Chereads / LOVE CEO / Chapter 3 - Chapter 1.o

Chapter 3 - Chapter 1.o

"Dia calon istriku" William putra.

°°°

Setelah membujuk bossnya dengan cara apapun, dan akhirnya berhasil meskipun harus dengan cara paksaan, tapi yang penting naura berhasil membujuk bosnya.

Tujuan mereka  saat ini adalah berangkat menuju caffe tempat dimana direktur WM company berada.

Bisnis ini diambil oleh Naura tanpa sepengetahuan nelish, jadi jangan salahkan nelish jika dia mengatakan hal yang salah, karena nelish sama sekali tidak mengetahui apa apa soal bisnis ini, karena ini paksaan. Hanya satu yang nelish tau soal ini, intinya yang pasti dia akan berkerja sama dalam bisnis barunya dengan direktur WM company, kurang lebih hanya itu saja yang nelish ketahui.

Caffe untuk saat ini lumayan ramai karena ini memang saatnya untuk pekerja kantoran seperti mereka mengisi perutnya setelah sarapan tadi pagi dirumahnya masing masing, tentu saja lelah selepas bekerja, apa salahnya untuk makan siang?. Benar ternyata apa yang dikatakan oleh naura, mereka ( Direktur dan Sekertaris WM company ) sudah menunggu disana, mereka duduk dimeja bundar yang disediakan caffe ini dengan posisi yang sangat tepat, yaps mereka duduk di dekat jendela, jendela itu mempunyai pemandangan yang langsung menuju ke sebuah taman, pantas saja jika si bos suka. Melihat itu Naura jadi lebih merasa bersalah karena sudah membut mereka menunggu lama, Bagaimana pun dia tidak bisa marah kepada nelish walaupun tadi dia sempat membentak nelish, karena ini memang kesalahannya yang tidak memberi tahukan bahwa dia yang mengambil bisnis ini.

Sesampainya dihadapan mereka, sesegera mungkin naura meminta maaf.

"Maaf jika sudah membuat anda menunggu lama, kami mengaku kami salah. Sekali lagi maafkan kami." sapa naura pada mereka.

"Dan juga saya mau meminta maaf karena sudah membuat kalian menunggu dan kembali menunggu karena beliau meminta izin untuk ketoilet sebentar, setelah selesai dengan urusannya saya pastikan beliau langsung menuju kesini." Kembali naura meminta maaf atas nama bosnya.

Ya, nelish meminta izin untuk ke toilet terlebih dahulu. Karena tadi sebelum bersngkat, nelish sempat ingin buang air kecil, tapi kata naura dia harus menunggu sedikit lagi untuk sampai di caffe itu. Naura juga menyarankan untuk nelish buang air kecil dicaffe saja agar orangnya tidak menunggu lama lagi, padahal apa bedanya buang air kecil dikantor dan dicaffe?.

Pandangan naura terpaku pada pesona yang terpancar dari wajah tampan direktur WM ini, pesona yang begitu kuat akan ketampanannya pasti sukses membuat para gadis terpesona. Jika boleh dikatakan, naura juga sudah terpesona pada pandangan pertama pada direktur WM ini, lalu otaknya memutar memikirkan pendapat nelish. Tapi sangat disayangkan, pasti nelish tidak akan menyukai pria begitu saja walaupun pria itu tampan atau berkedudukan tinggi, nelish agak sedikit pemilih dalam memilih pasangan, nelish juga memiliki sikap bodo amat secara bersamaan. Jadi susah mencari pasangan untuk nelish.

Naura merutuki fikirannya sendiri, kenapa dia terus memikirkan direktur tampan itu.

'Kenapa harus setampan ini, Arnelish akan aku pukul jika kamu tidak tertarik pada direktur tampan ini, oh ayolah naura hilangkan fikiran bodoh mu ini. Sekeras apapun kamu mencoba menjodohkan nelish, dia tidak mungkin akan langsung tertarik begitu saja pada lelaki ini, sangat disayangkan. Padahal direktur ini menarik' - batin naura berbicara.

"Ah, iya tidak apa apa duduklah" ucap Alex selaku sekertaris sekaligus sahabat rekan bisnisnya nelish.

.

Setelah mencari keberadaan sekertarisnya, nelish menemukan sekertarisnya itu dipojok dekat jendela dengan posisi dikelilingi dua orang pria. Mungkin 2 pria itu yang dikatakan oleh naura, rekan bisnis tanpa sepengetahuan nelish.

Nelish mencoba untuk menghilangkan kekesalannya terlebih dahulu, setelah dirasa sudah lumayan reda, barulah nelish mendekat pada mereka. "Maafkan aku sudah membuat kalian menunggu lama, apakah selama itu?" dengan mulut polosnya kata kata bodoh itu keluar.

Naura mendengus kesal saat mendengar perkataan polos nelish, kalian mau percaya atau tidak, terserah. Setelah tadi melihat wajah tampan William, emosi Naura mendadak turun tapi saat mendengar perkataan bodoh bossnya, semua emosi yang sudah padam seketika kembali muncul karena kata kata bodoh itu. Jika bukan didepan mereka berdua, percayalah, Naura pasti sudah membentak Nelish untuk yang keduakalinya hari ini.

Alex tersenyum ramah. "Tidak apa apa, silahkan duduk biar langsung saya mulai ke intinya saja biar tidak semakin memakan waktu dan tidak semakin lama lagi."

Jika sudah mengatakan itu naura paham, menurut pemikiran yang terlintas diotaknya, kalimat yang diucapkan orang ini adalah kaliamat yang mereka ucapkan untuk menyindir karena nelis dan naura terlambat datang. Oke naura memaklumi itu, mereka berdua memang mengaku salah.

"Baiklah, silahkan." jawab naura.

Alex mengangguk. "Saya akan mewakili direktur saya untuk menjelaskan soal saham yang sebelumnya sudah dijelaskan dan beruntungnya juga sudah mendapat izin dari sekertaris anda, WM company akan membantu menanam saham di perusahan AN group. Aku rasa sekertsris anda sudah menjelaskan hal ini kepada anda, jadi apakah anda akan menerima tawaran ini?" Jelas Alex.

Nelish menolehkan kepalanya kearah sekertarisnya, lalu nelish tersenyum ramah pada sekertaris direktur WM ini, namun senyuman yang nelish tunjukkan bukanlah senyuman tulus pada umumnya, senyuman itu adalah senyuman devil khas seorang Arnelish. Kalian bisa menyebut senyuman itu adalah senyuman kebalikan dari senyum manis yang nelish miliki, justru senyum itulah senyum yang sangat menyebalkan yang nelish miliki. Hyera sangat tau itu.

Nelish tersenyum simpul sebelum menajwab pertanyaan yang sekertaris ini ucapkan. "Bukan maksud saya untuk menolak bantuan perusahaan yang anda tawarkan, saya akui tawaran ini memang menggiurkan. Tapi maaf, Saya rasa perusahaan saya masih cukup untuk menggaji para karyawan perusahaan kami tanpa harus menerima bantuan dari perusahaan WM company. Anda mungkin berfikir bahwa saya akan menerima kerjasama ini, tapi sayangnya saya tidak bisa menerima kerjasama dari WM company, jika pernyataan saya menyinggung anda, tolong maafkan saya tapi saya tetap tidak akan menerima kerjasama ini." Saat itu juga naura merutuki pemikiran bossnya, apa yang ada difikirannya berbanding berbalik dengan pemikiran nelish. Kesempatan emas sudah ada didepan mata, tapi ini malah dengan mudahnya menolak begitu saja.

kenapa disebut kesempatan emas? kalian sudah tau dari awal. WM company merupakan perusahaan yang berhasil menduduki angka nomor satu pada perusahaan lainnya, pantas saja jika hyera menyebutkan hal itu kesempatan emas untuk AN group.

Alex selaku sekertaris direktur juga agak sedikit kecewa dengan keputusan dari direktur cantik ini, tapi mau bagaimana lagi?. Jika itu kemauan rekan kerjanya, Alex tidak bisa menolak kecuali memang jika bossnya memaksa.

Alex menghela nafas panjang. "Ah begitu ya?." nelish bisa melihat tersirat nada kecewa yang keluar dari mulut Alex, selain itu juga wajahnya menunjukkan ekspresi yang sangat kecewa.

Alex akan mencoba cara ini. "Tapi ini tidak sedikit, ini bisa diambil semua jika anda mau." Alex tidak menyerah begitu saja, dia terus menawarkan bantuan itu supaya nelsih mau mengambilnya.

"Ma-." baru saja nelish akan melontarkan ucapannya kembali, tapi sayangnya ucapannya dipotong oleh pria yang duduk disampingnya, dengan nada yang sangat nelish benci. Nada dingin!, dengan keluarnya nada itu, nelish merasakan bahwa dirinya sedang ditekan.

"Alex, naura apakah kalian berdua bisa meninggalkan kami disini, tidak akan lama." Ucap William selamu direktur perusahaan WM company dibarengi dengan nada datarnya.

Nelish membulatkan matanya tidak setuju "Tidak!!, Naura akan tetap disini. Untukmu naura, jika kamu berani keluar dari tempat ini, maka aku tidak segan segan akan memotong gajimu." Ancam nelish

Naura sangat kesal saat mendengar ucapan bossnya, demi menyelamatkan saham ini, naura dengan berani menginjak kaki nelish. Naura heran dengan sikap nelish, hyera akui bahwa sikap nelish saat ini sangat tidak sopan berbicara seperti itu didepan rekan bisnisnya sendiri. Beruntung keadaan mereka saling berdempetan sehingga posisi itu berhasil membuat naura dengan mudahnya membisikan sesuatu pada direktur mudanya itu.

"Jaga sikapmu Arnelish." Bisikan naura sangat sangat lirih tapi masih mampu untuk nelish dengar.

Naura tersenyum. "Tentu saja, lakukan waktu kalian sebaik mungkin. Saya permisi." Naura dan Alex sudah berhasil keluar dari jangkauan kedua direktur muda itu.

°°°

Suasana diantara meja yang nelish dan william tempati lumayan hening, mereka berdua hanya diam tanpa mau membuka pembicaraan terlebih dahulu, apalagi nelish. Nelish sangat malas dengan urusan ini, sejujurnya nelish ingin pulang dari tadi, tapi sebisa mungkin dia tahan.

Akhirnya william mengalah dengan aksi diam diaman ini, williamlah yang memulai pembicaraan terlebih dahulu, kembali kata kata itu keluar dengan nada datar yang dia punya.

"Jadi kenapa anda menolak bantuan saham dari perusahaan kami? padahal saham perusahaan yang kami tawarkan sangat besar untuk anda ambil, atau mungkin jumlah saham yang perusahaan kami tawarkan kurang? Jika memang merasa kurang, anda bisa menuliskan berapapun jumlah saham yang anda mau jika anda akan mengambil saham ini." Penjelasan direktur WM ini sama sekali tidak membuat nelish tertarik, malahan nelish ingin pria ino segera pergi dari hadapannya. Pesona william sangatlah kental bagi seorang gadis ataupun perempuan dewasa, tapi pesona kental yang william miliki sama sekali tidak membuat nelish tertarik. nelish hanya menanggapinya dengan biasa saja.

nelish tersenyum hambar. "Sudah saya katakan, bahkan ucapan kata yang saya keluarkan sangatlah jelas untuk telinga anda dengar. Perusahaan saya sudah cukup hanya untuk menggaji para karyawan! apakah dengan cara paksaan perusahaan kalian menjalin kerjasama?. Sudahlah, lagi pula sebelumnya saya sudah menolak pertemuan ini. Asal anda tau, Bahkan saya tidak tahu menahu soal bisnis ini, batalkan semuanya sekarang juga direktur WM yang terhormat." Bantah nelish.

william berdecak tidak suka. "Ck, sombong sekali dirimu. Apa susahnya menerima saham yang kami tawarkan, jangan terlalu munafik." William sudah mulai jengah untuk meminta nelish menerima penanaman sahamnya.

nelish menaikan sebelah alisnya. "Apakah baru saja anda sedang memohon tuan William yang terhormat?" Tanya nelish garang.

William menggebrak meja caffe dengan sangat keras, untungnya meja itu terlampau kuat untuk menerima gebrakan tangan besar william. Meja kaca dengan ukuran yang lumayan besar namun dengan ketebalan yang  sangat tipis kemungkinan saja akan pecah jika beberapa kali digebrak, tapi meja ini tidak retak sedikitpun. padahal gebrakan yang ditimbulkan oleh tangan william bisa dikatakan sangat sangat kuat.

Nelish hanya duduk dengan tenang didepan william pluss dengan kedua tangannya yang dilipat didepan dada, Nelish tersenyum mengejek saat melihat perlakuan bodoh direktur tampan ini. Buat apa tampan jika bodoh? tidak ada gunanya.

"Merendahkanku?, Bukankah perusahaan kalian yang rendah?" Ucapan rendah william sama sekali tidak nelish tanggapi, justru dengan keluarnya kata kata itu, nelish bisa lebih memojokkan orang ini.

"Bukankah dengan cara memohon itu yang namanya rendahan?, Baru saja anda memohon padaku. Berarti perusahaan mana yang lebih rendah?" jawab nelish dengan angkuhnya.

William tertawa hambar. "Tidak ada jalan lain, aku sudah mendapatkan tanda tanganmu. Dengan bukti itu perusahaan AN group sudah terjalin dalam bisnis penanaman saham ini." setelah mnegatakan itu, william tersenyum smirik.

"Sampai kapanpun saya tidak akan menerima bantuan anda walaupun anda sudah mendapat tanda tangan saya." Jawab nelish.

"Terserah." Ucap william.

William bangkit dari duduknya, dia lebih memilih pergi untuk mencari sekertarisnya. Amplop cokelat itu ada ditangan kanannya sementara tangan kirinya dia masukkan kedalam saku celananya.

Setelah william menjauh, nelish mendecih melihat tidak adilnya perusahaaan itu. Setelahnya barulah naura datang karena mendengar gebrakan meja yang ditimbulkan oleh william.

"Apa yang terjadi?." Tanya naura khawatir.

Nelish masih tetap bungkam. "Aku mau pulang sekarang." Tanpa ingin berbicara banyak lagi, nelish langsung mendahului langkah naura.

°°°

Dengan balutan dress hitam berpadu dengan warna cream nelish terlihat lebih cantik daripada biasanya, kenapa tiba tiba nelish memakai dress padahal hari ini sedang tidak ada acara.

Eitss, kata siapa nelish tidak punya acara untuk hari ini? nelish diundang untuk datang ke acara pesta ulang tahun.

Biasanya nelish akan menggunakan piyama untuk bersantai sambil mengerjakan  pekerjaannya, tapi berbeda dengan sekarang. Nelish tampak menjadi lebih perfect karena riasan dan baju yang dia kenakan, terutama bagian wajahnya. Siapapun pasti akan kagum saat melihat wajah direktur muda cantik ini.

Jangan fikir menjadi seorang direktur itu mudah, hidup direktur memang enak tapi tidak semuanya juga yang enak. Piyama menjadi pakaian nelish saat mengerjakan pekerjaannya, dan jas kantor akan menemaninya saat dia berkendara dimobil maupun mengerjakan pekerjaannya  di ruangannya.

Nelish benci dengan situasi ini, lagi lagi nelish kembali dipaksa setelah satu minggu kemarin dia di paksa oleh laki laki tidak tau malu itu.  Sekarang nelish dipaksa untuk menghadiri pesta ulang tahun direktur WM company. Nelish sempat berfikir bahwa laki laki seperti dia tidak akan melakukan pesta seperti itu, ternyata dugaannya salah. Justru pria itu mengundang ratusan orang hanya untuk datang ke pesta nya, cih kekanakan.

"Jangan berlebihan naura! Pestanya hanya biasa saja tapi kenapa justru kamu mendandaniku dengan telaten seperti ini?!." Bentak nelish

Naura berdecak. "Panggil aku kakak nel, kata siapa pesta ini biasa saja? Asalkan kamu tahu, pesta ini banyak pejabat tinggi yang akan datang jadi kamu harus terlihat cantik." Jawab naura

"Lalu apa hubungannya denganku? Berdandan seperti ini hanya akan membuat kulit wajahku rusak."

"Jangan membantah, diam dan nikmati saja" setelah berkata seperti itu, naura mengatakan kalau make up yang dia riaskan sudah selesai.

Biasa saja, fikir nelish.

.

Harusnya nelish datang dengan naura, tapi perempuan itu mendadak ada urusan yang mengharuskan nelish masuk kedalam gedung itu sendiri. bukannya takut, nelish hanya muak melihat orang yang ada disini.

Nelish mendapat salah satu staff koki yang melayani berjalannya pesta ini dan nelish juga mendapat salam hormat dari pelayan tersebut, apa pestanya semegah ini hanya untuk ukuran pesta ulang tahun pria dewasa? Ck, berlebihan.

"Hallo, silahkan masuk. Ada yang sudah menunggu anda didalam." Nelish menautkan kedua alisnya bingung, tapi sialnya langkah kakinya malah masih tetap memasuki gedung itu. Ada yang salah pasti dengan kekainya.

"Thank you." Pelayan tadi hanya mengangguk dan tersenyum, setelah itu dia memilih pergi.

Nelish melihat orang yang dia kenal berdiri didekat kursi yang akan nelish tempati untuk dia duduk, ah pria itu lagi. Pria yang akan berulangtahun itu sedang berdiri dengan kedua tangan yang dimasukan kedalam saku celana jasnya.

Dia pikir dia ini keren, heh mana ada keren. Yang ada hanya ingin membuat aku muntah. Gumam nelish didalam hatinya.

"Wow! Ternyata diluar dugaanku, kau ternyata perfect juga." Tawa william pecah saat itu juga.

"Apa saya mengenal anda?" Tanya neliah pura pura tidak tau.

"Jangan begitu, ayo ikut denganku." Nelish berontak saat tangannya dicekal oleh lengan william.

Ternyata william membawa nelish menghadap pada temannya, tapi rasanya nelish mengenal pria itu, pria yang berdiri disana. Otaknya masih tetap mencoba mengamati wajah pria itu dan mengingat siapa namanya, Dan ya nelish mengenalinya, ternyata dia Alfa. Alfaradith, suami sahabatnya..

"Wow, lagi lagi kau membawa perempuan wil, Siapa dia?" Tanya alfa.

"Calon istriku." Nelish melotot mendengar ucapan pria gila ini.

Nelish mengibaskan kedua tangannya tepat didepan wajah kedua orang itu. "Itu semua bohong alfa, jangan dengarkan ucapan tidak masuk akal pria ini." Ucap nelish

"Astaga, Arnelish kau disini" teriak laura tiba tiba.

"ah kak laura, aku rindu." Nelish langsung memeluk laura dengan sepontan tanpa memikirkan ada yang menonjol dibagian perut sahabatnya.

"Hmmm, tolong hati hati atau anakku akan sesak terkena dempetan kalian." Nelish memelototkan matanya, dia mengedarkan pandangannya kearah bawah, lebih tepatnya perut laura. Oh astaga, ternyata laura benar sedang mengandung.

"Maafkan aku." Ucap nelish merasa bersalah, Laiura hanya mengangguk lalu terseyum.

"Tidak apa apa." Jawab laura.

°°°

Bersambung...