Kini Rega mulai membayangkan bagaimana keadaan Denis jika keluarga Nala ikut menghakiminya. Anaknya itu pasti akan sangat terpukul dan tentu saja mempengaruhi kinerjanya. Rega hanya tidak ingin Denis berpikiran sempit dan melakukan sesuatu diluar kendalinya. Ia kembali mencoba menghubungi putranya meskipun nihil. Baru terniat untuk meletakkan, tapi ponsel ditangannya justru kini berdering nyaring. "Rea," gumam Rega saat melihat ID caller di layarnya. Dengan segera ia pun menggeser tombol hijau.
"Dimana putra kurang ajarmu itu?" sembur Rea sebelum Rega bersuara.
"Ada apa Rea?" Rega bertanya dengan nada yang terkejut tak dibuat-buat.
"Jangan pura-pura tidak tahu." Rea terdengar menghela napas kasar. Kemudian melanjutkan. "Katakan padanya untuk tidak pernah muncul di hadapan kami. Terutama Nala." Ada nada marah tak tertahan disana.