-balik kan ikan yang tadi di ambil di sungai.

"Mengapa pan tidak keluar dari dunia ini?" tanya Gisel sambil memiringkan kepalanya

"Jadi aku tinggal dimana?" tanya Paman dan di balas dengan gelengan dari Gisel

"Aish..., kau ini paman sudah senang tinggal di sini dan untuk ke dunia nyata juga sudah tak bisa!"ujar paman Sambil memandang ke arah langit

"Eh kenapa?" tanya Gisel

"Sudah itu bukan urusanmu. ini sudah matang ikan nya."ucap Paman langsung menyerahkan kepada Gisel sedangkan Gisel langsung menerima dengan tangan terbuka dan jangan lupakan cengiran yang selau terpatri di wajah nya

"Makasih ya paman." ucap Gisel sambil meniup makanan nya

"Duluan saja, paman tidak lapar." ucap paman kepada Gisel ketika menunjukkan ikan bakarnya kepadanya

"Kapan makan nya?" tanya Gisel

"Tadi, sudah cepat makan ke buru malam nanti ada binatang buas yang mencari mangsa." ucap paman sambil melihat kearah sekelilingnya

"Eh ya udah paman, Gisel makan dulu ya!" ucap Gisel lalu memakan dengan nikmat ," Tapi paman kenapa enak sekali ikan nya?" tanya Gisel dan di balas dengan kerutan dahi

"Kamu belum pernah makan ikan bakar?" tanya Paman sambil menatap ke arah Gisel yang sedang makan ikan bakar nya dengan buru-buru

"Bukan seperti itu paman, maksud nya ikan nya enak beda sama yang Gisel makan!" ucap Gisel sambil memperhatikan ikan yang mulai habis

"Duniamu sudah tercemar dengan berbagai merk racun sedangkan di sini racun darimana?" tanya paman sambil bertanya ke arah Gisel

"Heheheheh iya deh paman, ikan di dunia yang aku makan itu beda sudah di kasih racun hehehehe." ucap Gisel sambil tertawa kecil

"Ya sudah cepat selesai kan makan nya." ucap paman dan di balas dengan anggukan dari Gisel. dan tak lama kemudian Gisel sudah menghabiskan ikan lalu terdiam sejenak sebelum bertanya kepada paman sebelah nya.

"Paman Gisel kapan bisa pulang?" tanya Gisel sambil menundukkan kepalanya

"Ada saatnya kamu pulang dari sini dan paman harap kamu tidak melupakan paman." ucap paman sambi melihat ke arah bintang

"Paman bukankah sekarang bulan purnama?" tanya Gisel sambi melotot ke arah paman

"Itu tidak terjadi karena waktu nya berbeda dengan duniamu." ucap Paman lalu menghela nafas dengan berat

"Maksud nya seperti apa?" tanya Gisel

"Jika di sini kamu satu bulan berarti di sana cuman satu jam." ucap paman sedangkan Gisel sudah melototkan mata nya

"Paman tidak bohong?" tanya Gisel sambil melihat ke arah paman

"Paman mana pernah berbohong jika dulu paman Mahapatih di kerajaan." ucap Paman sambil tertawa kecil

"Jadi Gisel di sini untuk apa?" tanya Gisel sambil menggerakkan kakinya

"Paman di sini hanya memberikan sebuah pengalaman yang tak terlupakan. sudah malam ayo tidur." ucap paman sambil beranjak dari duduknya

"Paman jelaskan terlebih dahulu." teriak Gisel sambi menyusul ke dalam rumah nya .