BULAN KE TUJUH
Dengan napas tersengal dan kesal, Bruce kembali ke beranda Malikha. Malikha yang jadi tak enak hanya melihat Bruce lalu menuduk dan seperti menyesal.
"Kenapa kamu jalan dengan dia? Kamu tau kan dia pria yang berbahaya?" ujar Bruce sedikit menaikkan nada suaranya.
"Dia tidak berbuat apa pun, Bruce." Malikha membela Aidan. Bruce jadi makin uring-uringan mendengar pembelaan Malikha.
"Malikha, jangan lupa jika dia pernah mengurungmu di apartemennya. Dia adalah penyebab depresimu. Apa kamu sudah melupakannya, begitu mudahnya!" tanya Bruce dengan nada kesal tertahan. Malikha mulai memandang Bruce dengan tatap yang tak nyaman dan ia diam saja tak menanggapi apa pun. Hal itu membuat Bruce sadar jika ia sudah membuat Malikha jadi takut.
"Maafkan aku, Sayang. Aku tidak bermaksud membuatmu cemas dan takut. Aku hanya sangat mengkhawatirkan keadaanmu," ujar Bruce mendekati Malikha dan berusaha memegang tangannya. Malikha memang tidak menghindar tapi ia tak menjawab apapun.