Denis menatap paperbag yang ada ditangannya dengan sendu. Hadiah pertama untuk sang papa. Dan artinya belum seberapa jika dibanding dengan pemberian lelaki paruh baya itu. Bahkan uang yang ia gunakan juga pemberiannya. Denis menghela napas pelan. Ia pun kembali melajukan mobilnya menuju rumah.
"Kamu darimana?" tanya Rega begitu melihat putranya menenteng paperbag ukuran besar.
"Cari angin sebentar," jawab Denis santai sembari mendudukan dirinya di sofa sebelah sang papa. "Denis mau papa masak untuk makan malam," pintanya yang membuat Rega tersenyum.
"Manja," cibir Rega tapi Denis tak merespon. "Kalau papa sudah tidak disini kau cepatlah cari istri," lanjutnya sembari mengusap sayang pundak Denis.
"Sudah ada pa. Tinggal restunya saja yang belum punya," jawab Denis lugas. Ia melirik kesal sang papa yang justru tersenyum.
"Usahamu kurang keras anak muda. Kau seharusnya lebih gencar memberinya perhatian." Ucapan Rega ini terdengar seperti petuah untuk Denis.