Hari sudah menjelang malam saat mereka kembali ke asrama. Mereka senang melihat Nala sudah tidak sepucat tadi pagi dan kali ini gadis itu sudah duduk di ruang tengah. Bukan lagi meringkuk di kasur dengan selimut yang membebal tubuhnya hingga tak terlihat.
"Kau sudah baikan?" tanya Nada.
"Ya. Terimakasih untuk obatnya," jawab Nala sembari tersenyum. Ia melirik Denis yang sama sekali tak menatap ke arahnya.
"Do you wanna something?" tanya Adam yang sudah mendaratkan pantatnya di sofa kosong sebelah Nala.
"Dia hanya butuh kau jauhi," kesal Bayu yang entah mengapa tidak suka dengan sikap Adam yang selalu menebar pesona pada setiap gadis.
"Kalian mandilah dulu," seru Nala.
Mereka pun berlalu menuju kamar masing-masing hingga menyisakan Denis. Lelaki itu mendekat dan menatap Nala sekilas. Ia menghela napas pelan. "Untukmu," ucapnya tanpa menatap Nala sembari menyerahkan sekotak buah segar membuat gadis itu tersenyum.