*Ivanka Risanova POV*
Sialan!! Bagaimana kedua orang tua ini sudah kembali dari perjalanan bisnis mereka? Bukannya masih 2 minggu lagi di Aussie? Sial! Sial! Sial! Malas sekali jika harus melihat wajah mereka berdua!
"Kau dari mana? Kenapa jam segini baru pulang?" tanya wanita yang biasanya kupanggil mama itu sambil menatap tajam ke arahku. Aku hanya mendesis malas kemudian berjalan menuju kamarku yang berada di lantai 2. Saat aku berjalan melewati mereka, "Dasar anak tidak berguna! Tidak tahu diuntung! Sudah bagus aku membesarkanmu dengan baik! Beginikah kau membalasnya anak b*adab?" tanya lelaki paruh baya yang dengan tidak sudi kupanggil papa.
Mendengar penuturannya yang membuatku sakit hati untuk kesekian kalinya, aku hanya melirik tajam dan kemudian berjalan menuju tangga yang kini sudah berada dihadapanku. Saat aku berada di setengah jalanku, aku berhenti "Baik ya? Bagaimana anda membesarkan saya dengan baik? Anda mungkin lupa karena anda TIDAK PERNAH ada di hidup saya. Dari saya dilahirkan sampai saya sebesar ini hanya Bibi Anneth saja yang selalu berada di samping saya, selalu ada disaat saya menangis, selalu mendukung saya saat menjuarai lomba design internasional yang bahkan ANDA SAJA JUSTRU MEREMEHKAN SAYA! Anda membesarkan saya dengan baik? Anda yakin dengan itu?" ucapku sambil menatap lelaki yang kini melihatku dengan tatapan seperti membunuhku dari lantai bawah.
"Kau! Kau hanya bisa membuat nama keluarga menjadi kotor! Kehadiranmu benar-benar membuat keluarga ini tidak pernah bahagia! Kau! Seharusnya dari dulu kau sudah kubunuh saja! Kau benar-benar tidak bisa diharapkan seperti kakak lelakimu! Terserah mau jadi apa dan bagaimana kamu! Saya tidak peduli!" ucap papa yang benar-benar membuatku sakit. Jujur, dari semua hujatan papa sebelumnya, kali ini lah yang paling sakit.
Aku sudah cukup kebal, tetapi ini benar-benar menyakitkan. 'Anak Tidak Berguna', 'Anak Tidak Pintar', 'Aib Keluarga', dan kali ini 'Anak Tak Diharapkan'. Kali ini, aku benar-benar membenci fakta bahwa aku terlahir dari keluarga seperti ini. Aku bergegas menuju kamarku dan membereskan semua barang milikku. Aku berniat untuk kabur.
#############
*Ivanka Risanova POV End*
"Bukankah kau sudah begitu kasar dengannya?" tanya wanita paruh baya yang masih terlihat cantik seusianya, Issabelle Bae (Mama Ivanka Risanova). Lelaki yang disebelahnya hanya meneguk minuman kemudian melirik istrinya, "Biar saja! Dia memang tak bisa dikatakan dengan pelan. Dia anak yang manja dan menyebalkan. Selagi dia tidak bisa seperti kakak lelakinya, maka dia bukan anakku!" balas suaminya yang membuat wanita itu terkejut. Wanita itu menatap tajam suaminya, Sammy Jullius Pavlo (Papa Ivanka Risanova).
Saat pasangan itu tengah berbincang di ruang tengah, tiba-tiba saja Ivanka Risanova atau Icha (Nickname keluarganya) turun sambil membawa barang-barang seperti koper dan tas serta smartphone dan kunci mobil miliknya yang ia beli hasil menjuarai lomba design nasional dan internasional. Ia berjalan menuju pintu utama melewati kedua orang tuanya yang kini menatapnya, "Kau mau kemana?" tanya sang mama kepada anak gadisnya. Ivanka hanya menghela nafasnya, "Kalian bilang tadi aku tak berguna kan? Tak diinginkan kan? Kenapa aku masih berada disini? Benar-benar memuakkan!" balas Ivanka kemudian berjalan menuju pintu utama. Mamanya mengejar dan menangkap tangan anak gadisnya itu sehingga mau tidak mau, Ivanka berhenti. "Kini apa lagi? Masih kurang puas menyakiti perasaan manusia? Kalian menyebut diri kalian manusiakah? Bahkan sebuas-buasnya binatang buas tidak akan pernah menyakiti anaknya, lalu kalian ini apa?" tanya Ivanka yang merasa frustasi dengan keluarganya.
Mamanya yang mendengar itu kemudian menangis, "Icha, mama mohon jangan pergi. Mama minta maaf nak" ucap mamanya sembari memegang tangan anak gadisnya sambil berlutut. Ivanka sebenarnya bukanlah wanita yang bisa tega melakukan itu terutama untuk keluarganya. Tetapi, ia benar-benar lelah dengan semuanya. Ia malas untuk terus menetap di rumah yang seharusnya menjadi istana bagi semua orang tapi justru menjadi neraka untuknya.
Ivanka melepaskan genggaman kuat tangan mamanya dan kemudian pergi begitu saja meninggalkan mamanya yang menangis di depan pintu utama. Ia benar-benar menghiraukan keluarganya dan keluar dari neraka dunia itu. Bye-bye hell, welcome to the heaven now!
#################
Ivanka kini kebingungan, bagaimana kehidupannya sekarang? Ia benar-benar melepaskan kehidupan glamour dan mewahnya yang sebelumnya sudah melekat dengan namanya, Ivanka Risanova. Ia benar-benar tak membawa sepeser pun uang dari kedua orang tuanya, ia hanya memegang uang hasil lomba-lomba design yang ia sering menangkan. Tetapi, uang itu kini menipis dan ia tak tahu harus menuju kemana. Lalu, bagaimana dengan sekolahnya? Ah~ persetan dengan sekolahnya, ia akan mengikuti ujian gelombang C saja, yang terpenting ia punya ijazah SMA itu saja.
Dia terus berkeliling bahkan ia kini pergi ke bandara untuk pergi ke luar negeri. Yups! Ivanka sudah memutuskan untuk pergi ke negeri dimana Ratu Elizabeth memimpin, London. Ia akan memulai hidup barunya disana dengan kehidupan yang sangat ia ingin lakukan disana, kebebasan. Ingat ya, kebebasan bukan keliaran. Ia pergi tanpa memberi kabar kepada teman-temannya dan siapapun kenalannya yang berada di Rusia. Ia terus memantapkan dirinya dan akhirnya ia pun sudah berangkat menuju London. Good bye, Russia. Welcome London!
##################
"Apa dia akan kembali?" tanya mamanya yang kini sedang berada dikamarnya menenangkan dirinya sambil menatap foto anaknya. Suaminya hanya diam tak bergeming melihat istrinya yang begitu frustasi dengan kepergian anak gadis satu-satunya. Melihat suaminya tak menjawab, kemarahan istrinya meluap, "KAU TIDAK MENDENGARKU?!!! Oke, baiklah kalau begitu. Tidak usah menyentuhku, suami sialan!!" balas istrinya yang membuat lelaki itu menghela nafasnya, "Tenang saja, dia akan kembali. Dia tidak bisa hidup sendiri aku pastikan itu! Lagian, anak manja itu terbiasa menerima uang dariku kan? Jadi, nanti aku akan menyuruh orangku untuk melacaknya. Kau tenang saja!" balas suaminya santai.
TOK~TOK~TOK~
Pintu kamar mereka diketuk oleh maid keluarga itu, "Ya bi, ada apa?" tanya mama yang masih serak khas ala orang yang baru saja menangis. Sang bibi kemudian menunjukkan ATM kepada pasangan itu, "Tadi saya menemukannya di kasur milik nona Icha, Nyonya" ucap bibi sambil menyerahkan ATM itu ke wanita paruh baya yang sudah menahan tangisnya.
"Anak sialan! Bisanya menyusahkan orang lain saja!" desis sang suami yang membuat istrinya marah kemudian menampar pipi suaminya.
###############
*Ivanka Risanova POV*
Saat ini aku sudah menginjakkan kakiku di negara orang, negara asing. Negara dengan Ratu sebagai pimpinan mereka, London. Jujur saja, aku bingung dengan diriku sendiri. Apa yang harus kulakukan? Dimana aku tinggal? Bagaimana kehidupanku selanjutnya? Tidak mungkin kan aku hidup hanya mengandalkan uangku yang bahkan sudah sangat tipis ini? Oke, aku harus berubah. Aku tidak bisa hanya berdiam diri saja seperti ini. Oke, berhubung disini jam sudah menunjukkan pukul 10 pagi, aku harus mencari penginapan yang pastinya harus sesuai dengan budgetku dan aku harus menyusun rencana untuk kehidupanku di masa yang akan datang.
Aku berjalan-jalan sambil bertanya dengan makelar bangunan tentang harga-harga bangunan termurah dan berharap saja ada yang murah dan tepat dengan isi ATM ku ini. Makelar menjelaskan kalau untuk harga yang murah dan kualitasnya masih bagus maka di kota Oxford ada. Tapi, dari titik utama kami bertemu dan menuju Oxford membutuhkan waktu sekitar satu setengah jam. Mau bagaimana lagi? Lebih baikkan daripada di sekitar sini mahal-mahal. aku pun mengiyakan, berhubung mobil milikku belum datang dan diperkirakan akan datang sekitar 3 hari lagi, aku dan sang makelar gedung menggunakan bus antar kota menuju Oxford City, kota pelajar di London.
Sesampainya aku disana, aku langsung diajak menuju gedung yang dimaksud. "Bagaimana? Kau suka? Tidak begitu besar tetapi fasilitas lengkap. Air, pemanas ruangan, lampu, dan juga ada pendingin ruangan semuanya hidup. Ini termasuk murah di UK. Kau tau? Biaya hidup semakin mahal, bagaimana?" tawar sang makelar dan setelah kulihat-lihat, bagus juga dan tidak begitu buruk. "Oke, aku ambil. Bagaimana sistem bayarnya?" tanyaku. Kemudian, makelar pun menjelaskan bahwa sistem sewa itu modelnya pertahun. Berhubung tabunganku masih banyak, akhirnya aku melakukan sewa selama 2 tahun.
Akhirnya, masalah satu solved! Kini masalah selanjutnya yaitu bertahan hidup. Oke, anggap saja kalau aku ini sedang bermain game survival. Oh iya, kalau kalian bertanya apakah aku ingin kuliah? Tentu saja. Aku ingin mengambil kuliah jurusan fashion design karena hanya itulah satu-satunya bakatku.
Aku mengistirahatkan tubuhku sebentar saja, ternyata memikirkan hidup itu cukup sulit dan mengeluarkan banyak sekali tenaga yaa? Hahahahaha, tapi aku tak akan menyerah, kalau menyerah bukan Ivanka Risanova namanya~~
Tak terasa hari sudah menjelang siang dan aku merasa lapar. Berhubung aku sedang dalam masa penghematan uang, maka aku akan belanja sesuai kebutuhan kantong. Berjalan menuju supermarket terdekat, akhirnya aku membeli makanan yang sekiranya bisa ku masak. Aku mengambil beberapa sayuran dan buah apel serta pisang kemudian membayarnya, setelah itu aku pun berjalan pulang.
Saat diperjalanan pulang, aku bertemu dengan seorang wanita yang hampir saja tertabrak mobil kalau tidak segera ku tarik tangannya. "Anda baik-baik saja kan? Ada yang terluka?" tanyaku pada wanita yang terlihat berusia kepala 4 itu. Dia yang mungkin masih shock hanya menggelengkan kepalanya. Aku menghela nafas, "Nyonya, anda seharusnya tidak bermain ponsel di jalan raya. Bukan hanya membahayakan diri anda sendiri, anda juga membahayakan diri orang lain. Saya permisi dulu" ucapku kesal karena masih ada saja manusia yang tidak bisa terlepas dari ponsel genggam seperti itu. Menyebalkan sekali.
Aku pun berjalan menuju apartemenku, tetapi tiba-tiba saja tanganku digenggam oleh seseorang dan akhirnya aku pun berbalik. Bisa kulihat wanita yang kutolong tadi menggenggam tanganku dan tersenyum, "Bisa kita bicara?" tanyanya yang membuat aku menaikkan sebelah alisku. Oh God! Aku lapar tapikan tidak mungkin kalau aku menolaknya. Akhirnya kami memilih bebicara di caffe depan karena jaraknya juga dekat.
################
Kini kami tengah menyesap minuman dan memakan makanan ringa seperti cheese cake kesukaanku. "Kenalkan namaku Grace Feodora McConor. Biasanya sering dipanggil Madam Feo. Kalau kau siapa" tanya Madam Feo sambil tersenyum ramah. Aku yang canggung hanya tersenyum tipis, "Namaku Ivanka Risanova, Anda bisa memanggilku Nova, Madam" jawabku yang kemudian ia angguki. Ia menatapku, "Kau terlihat masih muda, kau sekolah dimana? Ah~ sebelumnya aku sangat berterima kasih denganmu Nova, aku berhutang budi denganmu" balasnya yang membuatku tersenyum dan mengangguk. "Tidak perlu seperti itu, Madam. Sudah menjadi kewajiban manusia untuk saling tolong-menolongkan? Saya tidak sekolah Madam" Jawabku yang membuatnya terkejut kemudian tersenyum. Kami pun akhirnya berbincang-bincang santai sambil sesekali tertawa.
"Mommy! Kenapa kau ada disini? Siapa dia?"