Aldy melamar Rea kepada kedua orangtuanya malam itu. Papa Rea awalnya menentang lamaran dari Aldy. Namun, Aldy pantang mundur. Aldy dan Rea terus memohon agar mereka dimaafkan dan diberikan ijin serta restu untuk menikah.
"Saya ingin melamar Rea Om. Saya ingin menjadikan Rea sebagai istri saya."
"Apa yang membuatmu yakin kalau aku akan menerima lamaranmu juga merestui hubunganmu dengan putriku Rea?"
"Aku yakin Om pasti akan mengabulkan semua permintaan Rea, jika hal itu membuat Rea bahagia."
Papa Rea menghela napas dalam-dalam. Dia tak bisa melakukan apapun lagi. Ingin berkeras hatipun tetap tak bisa, karena Rea sudah memutuskan untuk menerima Aldy.
"Baiklah, aku akan menerimamu sebagai calon menantuku."
"Benarkah itu Om? Terimakasih banyak Om."
Aldy sudah sangat senang, begitu juga dengan Rea dan Mamanya. Mereka sudah hampir bersorak, mendengar perkataan papa Rea tadi. Namun, tiba-tiba papa Rea berkata lagi.
"Kalian jangan senang dulu. Khususnya kau Aldy!"
"Maksud Om?"