Menurut nelish, pesta ini sangat tidak cocok untuk kepribadian yang dia miliki, nelish bosan dengan pesta ini, nelish hanya harus berdiam diri didekat william tanpa harus melakukan apa apa sampai naura benar benar datang.
Jika boleh memilih, nelish lebih baik diam di rumah sambil mengerjakan pekerjaan kantornya dari pada diam dipesta ini tanpa ada gunanya sama sekali. Ada rasa penyesalan juga karena sudah memutuskan untuk datang ke pesta ini, tapi jika tidak datang, nelish yakin naura akan tetap memaksanya untuk datang.
Beberapa menit yang lalu nelish masih bisa menerima jika harus duduk di dekat pria ini karena dijarak yang lumayan tidak jauh ada alfa dan laura, tapi sekarang laira sudah pergi beberapa menit setelahnya. Sejujurnya nelish sangat malas berdekatan dengan william, tapi nelish juga tidak bisa mempermalukan dirinya sendiri dengan beradu mulut didepan para tamu ini.
Beruntunglah sekarang william sudah pergi ke atas panggung, ada rasa lega menghampiri hati, jiwa dan raganya. Dimeja itu hanya tersisa neliah yang harus duduk sendiri tanpa ditemani oleh siapapun.
Beberapa menit kemudian, barulah naura muncul dihadapannya. dia bilang hanya akan membutuhkan waktu sebentar, tapi kenyataannya sama sekali tidak sesuai dengan ucapan yang dia katakan. Nelish merdecak malas, ingin rasanya dia memarahi naura sekarang juga, Apa ini yang dimaksud sebentar? Bahkan naura meninggalkan nelish dengan waktu 30 menit, sebentar ataukah lama?.
"Maafkan aku nel, sekarang ayo kita kesana!. Acara puncak akan segera dimulai" ucap naura.
Karena keadaan mood nelish yang sedang tidak baik, dengan langkah kesal nelish berjalan mendahului naura. Naura tau nelish marah karena apa, jadi naura hanya bisa memakluminya, mungkin sampai nanti malam. Ya, nanti malam dia akan bener bener berusaha untuk meminta maaf pada nelish dan berusaha untuk membujuk nelish. Dua bujukan yang harus naura lakukan, pertama membujuk nelish untuk tidak marah lagi padanya dan yang kedua berusaha membujuk nelish untuk menerima kerjasama bisnis ini.
.
Setelah sampai didepan panggung, nelish kembali sadar dengan pakaian apa yang dia gunakan. Kenapa warna pakaiannya harus sama dengan william? apakah warna ini sudah ditentukan oleh dia?, mau usaha bagaimanapun agar nelish menerima kerjasama bisnis ini, nelish dengan keinginan kukuhnya dia masih tetap tidak akan menerima bisnis ini.
Warna pakaian william juga senada dengan warna pakaian yang dipakai oleh nelish, bahkan nelish meras sama sekali tidak kompromi dengan william, kecauli jika nauralah yang mengatur ini semua.
Huh!! Nelish menghela nafas saat suara datar william menggema di indera pendengarannya, setelah william bicara barulah mc acara menjelaskan soal potongan kue.
Nelish bisa melihat alfa dan laira disana, mereka berdiri dengan tangan yang saling bergandengan. Kenapa bisa seromantis itu? Hal yang mereka lakukan saat ini pasti akan membuat siapa saja iri, pasangan yang sudah menikah itu sangat kelewat romantis. Bahkan bisa disebut mengalahkan remaja yang baru merasakan bunga cinta.
Mc pembawa acara itu sudah mempersiapkan mic yang akan digunakan, itu artinya acara puncak ini memang benar benar akan segera dimulai. "Oke, baiklah para tamu undangan yang sudah hadir disini. Terimakasih atas kehadiran kalian diacara ulang tahun direktur muda yang berada disamping saya, ucapan saya mungkin bisa sedikit membantu direktur untuk mengutarakan rasa terimakasihnya. Baiklah, Saya selaku mc acara pesta ini, akan memberitahu jika William putra direktur muda dan tampan ini akan memotong kue nya, lalu memberikan kue potongan pertama itu pada orang yang dia sayang. Sebelum william memotong kuenya, bisakah kalian berikan beliau tepukan tangan yang meriah?." Para tamu undangan bertepuk tangan saat william akan memotong kuenya.
yess, william sudah berhasil memotong kue pertamanya.
Alfa kebetulan berada paling depan barisan. "Selamat will, aku doakan semoga panjang umur dan yang paling penting adalah percepat untuk mendapatkan istri, tidak malu dengan teman temanmu? bahkan mereka sudah beranak satu. Stop terlalu fokus pada kertas, fokuslah pada hidupmu, kamu juga butuh pendamping untuk hidup lebih berwarna will, jangan menyiksa diri dengan terus bekerja, ingat itu!!!. Saranku sih Nelish juga lumayan untuk dijadikan pacar atau bahkan dijadikan istripun juga cocok, tapi sayangnya gadis sebaik nelish tidak mungkin mau dengan pria seperti kamu." Alfa menepuk bahu william.
william terkekeh pelan saat mendengar nasihat sahabatnya. "Ya terimakasih atas sarannya Al, akan aku dapatkan dia bagaimanapun caranya. Kamu benar, dia memang menarik tapi sayangnya susah untuk digapai." Ucap william.
Alfa hanya bisa tersenyum saat william mengatakan itu, alfa tau bagaimana sikap william. Jika william sudah menginginkan suatu hal, maka dia akan mendapatkannya bagaimanapun caranya. Mau sekejam apapun caranya, william pasti akan lakukan, egois memang!.
Alfa tersenyum bangga, sahabatnya sebentar lagi tidak akan jomblo. "Berjuanglah lebih keras lagi bro."
.
"Tuan, silahkan berikan potongan pertama ini pada orang yang menurutmu special hari ini. Bukankah dia sahabatmu? anda bisa memberikannya pada dia." Suara mc acara menyudahkan pembicaraan antara dua orang ini.
William tidak akan memberikan kue potongan pertamanya pada alfa, enak saja pria itu mendapat kue special darinya.
William jalan mendekat kearah mc acara, lalu menerima kue yang sudah mc acara simpan dalam sebuah piring kecil dan cantik itu.
Potongan pertama akan William berikan kepada nelish, Arnelish adalah orang yang sangat special menurutnya malam ini. Melihat nelish berdiri disana, sudah cukup membuat kebahagiaan william kembali, sesederhana itu memang.
"Potongan pertama akan tetap aku berikan pada kedua orang tua ku di sana, dan sebagai gantinya aku akan memberikan potongan pertama ini pada gadis yang sedang berdiri disana." William menunjuk nelish dengan dagunya.
Saat dirinya ditunjuk, nelish sangat sadar. Karena pada saat william menunjuk nelish dengan dagu, tatapan semua tamu undangan tertuju padanya. Daripada malu karena berdebat, lebih baik nelish menurut dengan apa yang dikatakan oleh pria tidak tahu malu itu, nelish juga tamu disini.
"Ada alasan rahasia anda memilih noona yang berdiri disana?" Tanya mc acara sekali lagi.
William mengangguk. "Pertama, kami sedang menjalankan bisnis baru, dan yang Kedua, gadis itu sudah termasuk orang special dalam hidup saya. Ketiga, aku masih memikirkannya."
Jika kalian fikirkan, siapapun yang ada diposisi william pasti akan merasakan sakit hati jika orang itu baperan, dan untungnya william sama sekali bukan tipe pria yang seperti itu. Nelish sama sekali belum menyetujui perihal kerjasama ini, tapi dengan pedenya william mengesahkan kerjasama ini seolah olah satu pihak lainnya sudah menerimanya. Dan kata 'special', adalah kata yang sangat sensitive bagi nelish.
Setelah kata itu keluar dari mullut william, seketika riuh tepuk tangan banyak orang itu memenuhi gedung ini, jawaban william bisa membuat orang yang datang tersenyum bahagia. Tapi berbeda dengan nelish, nelish sama sekali tidak bahagia, nelish tidak mau dikaitkan dengan orang pemaksa seperti william, nelish juga tidak terima jika dirinya harus diakui yang tidak benar.
"Oke, silahkan untuk nona Arnelish untuk maju menuju ke atas panggung." Nelish mendengus malas, nelish sama sekali tidak ada niatan untuk naik ke atas panggung itu, lalu bersebelahan lagi dengan pria pemaksa seperti william.
Naura menyenggol lengan nelish, "Cepatlah nelish jangan permalukan dirimu sendiri." Ucap naura.
"Aku tidak merasa dipermalukan karena aku berada disini juga karenamu dan karena pria tidak tau malu itu, jadi jangan sok mengatur hidup orang." Nelish memalingkan pandangannya sama sekali tidak mau menatap kedua orang yang berada didekatnya ini.
Lagi dan lagi harus seperti ini. "Arnelish, aku mohon sekali ini saja jangan membuat aku geram." Permohonan naura sama sekali tidak membuat nelish goyah, nelish sama sekali tidak beranjak sesenti pun.
"Aku tidak akan memaafkanmu." Sinis nelish.
.
Direktur muda WM company William putra sudah tepat berada didepan matanya, tamu undangan mungkin sudah menganggap mereka ini sepasang kekasih, tapi itu tidak benar. Nelish sama sekali tidak minat dengan ini semua, tolonglah sekarang nelish hanya ingin pulang.
William berjalan mendekat ke arah nelisu, nelish hanya bisa menyiapkan diri dengan sandiwara yang direktur WM ini buat. Tatapan para karyawan gadis sama sekali tidak bersahabat, tatapan mereka tertuju pada william dan nelish namun tatapan yang mereka berikan itu adalah tatapan tidak suka. Apalagi nelish bisa melihat ekspresi tidak suka saat william berhasil menyuapkan kue itu pada nelish, tentu saja mereka iri dengan posisi yang nelish dapatkan.
"Buka mulutmu." Bisik william.
Dengan malas nelish membuka mulutnya. "Cepatlah, aku lelah." Jawab nelsih malas.
Setelah william memasukan kuenya kedalam mulut nelish, william melihat ada sisa cream yang nempel disudut bibir nelish, dengan hati hati william menyeka cream yang ada disisi bibir nelish itu. Para karyawan gadis sudah mulai sangat kepanasan karena melihat keromantisan dua ditektur ini, nelish tidak habis fikir dengan mereka. Apakah tenggorokan mereka tidak sakit? teriakan mereka sudah seperti orang kesetanan.
"Sudahlah awas, lihat mereka semua kepanasan karena melihat adegan tidak benar ini." Ucap nelish.
"Hmmm, hati hati." Jawab william.
Cih!! kenapa dia mendadak lembut seperti itu? - gumam nelish.
°°°
Nelish akan diantar oleh naura untuk sampai dirumahnya, saat perjalanan menuju keluar gedung, semua pembicaraan mengarah padanya dan william, apa untungnya membicarakan berits yang tidak benar. Nelish heran dengan pembicaraan tidak penting karyawan disini, semuanya membicarakan tentang kejadian di panggung tadi. Hey, itu semua drama asal kalian tau! Maki nelish didalam hatinya.
"Wah ternyata benar!!, direktur AN akan berkencan dengan direktur kita." Ucap salah satu karyawan gadis tepat didepan nelish.
"Mohon diberi jalan" ucap naura.
Nelish bosan mendengar omongan para karyawan dan wartawan yang hadir diacara ini, semua obrolan mereka mengarah ke nelish ataupun william, mereka belum tentu tau apa yang sebenarnya terjadi.
"Cepatlah!" Titah nelish kesal.
Jalanan menuju luar gedung sudah tidak sepadat tadi karena naira dibantu oleh alex, sekertris william. Naura bisa melihat wajah kelelahan nelish, naura tau nelish sama sekali belum meminum obatnya saat akan berangkat kesini tadi, salah naura juga tidak mengingatkan nelish soal hal penting sperti ini.
"Terimakasih atas bantuannya, saya permisi." Ucap naura pada alex.
Naura menuntun nelish untuk masuk kedalam mobilnya, mereka diantar oleh supir tentunya. Setelah dengan aman nelish diantarkan sampai rumahnya, barulah nanti setelahnya naura yang akan diantar sampai apartemennya oleh supir nelish.
"Tidurlah." Ucap naura.
Nelish mengangguk dan menuruti apa yang naura katakan, nelish ingat kalo dirinya belum meminun obatnya sama sekali, pantas saja jika badannya sangat lemas.
°°°
Pagi ini nelish bangun dengan keadaan badan yang sudah freshh kembali, setelah pulang dari pesta semalam, nelish sama sekali tidak memikirkan tentang obat. Yang nelish pikirkan hanyalah istirahat, istirahat dan istirahat.
Pagi ini nelish berangkat ke kantornya sangat pagi sekali. Karena menghadiri pesta semalam, berkas yang sudah menumpuk ditambah lagi menjadi lebih menumpuk. Rencananya pada malam kemarin, nelish ada rencana akan menghabiskan semua pekerjaannya malam itu juga. Tapi semua diluar rencana, nelish diajak naura untuk menghadiri pesta ulangtahun pria itu dengan alasan nelish sudah diundang. Malam itu juga rencan yang nelish susun harus gagal, dan pagi ini. Mungkin dengan berangkat kekantor pagi juga salah satu alasan nelish untuk mengurangi tumpukan pekerjaannya, nelish tidak suka melihat berkas itu menumpuk terlalu tinggi.
Suasana kantor masih sangat sepi karena nelish datang paling awal pagi ini, demi menghabiskan pekerjaannya, nelish akan rela untuk lembur sampai malam, yang penting pekerjaannya tidak terlalu menumpuk.
Nelish menghampiri satpam perusahaan. "Pak tolong parkirkan mobil saya ditempat biasa!. Saya permisi pak." Nelish tersenyum setelah memberikan kunci mobilnya.
Menurut papanya dulu, saat usia nelish baru menginjak 15 tahun, nelish diberitahu jika satpam perusahaan ini sudah bekerja lama, mungkin sudah bekerja dari awal papanya mendirikan perusahaan ini, ya sekitar 8 tahunan. Jadi itulah alasan nelish percaya pada satpam itu.
Saking sepinya, nelish sendiri bisa mendengar suara ketukan dari pentopel miliknya sendiri. Bahkan, lampu lampu juga masih menyala.
Ruangan besar tentu saja harus memiliki celah udara agar tetap terjaga kesejukkannya, maka dari itu nelish membuat balkon.
"Semoga aku tidak lupa." Gumam Nelish.
Telinga nelish lumayan cukup sensitive, sepelan apapun orang itu berjalan maka telinganya pasti akan merespon. Jarak antara balkon dan pintu ruangannya lumayan agak jauh, tapi hebatnya telinga nelish tidak bisa berbohong, nelish bisa mendengar bahwa pintu ruangannya ada yang membukanya.
Naura membuka pintu ruangan nelish. "Nel ingat, kita akan ada meeting hari ini." Ucap naura..
Nelish hanya berdeham untuk menjawab ucapan sekertarisnya, lalu setelah menjawabnya, nelish memilih masuk kembali kedalam ruangannya dan duduk dikursi kebesarannya. Nelish mulai fokus pada kertas yang menumpuk dihadapannya, Mau tidak mau nelish harus segera menyelesaikan ini semua, naura hanya menggeleng ketika melihat nelish yang mulai kembali fokus.
Naura berdecak. "Sampai kapan kamu akan mengacuhkanku seperti ini?" Tanya naura buka suara.
Nelish menaikkan bahunya acuh. "Aku tidak merasa mengacuhkanmu." Sebagai responnya, naura memutar bolamatanya malas ketika mendapatkan jawaban datar nelish.
"Oke aku mengerti, tapi aku melakukan itu semua demi perusahaan ini nel."
Nelish mengangguk faham, tapi dia masih tidak terima atas tindakan naura kemarin.
"Aku masih bisa menggaji mereka tanpa bantuan saham dari pria tidak tau malu itu, apa untungnya kamu menerima kerjasama tanpa sepengetahuan aku?. Apa mungkin mereka yang akan menggaji kamu?" Ucap nelish.
Naura menggeleng tidak setuju. "Kamu tidak boleh egois nel."
Nelish mendengus, pandangannya menatap kearah naura.
"Siapa disini yang egois? Bahkan memulai bisnis tanpa sepengetahuanku membuat aku terus terkait dengan pria itu. Apa tujuanmu sebenarnya?, menjodohkanku bukan dengan cara menjijikan seperti ini, pasti bacak cara yang lainnya." Nelish menjeda ucapannya beberapa detik, lalu dia langsung menimpalinya lagi. "Aku tidak mau berdebat sekarang, keluarlah." Lanjutnya lagi.
Naura menurut, dia tidak mau membuat masalah ini semakin rumit dengan memaksakannya lagi. Naura harus memikirkan extra cara untuk mendapatka maaf dari nelish, tapi dengan cara apa.
.
Jam 5.30 nelish sudah berada dikantornya, tapi berbeda denga william. Pria itu masih bergulung dengan selimut tebalnya, bahkan sekarang sudah menunjukan pukul 7 pagi.
"Tuan sarapan sudah jadi." Ucap pelayan rumahnya diluar kamar, lalu masuk.
"Tunggulah aku akan bersiap." Jawab william.
Pelayan yang menyiapkan segala kebutuhannya bukan pelayan sembarangan, pelayan itu sudah berusia lumayan tua, setidaknya mengerti dengan apa kebutuhan yang william butuhkan.
Pelayan itu keluar kamar william, sudah biasa pelayan itu harus membangunkan tuannya setiap hari. Jika bukan oleh pelayan, william akan dibangunkan oleh siapa?.
Setelah selesai dengan acara bersiap nya, william turun menuju dapur, dimana letak meja makan itu berada.
Sudah biasa bagi seorang william sarapan ataupun makan malam ditemani sepinya meja makan ini, william masih enggan untuk membuka hati pada perempuan manapun. Bukan tidak percaya pada adanya cinta, tapi hatinya saja yang masih tertutup.
Butuh waktu 15 menit untuk william menikmati sarapannya, rencananya pagi ini william akan ke kantor nelish terlebih dahulu setelah dari sana barulah william kekantornya sendiri.
Jalan menuju kantor AN group lumayan memakan waktu, hari ini william membawa mobilnya sendiri tanpa supir.
Setelah sampai didalam perusahaan ini, william merasakan sepinya bagian depan kantor karena sebagian karyawan sibuk dengan pekerjaannya masing masing, william menanyakan pada resepsionis disana dan resepsionis itu mengatakan bahwa nelish sedang ada meeting. Pantas saja kantor begitu sepi. Lantai satu memanglah sangat sepi, tapi beberapa lantai keatas ramai karena aktivitas karyawan.
"Mari pak saya antarkan keruangan ibu nelish." William mengikuti langkah resepsionis itu.
Setelah sampai diruangn nelish, william mendudukan dirinya disofa yang ada diruangan nelish, mengamati detail ruangan ini dengan teliti. Fikiran william bergelut dengan pujiannya yang dia berikan untuk selera gadis itu.
"Ck, boleh juga dia. Dalam memilih interior tidak terlalu buruk." Gumam william dengan smirik andalannya.
William bangkit dari duduknya, dia mulai berkeliling melihat apa saja isi dari ruangan besar ini samapi pandangnnya terfokus pada salah satu foto yang dibingkai oleh pemiliknya. Foto nelish dengan lengkap menggunakan setelan jas kantor berwarna hitam, foto itu diambil masih belum lama. Sekiranya pada saat setahun nelish menjabat sebagai direktur.
William hanya bisa tersenyum mengagumi foto yang dia lihat, walau tanpa adanya eksperisi yang terlihat diwajah nelisn, tapi anehnya nelish masih bisa mendapatkan hasil foto yang perfect.
Terbuat dari apa wajahnya itu?.
°°°
Beberapa menit kemudian meetingnya selesai, sekali lagi nelish harus membawa tumpukan kertas yang perusahaan ini butuhkan masuk kedalam ruangannya, pekerjaannya menjadi dua kali lipat tambah banyak.
"Tolong bawakan ini, dan kertas saham itu berikan pada lusi." Perintah nelish pada naura.
Naura yang mendapat perintah dari boss nya itu pun segera menurut, sebelum bossnya kembali mengomel.
Nelish kembali keruangannya, sampai diruangan. Nelish dikejutkan oleh pria tidak tau malu yang kemarin baru saja melaksanakan pesta ulang tahun berada didalam ruangannya, hei tidak sopan sekali ya orang ini. Apa yang sedang dia lakukan.- fikir nelish.
"Beraninya anda masuk ruangan saya tanpa izin?" Gertak nelish.
"Arnelish seorang direktur muda berusia 21 tahun, menarik." Tanpa rasa bersalah william malah membeberkan status nelish.
"Tidak usah banyak bicara, tau apa anda tentang kehidupan saya." Jawab nelish garang.
"Aku tau segalanya, tenanglah aku kesini hanya akan bertemu dengan lusi manajer keuangan perusahaan. Apa salahnya mampir keruangan calon istri?." Ucap william dengan smirik andalannya.
Nelish memutarkan bola matanya malas saat mendengar kata calon istri, bermimpilah.
" Bermimpilah untuk menjadikanku calon istri anda tuan william, anda hanya orang asing dihidup saya. Pergilah! Ruangan manajer keuangan bukan disini." Jawab nelish acuh sambil menjalankan kakinya menuju kursi kebesarannya.
"Baiklah, aku hanya sebentar." Setelahnya william keluar dari ruangan nelish.
Hanya butuh beberapa waktu saja untuk mendapatkan hatinya - batin william.
°°°
Bersambung...