Glen memilih kartu sebagai judi kali ini. Kai hanya tersenyum meremehkan,Glen lebih tampak seperti mencari kematiannya sendiri. Sebelum persahabatan mereka hancur,Kai menghabiskan banyak waktunya dengan Glen. Entah hanya hangout,mengerjakan tugas, atau bermain game bersama. Konyolnya Glen tak pernah menang sekalipun melawan Kai dalam permainan kartu atau bahkan dalam game apapun.
"Anda ingin bertaruh berapa?" Tanya Mc dari pesta judi itu.
"2 Miliar"
Tepuk tangan dan sorak para penonton semakin menggila,angka tersebut sangat besar untuk judi semata. Kai mengepalkan tangan untuk menutup mulutnya yang menahan tawa. Kebetulan sekali Kai akan nikah minggu depan,2 Miliar sangatlah cukup untuk kebutuhannya berumah tangga. Rava yang melihat 2 sahabatnya saling bertanding tampak kesal,hubungan mereka sangat tidak baik dan sialnya Rava berdiri di kedua belah pihak.
"2 Miliar ? baiklah Glen. Di banding balas dendam kau lebih seperti ingin menyumbang uang untuk pesta pernikahan mantan sahabatmu" Rava tampak bermonolog ria.
Rava sedikit cemas karena bagaimanapun ia sudah terlanjur berjudi dengan memegang Glen sebagai jagoannya. Jika Glen kalah itu menjadi kerugian besar untuk Rava.
Kai menyetujui pertandingan itu,tampaknya si kaya raya yang bodoh itu ingin membiayai pernikahan mantan sahabatnya. Pertandingan yang sengitpun di mulai,kartu mulai di bagikan. Satu sama lain tampak sibuk dengan strategi yang mereka rencanakan. Penonton yang tadi ramai menjadi hening karena mereka fokus dengan 2 orang yang bersaing ketat namun tetap imbang,itu sedikit mengejutkan karena Kai belum pernah mendapat lawan selihai itu.
Sengitnya pertandingan antara Glen dan Kai membuat suasana semakin memanas. Para penonton yang sudah terlanjur memilih Kai sebagai jagoannya harap-harap cemas karena Glen tampak tak kesulitan untuk mengimbangi Kai. Satu-satunya yang bisa bernafas lega adalah Rava.
Waktu berjalan semakin lama dan di penghujung pertandingan Glen memimpin. Kai yang terkejut dengan kemampuan Glen yang meningkat pesat menjadi berkeringat dingin. Tak masalah jika ia kalah,tapi masalahnya ia tak memiliki uang sebanyak itu. Kai hanya bekerja di perusahaan otomotif,uangnya sudah cukup banyak di kuras untuk membiayai pernikahan dan menyewa rumah di pinggiran kota. Di detik terakhir Glen membuka kartunya,dan dunia Kai hancur tepat di depan matanya.
"Woahhh!! Selamat Glen kau berhasil mengalahkan Raja kami pada malam hari ini!! Semuanya beri tepuk tangan"
MC tampak heboh namun semua orang kecewa. Mereka sudah bertaruh demi Kai namun ia kalah. Selain itu kekalahan Kai membawa kemenangan untuk Rava. Setidaknya ia meraup 50 juta dalam judi yang tak sengaja ia ikuti.
"Terimakasih semuanya,aku menang" Rava mengumpulkan uang di meja billiard dan memasukannya ke kantung plastik.
"Aku kaya malam ini"
Glen duduk dengan kepuasan terbesar di hatinya,ini kali pertama untuk Glen bisa mengalahkan Kai. Kai yang sudah merasa terpojok tak mampu lagi memyembunyikan wajahnya yang kacau. Ia memikirkan bagaimana mendapat uang 2 Miliar dalam satu malam. Tidak lucu jika ia harus menjual ginjalnya untuk membayar judi,seluruh dunia pasti menertawakannya.
"Baiklah malam ini Gambling Party di tutup dengan pertandingan sengit antara Kai dan Glen. Untuk semuanya yang telah meramaikan suasana saya ucapkan Terima Kasih. Sampai berjumpa di kesempatan berikutnya"
Lampu Club yang tadi terang benderang di ubah menjadi lampu Club malam yang redup namun tampak hangat. Interior mewah dari club tersebut tampak indah di bawah cahaya semu,semua kembali ke aktivitasnya masing-masing,hanya Glen dan Kai yang masih duduk di meja judi tanpa bergerak sedikitpun.
"Ingin bayar dengan cash atau mungkin kau butuh nomor rekeningku?" Glen menatap Kai dengan penuh intimidasi.
"Glen,aku tak punya uang sebanyak itu"
"Lalu kenapa kau berani menerima tantanganku?" Kai diam membisu,Glen terkekah pelan.
"Kau berpikir kalau aku akan kalah?"
"Glen tidak bisakah kita lupakan saja?"
"Tidak" tentu Glen tak akan membuat ini menjadi mudah.
"Aku tak berbohong padamu,aku sungguh tak punya uang sebanyak itu bahkan jika aku menjual semua yang aku miliki. Itu tetap tidak akan cukup,bisakah kita lupakan saja? 2 Miliar bukanlah apa-apa untukmu"
Memang,memang benar. Glen disini bukan untuk uang,ia disini untuk melampiaskan kebenciannya dimasa lalu dan kekesalannya karena pertunangannya dibatalkan.
"Aku dengar kau ingin menikah"
"Iya"
"Kalau begitu berikan wanitamu dan semuanya lunas"
Wajah Kai memerah,ia tak menyangka hal semacam itu akan keluar dari mulut Glen. Emosinya naik bagai roket yang lepas landas. Kai menggebrak meja dengan keras dan Glen hanya tertawa menanggapi itu.
"Memukul meja tak menyelesaikan apapun"
"Kau sengaja bukan melakukan ini?" Kai berdiri, ia menarik kerah Glen dan mencengkramnya dengan kuat.
"Kalau iya memang kenapa?"
"Brengsek!" Kai mendorong Glen dengan keras.
"Apa itu salah Kai? Apapun niatku itu tak akan berpengaruh jika kau menang. Kau berani mengambil tantanganku itu berarti kau siap dengan segala konsekuensinya"
"Aku tahu kau melakukan ini karena Selin,tapi kali ini kau benar-benar keterlaluan"
"Aku tak ingin berdebat denganmu. Bayar sekarang atau aku akan membiarkanmu membusuk di penjara?" Kai begitu emosi sampai ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.
"Bisakah kau sedikit bermurah hati? Setidaknya beri aku waktu"
"Baiklah aku memberimu waktu 2 jam dari sekarang"
"Apa kau gila? mana mungkin secepat itu?"
"Mungkin,dengan menyerahkan tunanganmu maka semuanya lunas"
"Tidak,bawa saja aku ke penjara. Aku tak akan pernah membiarkan perempuan yang sangat berarti bagiku beralih tangan pada manusia sepertimu!"
"Baiklah kalau begitu,sampai bertemu di kantor polisi"
Kali ini Glen menjadi kejam dan tak berperasaan. Ia begitu bahagia sampai seakan tubuhnya melayang di angkasa. Tak hanya gertakan semata. Glen benar-benar membawa Kai ke penjara. Rava yang tak menyangka kalau semua akan berakhir sefatal itu mencoba untuk menjadi penengah.
"Glen bisakah kau berbaik hati pada Kai kali ini?"
"Tidak,kau diam saja"
"Setidaknya biarkan Kai melunasi semuanya dengan mencicil. Ini aku menang judi tadi,setidaknya ada 50 juta. Mungkin ini cukup untuk cicilan pertama"
Kai memandang Rava dengan tatapan sedih,Jumlah uang itu cukup banyak dan Kai merasa terharu dengan pengorbanan Rava untuk membujuk Glen.
"Apa aku tampak seperti membutuhkan uangmu? Jangan menjadi pahlawan untuk orang yang mencari kematiannya sendiri. Gunakan uangmu dengan baik,4 adikmu jauh lebih membutuhkan itu"
Glen memang benar,Rava adalah kepala keluarga setelah mendiang ayahnya meninggal 3 tahun lalu. Beban sekolah ke 4 adiknya,kebutuhan hidup mereka,belum lagi ibunya yang staminanya sudah terbatas dimakan usia. Kai menepuk punggung Rava pelan,ia menatap sahabatnya itu.
"Tak apa,tak perlu berkorban untukku. Manusia di depanku ini tak ingin uang,dia hanya ingin aku menderita"
"Tepat sekali. Sekarang kau ikut aku"
Rava tampak pucat,baru saja ia mendapat uang yang banyak. Sekarang ia malah merasa sedih. Berdiri di antara 2 teman yang saling bermusuhan memang melelahkan. Rava tak ingin memihak siapapun,lagipula Glen tak memaksa Kai utuk setuju dengan taruhan sebesar itu. Kai menerima taruhan itu dan kini ia berjalan perlahan masuk ke dalam petinya sendiri. Glen tampak seperti antagonis disini namun ia tak akan punya kesempatan jika Kai tak senekat itu. Kini biarlah waktu yang akan menyelesaikan segalanya.