"Ohh jadi gitu ceritanya kenapa Mas Arsa ga bisa jemput lu kemarin?"
"Iya, kaya gitu Rin ceritanya."
"Yaudah lah ya di maklumin aja. Namanya juga musibah kan kita juga ga ada yang tau."
"Iya, Rin."
"Terus sampai sekarang lu belum jadi jalan sama Mas Arsa?"
"Belum. Adenya aja belum tau udah sembuh atau belum."
"Yaudah, mending kita main yu. Gantiin main lu yang ga jadi sama Mas Arsa, mumpung besok libur juga, haha."
"Yehh, rasanya beda lah jalan antara jalan sama Mas Arsa sama lu, haha."
"Yaudah si, yang penting kan jalan-jalan. Mau ga?"
Ketika aku dan Rina sedang berjalan menuju ke gerbang kampusku, aku dan Rina sambil membicarakan kita berdua akan pergi kemana. Namun ketika kita berdua sedang menentukan tempat yang akan kita kunjungi pada siang hari ini, tiba-tiba saja ada seseorang yang menjemputku ke kampus.
"Mas Arsa?"
"Itu mobil Mas Arsa kan?"
"Iya, itu mobil Mas Arsa. Kok dia ada di sini ya?"
"Mana gua tau. Lu ceweknya emang ga tau?"