Chereads / Ivanka Risanova / Chapter 1 - #1 Truly Life

Ivanka Risanova

🇮🇩irenekim13
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 7k
    Views
Synopsis

Chapter 1 - #1 Truly Life

*Ivanka Risanova POV*

Ivanka Risanova, kalau kalian mendengar nama itu apa yang terlintas dibenak kalian? Wanita anggun? Sopan? Baik Sifat dan Sikapnya? atau Wanita yang memiliki sifat seperti Cinderella baik hati? Hahahahaha... Aku ini bicara apa? Jelas-jelas semua itu benar-benar tidak melukiskan diriku. Ya, si pemilik nama Ivanka Risanova.

Kalian mau tau bagaimana diriku? Aku adalah putri kedua dari seorang pengusaha IT terbesar se-Eropa dan se-Asia, keturunan Rusia-Korea, memiliki satu kakak laki-laki yang hebat, pintar, dan selalu digadang-gadang anak terbaik dan berbakti. Hahahahaha, aku semakin membenci keluargaku yang selalu membandingkan aku dengannya hanya karena aku tidak unggul di semua pelajaran seperti dia yang memang anaknya jenius. Tapi, apa itu salah? Mungkin, kalau dibully di sekolah atau kampus itu sudah biasa. Tapi, pernah tidak kalian dibully keluarga sendiri? Kalian tau rasanya bagaimana? Sakit sekali!

Memangnya kenapa jika nilai kimia ku nol? Atau nilai fisika ku yang hanya satu? Memang jika aku menjadi seorang designer, aku membutuhkan nilai kimia, fisika, geografi? Hahahahahaha, lucu sekali dunia ini. Kalian akan dianggap bodoh jika nilai matematika, kimia, fisika, atau kimia kalian kecil. Kalian akan dicap sebagai anak pintar jika kalian mendapatkan nilai besar di mata pelajaran yang kusebutkan tadi.

Lagipula, kalian tau? Terlahir menjadi anak orang kaya tidak selamanya enak, kenapa? Kau harus dituntut untuk menjadi sempurna di semua bidang! Kau akan dianggap aib keluarga jika kau memiliki kecacatan mental, fisik, dan cacat lainnya. Maaf, bukan maksud berkata kasar tapi memang seperti itu yang aku rasakan sekarang. Ya, aku tak dianggap dikeluarga ku sendiri.

#############

"Nova! Ayo ikut kita ke club. Kau tau? Ada konsumen baru yang errrghh... Kau taulah maksudku! Let's go!" ujar Suzanne, teman sekelasku.

Ah! Aku lupa memberi tahu kalian. Aku masih kelas tiga SMA yang artinya aku masih berusia 18 tahun. Tapi, bagaimana kami bisa ke club? Ya pakai orang dalam dong! Pemilik club itu adalah sepupu Suzanne, teman dekatku.

"Why not? Let's go Suzanne! Jangan sampe nggak!" pekikku kegirangan. Siapa yang tidak girang? Minum-minum gratis, banyak lelaki tampan, dan juga pastinya bisa membuatku rileks sebentar dari ujian-ujian yang tidak tau tujuannya untuk apa. Ya bagaimana tidak, tiga tahun sekolah kemudian ujian, eh! Soal ujian tidak sesuai yang dipelajari di sekolah, untuk apa? Lagian, banyak anak yang belajar mati-matian tapi masih mengulang, sama saja kan denganku yang tidak belajar? Lagian sistem pendidikan juga aneh! Guru matematika tidak bisa bahasa inggris, tetapi kita para murid disuruh bisa semua pelajaran? Really? Dapet nilai kecil yang disalahkan muridnya? Aneh sekali! Lagian, cita-citaku adalah mendirikan perusahaan dibidang fashion. Jadi, aku tidak membutuhkan nilai logaritma, nilai termokimia, dan nilai geografi kan? Yang kubutuhkan hanya nilai ekonomi, matematika design, dan sekarang juga sudah dipermudah dengan penggunaan teknologi canggih. Kenapa kita masih mempersulit diri sendiri? Nilai ujian juga tidak akan terpakai kok, hanya jadi ajang perbandingan antara anak pertama dan kedua, itulah fungsi ujian sebenarnya.

#########

Aku, Suzanne, Shaka, dan Garry sudah sampai di club yang memang sudah menjadi langganan kita berempat. Kami masuk tanpa memperlihatkan identitas karena, yaa.... Orang dalam! Ahahahahahaha!!!

Sesampainya di dalam, aku langsung memesan minuman yang biasa aku pesan, minuman kesukaanku. Strawberry Champagne with 40% alkohol, tidak besar kok. Biasanya aku meminum sampai yang kadar alkoholnya 60-70%. Tetapi, berhubung orang dirumah sedang tidak ada, aku pun tidak begitu stress dibuatnya jadi ya yang rendah saja. Hanya ingin menikmati minuman dan musik yang berdentum keras juga melihat kegaduhan yang diperbuat para manusia yang memang mencari kebahagiaan di tengah aturan-aturan kejam nan aneh yang 'mungkin' mereka terima.

Saat sedang santai meminum, terlihat lelaki yang yaaa... Cukup tampan dengan setelan suit berwarna hitam dan kemeja putih yang terbuka sedikit kancingnya pada bagian dada atas membuatnya terlihat cool dan macho. Jangan lupakan rambut blondenya yang tertata sedikit berantakan karena sedikit panjang dan juga jambang dan kumis tipis di sekitar wajah tegasnya itu, membuatku sedikit berfantasi liar dengannya! Eits! Jangan cap aku sebagai wanita murahan ya! Aku baru sekedar kiss saja tidak lebih, aku ini masih tau batasan ya!

Aku yang sedikit terganggu karena dia hanya duduk di sofa sendirian menikmati minumannya sambil menatap lurus kedepan yang entah menatap apa karena memang tatapan kosong, segera saja aku berjalan menghampirinya sambil membawa minumanku dan segera ku daratkan bokong ku di pangkuannya yang membuatnya terkejut.

"Halo om, tampan seperti mu sedih sekali jika sendirian disini, seperti tak memiliki harapan hidup saja! Oops! Sorry om, just kidding. Hehehe" ujarku yang kemudian mengalungkan tanganku pada leher lelaki yang terlihat lebih tua dariku itu. Bisa kupanggil lelaki ini hot daddy? Wajahnya benar-benar cukup hot untuk lelaki seusianya ini.

Dia hanya menatap wajahku dengan tatapan lekatnya, kemudian kembali meminum minuman miliknya tanpa merasa terganggu sedikitpun dengan kehadiranku di pangkuannya. Aku yang merasa dicueki olehnya merasa tak terima. Ayolah! Aku adalah Ivanka Risanova, wanita yang terlahir cantik dan pasti siapapun akan tergoda olehku, siapapun. Tetapi, kenapa si om ini tidak terpengaruh oleh ku? Benar-benar tidak suka!

Aku yang memang gila langsung saja menarik tengkuknya dan membiarkan bibir kami saling menempel. Aneh! Dia merespon dengan erghhhh.... Liar. Yups! Kena kan dia! Hahahahahaha.....

Aku membiarkan dia yang memimpin ciuman panas diantara kami. Aku masih berbaik hati hari ini, lihat saja nanti om! Akan ku campakkan setelah ini. Hahahahaha! Kubuat kau mengemis meminta aku menemanimu semalaman!

Saat kami sedang berciuman panas, tiba-tiba ada seorang wanita datang dan kemudian berteriak yang mengejutkan aku dan si om. Beruntung musik di club ini sangat kencang dan membuat kami bertiga tidak menjadi pusat perhatian.

"RICHARD! INI YANG KAU LAKUKAN DIBELAKANGKU?!! KURANG AJAR!" pekik wanita itu yang membuat kami menghentikan aktivitas kami. Hahhh.... Kau harus menerima balasan karena telah menggangguku tante girang! Tapi, terima kasih karena berkatmu, aku tau nama si om tampan ini. Richard? Wow!!! Namanya setampan wajahnya! Hahahahaha...

Si 'om' Richard itu sama sekali tak bergeming, dia hanya meminum minumannya dan kemudian tiba-tiba saja dia melakukan hal yang sedikit cukup gila. Dia segera mendaratkan bibirnya di leherku, sh*t! Itu daerah sensitifku!

Tubuhku bergetar hebat, jujur saja aku baru pertama kali melakukan ini. Paling buruk dalah aku hanya saling bertukar saliva saja, jika memang lawanku hendak lanjut, aku akan segera memutuskan sepihak dan mencampakkan mereka. Tapi, om ini memang memiliki magnet yang membuatku jujur saja tidak bisa melakukan penolakan. Bagaimana ini?????

Aku hanya menutup mataku menikmati sensasi kecupan-kecupan kecil di leherku dan mengabaikan wanita aneh yang kini sudah mulai dipuncak emosinya. Aku yakin sekali, jika tangan wanita itu tidak ditangkap si 'Om' Richard, mungkin saja sudah mendarat di pipi mulusku dan membekas. Aku terkejut, gila gila gila.... Aku belum pernah melakukan hal tergila ini. Jujur saja aku sedikit takut, maklum aku masih pemula kalau dalam hal menjadi simpanan om-om. Sama sekali tak berpengalaman dan tidak minat sama sekali. Jadi, aku hanya diam. "Jangan sakiti kekasihku! Pergilah! Bukankah kau tengah hamil anak lelaki sialan itu? Hubungan kita sudah berakhir!" ucap om Richard dengan suara deep dan bassnya yang membuatku melted! Siallll!!!! Suaranya dalam sekali! Oh Goddes!! Apakah dia Tom Cruise? Tapi, dia tak setua Tom Cruise, dia mungkin seumuran kakak 'sialan' ku atau lebih tua dia daripada kakak 'sialan' ku!

Dan apa tadi? Kekasih? Ohhh God!! Tenggelamkan aku di rawa penuh emas God! Please!!! Aku menatap wanita itu dengan tatapan tajam dan melihat si wanita dengan tangan terkepal kemudian menjauh.

Setelah wanita gila itu pergi menjauh, "Kau tidak apa-apa? Apa ada yang terluka?" tanyanya dengan wajah datarnya, aku spontan saja mengangguk. Dia hanya menaikkan alisnya, "Dimana?" tanyanya dengan kemudian melihat-lihat tubuhku, memeriksa keadaanku.

Aku langsung saja menunjuk tubuh bagian dadaku. "Disini om, sakit sekali rasanya. Jantungku, berdetak cukup kencang. Apa akan meledak om?" tanyaku yang membuatnya menghela nafasnya kasar. "Kau ini!" setelah itu, ia pun kembali duduk dan menikmati minumannya.

Aku melakukan hal yang sama, kali ini aku duduk di sebelahnya bukan di pangkuannya. Dia melirik sebentar kemudian kembali fokus pada minumannya. "Galau om? Ternyata kekasih om hamil dengan lelaki lain ya om? Diselingkuhi om?" tanyaku tanpa basa-basi yang membuatnya menoleh padaku. "Tidak usah sok tau, anak kecil! Kau kenapa datang kesini? Masih dibawah umur tidak diperbolehkan masuk kesini, kau tau itu!" jawabnya mengalihkan ucapanku. Aku tersenyum miring dan memutar gelasku, "Benar ternyata dugaanku! Sudahlah om, lagian wanita murahan seperti itu banyak kalau om mau. Nanti kutanyakan pada pemilik club saja kalau memang mau" jawabku yang membuat rahangnya mengeras kemudian sedetik kemudian tersenyum miring, "Iya, tidak usah terima kasih. Lagian disebelahku sudah ada WANITA MURAHAN lainnya. Tidak perlu repot-repot" ucapnya sambil menekankan kata 'Wanita Murahan' yang memang bermaksud menyindirku.

Marah? Tentu saja! Tetapi tidak kuperlihatkan, biar saja. Kalau kuperlihatkan justru ia akan merasa menang, aku balas saja senyuman miring. "Iya om, aku memang wanita murahan, tetapi setidaknya aku tidak semurah harga wanita om itu. Aku tidak hamil dan menghancurkan kepercayaan kekasihnya. Bodoh sekali dia, kalau memang mau selingkuh seharusnya dia pakai 'pengaman' kan om? Kalau sudah jadi, bukannya dia memang sengaja? Dengan begitu, dia bisa menunjukkan bahwa ia sudah tak ingin lagi dengan om. Mungkin, bisa saja dia ingin memutuskan om tetapi dia merasa tak enak dengan om kan? Yahhh.... Semoga dugaanku salah" jawabku santai yang membuat lelaki disampingku mengeraskan rahangnya. "Kau!!! Kalau memang dugaanmu seperti itu, kenapa dia datang kesini dan hampir saja menamparmu?! Aneh! Opinimu benar-benar tak berdasar!" jawabnya tak mau mengalah.

"Om, itu hanya supaya ia masih bisa meminta maaf dan berbaikan denganmu sebagai teman. Bayangkan saja om, kalau dilihat om ini kaya sedangkan dia? Dia wanita biasa saja sih dari wajahnya. Sorry bukan menilai penampilan tapi memang yahhh.... Begitulah, dia itu benalu di pohon jambu om! Om kaya, kalau memutuskan hubungan dengan om bisa saja dia tak mendapatkan apa yang dia inginkan kan om? Atau lelaki yang menghamilinya adalah orang yang biasa saja dan tak mau menjamin anak itu? Who knows om? Wanita itu seperti ular om. Hati-hati om! Kalau dia mengajak om kembali, jangan mau! Om itu tampan, kaya, yaaa walaupun cuek tak masalah. Om bisa mendapatkan yang om mau!" ucapku yang membuatnya diam. Apa ucapanku salah atau benar? Hahahahaha biarlah, biar dia pikir sendiri.

Aku beranjak pergi dan menjauh, "Hei! Namamu siapa?" tanya om itu, aku hanya menoleh sedikit dan tersenyum, "Nova" setelah menjawab aku pergi begitu saja. Nova adalah call name ku yang memang sudah terkenal di club ini, ntahlah. Aku tak begitu suka jika ada yang mengetahui nama asliku. Bukan tak suka sih sebenarnya, mungkin karena nama itu akan dikenal sebagai anak pengusaha IT dan aku tidak suka jika dikenal sebagai anak pengusaha sukses. Aku lebih suka dikenal sebagai aku.

'Me is Mine! You is Yours!' itu motoku.

Kalau memang suatu saat orang akan mengenalku, biarkan aku mengenalkan namaku Nova, Ivanka Risanova si designer fashion, bukan Ivanka Risanova si anak pengusaha. Biarkan aku memulai diriku, berdiri diatas kakiku, tak bertumpu pada kedua orang tuaku. Lagiannn.... Aku memang tak menyukai keluargaku. Toxic Family!

###################

Aku sudah sampai dirumah pukul 2 pagi dan betapa terkejutnya aku ketika lampu ruang tengah hidup menampilkan papa dan mamaku yang menatapku tajam. "Dari mana saja kamu Icha?! Jam segini baru pulang?!"

Siap-siap saja, perang dunia akan dimulai! Siapkan telinga, hati, dan mentalmu Nova!