Tiba-tiba saja suara Kia sekarang menjadi lemas. Tidak seperti tadi ketika dirinya memberi tahukan jika dia sudah bisa memulia untuk menbuat skripsi.
"Kok gitu si nadanya jadi lemas gitu. Yang semangat dong. Katanya mau lulus tahun depan. Nanti aku usahain buat datang deh ke sana. Nanti kalo udah ada waktunya aku langsung kabarin kamu ya. Yang penting kamu sekarang semangat dulu. Kalo ga semangat aku juga jadi males ke sananya."
"Iya deh iya aku ga sedih, aku semangat."
"Nah gitu dong. Ada lagi yang mau kamu bicarain sama aku?"
"Engga Mas. Itu sja. Yaudah kalo gitu kamu lanjut aja lagi kerjanya. Kamu juga semangat terus ya."
"Pasti. Yaudah kalo gitu ya. Nanti aku kabarin kamu lagi. Assalamualaikum."
"Waalaikumsallam."
Telepon pun di matikan.
"Ternyata Mas Arsa sedang sibuk dengan kerjaannya. Tapi ga apa-apa si. Nanti sebentar lagi aku juga bakalan sibuk sama skripsi aku. Tapi kan aku pingin ketemu sama Mas Arsa sebelum kita berdua sama-sama sibuk," ucap Kia di dalam hatinya.