Malam itu takkan ada yang bisa tidur nyenyak. Ketika Malikha Swan membuat pengakuannya di hadapan kedua orang tuanya, saat itulah malam-malam damai Malikha dan kedua orang tuanya sirna. Malikha begitu stres dan tak berhenti menangis.
Ia tidak berhenti memanggil dirinya sendiri sebagai pembunuh. Sang Ibu, Fiona juga tidak berhenti menenangkan Malikha sementara Ayahnya Christopher berdiri di ujung ranjang sambil berpikir keras. Apa yang bisa ia lakukan untuk melindungi putrinya? Ia tidak bisa membiarkan Malikha ditangkap polisi karena kejadian tersebut.
"Kamu harus pergi dari sini!" ujar Christopher berbalik melihat putrinya. Malikha mengangkat wajahnya melihat Ayahnya dengan mata berair dan merah. Fiona juga ikut melihat suaminya dan tak mengerti apa yang dimaksudkannya.
"Apa maksudmu, Sayang?" tanya Fiona pada Christopher. Christopher mendekati ranjang dan duduk lagi di tempat semula.