Pisau itu melukai perut Mars begitu ia menekan tubuhnya ke depan untuk mencium Vanylla perlahan. Mars menahan rasa perih dari kulitnya yang tersayat dan darah yang mulai keluar dari kulit perutnya.
Kemejanya perlahan basah oleh darah, namun Mars masih mengecup bibir Vanylla dalam tangisnya. Mars kemudian melepaskan ciumannya pelan sambil terus memegang pipi Vanylla yang basah oleh airmata. Jari Mars lalu membelai bibir bawah Vanylla dan terus memandang matanya. Tangan kanannya yang semula memegang punggung belakang Vanylla pindah ke meraba perut Vanylla.
"Aku sangat merindukanmu dan bayi kita," gumam Mars pelan. Tangan Mars yang sedang menyentuh pipi Vanylla lalu diangkatnya menjauh lalu mengepal. Matanya berkaca kaca, ia mengigit bibir nya sambil perlahan menjauh dari Vanylla. Vanylla juga masih menggenggam pisau yang meneteskan darah Mars ke karpet. Ia hanya diam memandang Mars dengan mata merah dan rahang mengeras.