Bryan terengah sesaat setelah melepaskan hasratnya pada Nisa. Ia langsung melepaskan diri dan meninggalkan Nisa yang bahkan tak ia tatap atau peluk. Dan Nisa yang merasa hubungan dingin itu, lantas menarik selimut dan membalut dirinya.
Setelah selesai, Bryan langsung duduk dan memakai celananya kembali. Nisa juga ikut bangun dan menatap Bryan dengan pandangan penuh harap. Bryan bahkan tak berbalik sama sekali. Dengan perasaan sedih Nisa mencoba menyentuh bahu Bryan yang duduk di pinggir tempat tidur yang sedang memegang kepalanya.
'Apakah ia menyesal sudah melakukannya padaku kini?'- tanya Nisa di batinnya.
Hati Nisa rasanya begitu sakit melihat sikap Bryan yang sudah tak lagi menginginkannya. Tak ada cinta selama hubungan tadi. Tak ada lagi ciuman hangat atau tatapan mata penuh kasih sayang dari Bryan untuk Nisa. Air mata Nisa menetes tanpa ia sadari. Nisa masih belum menyerah, ia punya usaha terakhir menyelamatkan hatinya yang sudah hancur.