Tok.... Tok.... Tok...
"Kia. Kamu ga apa-apa kan nak? Bukain pintunya dong. Ayah mau bicara sama kamu."
"Ayah? Ayah pakai ke sini lagi. Pasti karena Ibu yang bilang ke Ayah. Pasti Ibu udah dengar aku kalo tadi aku lagi nangis. Aku harus kaya gimana nih? Aku bukain ga ya pintunya?" pikir Kia di dalam hatinya.
"Kia. Buka dong sayang pintunya. Ayah mau bicara sama kamu. Masa kamu tega si biarin Ayah teriak-teriak kaya gini di depan kamar kamu? Buka ya nak pingunya," bujuk Ayah Kia.
Sampai akhirnya Kia membukakan pintu kamarnya juga untuk Ayahnya. Tetapi sebelumnya Kia sudah mencuci mukanya terlebih dahulu supaya tidak terlihat jika dirinya habis menangis.
"Ayah? Ibu?"
"Ayah mau bicara sama kamu boleh kan? Ibu, Ayah mau bicara sama Kia dulu berdua ga apa-apa kan?"
"Iya Yah, ga apa-apa."
Akhrinya yang masuk ke dalam kamar Kia hanya lah Ayahnya. Sedangkan Ibu Kia hanya menunggu di depan kamar Kia. Karena Kia memang lebih dekat dengan Ayahnya dibandingkan dengan Ibunya.