Glen mengenal banyak orang dari berbagai kalangan,dan ia berteman baik dengan kepala polisi pusat bahkan pengacara paling terkenal di dalam maupun mancanegara. Melaporkan Kai dan membuatnya di penjara hanya hal kecil bagi Glen. Karena koneksi yang kuat semua laporan Glen di tangani dengan cepat. Kai hanya bisa berpasrah saat ia di giring ke dalam jeruji besi. Tak sedikitpun di benaknya ia akan menginjakan kaki disini dan terkurung layaknta binatang buas di marga satwa.
Kai pasrah pada takdirnya,ia duduk bersandar pada tembok yang entah mengapa sedingin bongkahan es. Ia tak memikirkan dirinya sendiri di saat seperti ini,tapi bagaimana dengan kekasihnya? Ia pasti kecewa. Bayangan Pesta pernikahan,baju pengangtin,bahkan rencana bulan madu meledak dan menjadi debu. Kini ia tak pantas memiliki khayalan tersebut,ia tak layak untuk itu.
Di sisi lain Glen masih berbincang ringan dengan kepala kepolisian. Rava yang hatinya sudah kacau hanya duduk termenung sambil menangis,ini terlalu sedih dan ia tak bisa menyembunyikan lagi kelembutan hatinya yang kini bagai di cabik-cabik. Rava tak berani menentang Glen dan iapun tak bisa melindungi Kai.
"Bisakah kau diam? Laki-laki mana boleh menangis seperti itu" Glen msmberinya tisu
"Kau pikir hatiku baja? Aku tak menyangka semuanya akan menjadi seperti ini"
Glen tak akan terbuai dengan air mata Rava. Lagipula anak itu memang cengeng sejak kecil,menangis adalah hal yang biasa untuknya. Glen ingat betul saat terakhir kali mereka menonton film Doraemon bersama,Rava menangis sampai matanya memerah dan sembab. Tak lama setelahnya kekasih Kai datang dengan langkah terburu-buru,kepanikan tampak jelas terlihat di wajahnya. Rava yang melihat perempuan itu langsung lari menghampiri.
"Gwen,kenapa kau bisa ada disini?"
"Dimana Kai? Apa yang terjdi?"
"Kai tidak disini"
Rava berusaha keras untuk mentupi,pasalnya Kai sudah berpesan untuk menjaga rahasia ini dari kekasihnya. Namun entah darimana Gwen tiba-tiba datang.
"Janga berbohong padaku"
Gwen benar,Rava memang tak pandai berbohong. Wajahnya yang ekspresif dan sifatnya yang dramatis tidak akan bisa di ajak kerja sama dalam hal berbohong.
"Ka-ka-kai ada di dalam lapas"
"Bagaimana mungkin? Apa yang dia lakukan?"
"Gwen jangan bertanya terus,Kai berpesan untuk menjaga rahasia ini darimu. Jika kau terus bertanya aku jadi tidak tahu harus bagaimana"
Gwen sudah habis kesabaran,sahabat kekasihnya itu memang bodoh-bodoh menyebalkan. Gwen berlari ke arah lain. Di ujung tempat ia melihat pria berperawakan tinggi semampai layaknya model, wajahnyapun sangat tampan namun tampak angkuh dan dingin secara bersamaan.
Mata mereka bertemu,untuk beberapa saat mereka terdiam. Glen sudah menyadari kehadiran Gwen sedari tadi namun ia tak terlalu perduli. Dengan langkah pasti Glen menghampiri Gwen yang terdiam berdiri di tempatnya semula. Gwen bingung mengapa pria itu menghampirinya.
"Kau kekasih Kai bukan?"
"Iya,darimana kau tahu?"
"Aku Glen"
Gwen mengangguk pelan. Glen tak perlu memperkenalkan dirinya lagi. Gwen sudah sering mendenar nama Glen di percakapan Kai dan Rava. Tak jarang kekasihnya itu membahas tentang Glen dan bagaimana persahabatan mereka retak begitu saja.
"Apa yang terjadi? Dimana Kai?"
"Dia berada di tempat yang layak untuknya"
"Maksudmu?"
Glen memberi aba-aba untuk mengikutinya. Gwen-pun menurutinya diikuti denga Rava yang mengikuti mereka berdua. Jantung Gwen berdebar tak karuan,ia mendapat kabar dari nomor yang tidak dikenal bahwa kekasihnya di tahan di kantor polisi. Tapi sampai saat ini ia tak tahu apa penyebabnya. Merekapun sampai di ruang tunggu,Gwen dan Rava menunggu disana dan Glen tampak berbicara dengan polisi.
Polisi tampak memandangi Gwen dari jauh. Kemudian ia pergi menuju lapas. Tak butuh waktu berlama-lama Gwen melihat Kai dengan baju tahanan berjalan dengan lunglai. Tatapan mereka bertemu,Air mata Gwen tak sanggup di bendung lagi dan ia berlari ke arah Kai.
"Kai !! Kai,ada apa? Mengapa kau berakhir sepert ini?"
"Pergilah Gwen,aku baik-baik saja"
"Baik-baik saja bagaimana!"
Gwen menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangannya,ia menangis sesegukan. Ia tak berani bertanya atas dasar apa kekasihnya itu dijadikan tahanan. Entah mencuri atau membunuh,itu terlalu mengerikan untuk dibayangkan. Kai yang berdiri disana hanya bisa memasang wajah sedihnya,ia ta sanggup melihan kekasihnya seperti itu. Kai ingin memeluk Gwen namun mereka dibatasi dengan kaca.
"Gwen dengarkan aku. Kau tak perlu terlalu khawatir. Aku disini bukan karena aku melakukan tindakan kriminal apalagi mencuri. Pulanglah,aku akan kembali secepatnya. Tempat ini tak aman untukmu" di akhir kata Kai melirik Glen sebentar.
"Lalu apa salahmu?"
"Aku kalah bermain judi"
Ucapan Kai membuat Gwen menghentikan tangisannya. Ia menatap Kai dengan kesal,bagaimana mungkin kekasihnya di tahan dengan hal semacam itu. Terdengar konyol dan memalukan. Apalagi jika mengingat minggu depan mereka akan melangsungkan pernikahan,emosi Gwen semakin memuncak.
"Ya tuhan apa yang ada di pikiranmu Kai? Sejak kapan kau berjudi seperti itu?"
"Gwen tolong maafkan aku. Aku mungkin pernah berjudi beberapa kali diimasa lalu. Kali ini adalah ketidak sengajaanku"
"Kita akan menikah minggu depan dan kau menghancurkan semuanya,kau benar-benar gila! Kau tidak bisa membayar hutang judi itukan? Berapa memang besarnya?"
"Aku tak bisa membayarnya tapi aku berjanji pernikahan kita akan tetap bisa dilangsungkan"
"Lupakan dulu tentang pernikahan. Berapa hutangmu padanya?" Kai tak punya nyali untuk menjawab pertanyaan itu.
Glen terkekah pelan,ia berjalan menghampiri Kai dan Gwen. Kai menatapnya dengan kemarahan,ia tak ingin penawaran gila Glen di dengar langsung oleh Gwen.
"Apa aku perlu menjawabnya Kai?"
"Tutup mulutmu Glen! Jangan ikut campur" Kai menekan dalam setiap perkataannya.
"Katakan saja" Jawab Gwen singkat
"2 Miliar"
Mata Gwen membulat sempurna. Hatinya seakan hancur detik itu juga. Ide darimana berjudi sebesar itu. Bahkan seluruh tabungannya dan Kai jika di satukan tetap tak akan sebanyak itu. Kekecewaan kembali menamparnya di wajah. Tidak hanya pernikahannya yang terancam gagal,hutang Kai-pun juga menjadi menggunung.
"Apa yang ada di pikiranmu?" Suara Gwen mulai melemah,tubuhnya lemas bagai tak bertulang.
"Aku bisa membebaskan Kai dengan mudah"
"Bagaimana caranya?"
"Glen!!"
"Kai tolong diamlah dulu" bujuk Gwen dengan suara yang lemah.
"Gwen,aku mohon jangan dengarkan dia dan kau Glen,tutup mulutmu!"
"Aku bisa melupakan uang 2 Miliar itu asal ada imbalan penggantinya"
"Pengganti apa?"
"Aku membawamu dan semuanya lunas"
Gwen mengepalkan tangannya, ia berdiri lalu mendorong Glen dengan kencang. Glen yang memiliki tubuh lebih tinggi hanya terdorong kecil ke belakang,tak menyeramkan sama sekali.
"Kau sengaja bukan melakukan ini? Kau mau membalas dendam pada Kai bukan? Jahat sekali dirimu!!"
"Kalau iya memangnya kenapa? Lagipula itu salah kekasihmu yang sudah merebut kekasihku. Apa kali ini aku tak boleh merebutmu dari Kai? Bukankah itu adil?"
"Kau kehilangan akalmu Glen,benar-benar tak berperasaan. Lagipula bukan Kai yang merebut,Selin saja yang tak setia. Setelah melihatmu kini aku tahu mengapa Selin lebih memilih Kai dibandingkan denganmu. Kau pantas mendapatkan itu!"
Kata-kata Gwen menghantam Glen dengan keras. Dalam masalah itu Glen adalah korban dari ketidak setiaan kekasihnya dan sahabatnya,tapi gwen berkata seakan-akan Glen pantas untuk di khianati. Melihat perubahan besar di wajah Glen membuat Gwen salah tingkah,ia baru sadar jika kata-katanya begitu kejam. Tapi mau bagaimana lagi,itu sudah terlanjur terucap dan tak bisa di tarik kembali.