Seminggu sudah Nala murung dan bersedih. Gadis itu seolah tidak memiliki siapapun karena ruangnya terasa sepi. Untuk hidup saja Nala seperti tidak ada minat. Perasaannya sakit entah karena apa. Semua terasa kosong. Rea dan Aldy hanya bisa mengheal napas melihat kondisi putrinya saat ini. Ia sudah melakukan banyak cara namun sampai sekarang juga tidak ada hal berarti sebagai wujud perkembangan psikis Nala.
"Apa kita harus membawanya ke psikiater?" Pertanyaan itu tercetus begitu saja membuat Rea menatap Aldy tidak percaya.
"Nala tidak gila!" Geram Rea kemudian. Ia tidak habis pikir kenapa suaminya itu berpikir demikian.
"Aku hanya tidak tega membiarkannya terlalu lama dalam keadaan seperti sekarang sayang. Aku tidak bisa diam saja saat putriku kesakitan," gundah Aldy menyampaikan isi hatinya yang sudah ia simpan beberapa hari ini. Ia harus bagaimana lagi untuk menghentikan tangisan Nala yang entah karena apa.