Nisa muntah begitu hebat tak tahan saat harus masuk pabrik dan menghirup bau pewarna yang cukup menyengat. Ia sampai diusir oleh pemilik pabrik dan pada akhirnya mengaku jika sedang hamil.
"Jadi kamu berbohong? Kamu bilang kamu gak menikah!" tunjuk si pemilik pabrik begitu marah karena merasa Nisa sudah membohonginya. Nisa yang masih lemas dan pucat langsung memohon mencoba menjelaskan keadaannya.
"Pak... saya masih sanggup bekerja. Bapak gak usah khawatir. Tolong jangan pecat saya, Pak," ujar Nisa mulai memohon dengan wajah memelas dan mulai terisak.
"Enak aja... kamu pikir aku mau rugi mempekerjakan karyawan yang hamil. Nanti aku harus bayar cuti melahirkan lah, asuransi lah... macam-macam aja. Sudah mending kamu berhenti aja!"
"Jangan Pak, tolong jangan pecat saya!" Nisa masih memohon tapi pemilik pabrik tak mau ambil pusing dengan keadaan Nisa. ia bahkan sudah menangis dan memohon.
"Kamu dipecat!"