Kalista sudah mondar-mandir tak jelas menunggu kehadiran Arthur. Padahal baru beberapa jam saja ia tak bertemu namun, perasaannya sudah tak tenang. Entah kenapa ia begitu gelisah dan takut karena di kampung itu masih ada Karenina mantan istrinya. Kalista takut kalau Arthur kembali tergoda.
Beberapa saat kemudian Arthur pun datang dengan Vito. Kalista pun bejalan cepat untuk menyambut kedatangan Arthur. Begitu Arthur turun dari mobil Kalista langsung memeluk Arthur.
"Aku merindukanmu, Sayang!" serunya tak mau melepaskan Arthur dan memeluknya dengan erat.
Arthur pun tersenyum. Kalista pun melepaskan pelukannya dan mengandeng tangan Arthur untuk masuk ke dalam rumahnya. Tanpa sepengetahuan mereka berdua seseorang memperhatikannya dari jauh dan melaporkannya pada seseorang.
"Tuan, sepertinya laki-laki yang bersama Nyonya tak sekadar bodyguard biasa persisi seperti dugaan Tuan," lapornya pada seseorang dibalik telpon.
"Yah, sudah pantau mereka terus!"
"Baik, Tuan."
Laki-laki itu terdiam tak hanya satu kali istrinya melakukan ini. Sebenarnya ia tak peduli dengannya tapi, orang-orang disekitarnya banyak yang bertanya padanya membuat kepalanya merasa pusing. Sekarang ia benar-benar menyesali sudah menikahinya. Sampai sekarang ia malas pulang. Kalista menang cantik tapi, tak ada sedikit perasaan untuknya.
Laki-laki itu sadar kalau Kalista melakukan ini karena ia tak pernah memberikan nafkah batin padatnya jadi wajar dia mencari pelampiasan. Laki-laki itu pun berpikir kenapa memikirkannya ia pun segera menepis semua pikirannya tentang Kalista.
***
Kalista menarik Arthur langsung membawanya masuk kamarnya. Wanita tersebut mulai agresif menjamah seluruh tubuh Arthur yang pasrah saja untuk menyerahkan diri pada wanita yang sudah memberikan semua kemewahan padanya. Keduanya pun saling berciuman menukar salivanya dan saling beradu dalam cinta di dakam hati keduanya.
Tak bisa dipungkiri lagi kalau Arthur juga jatuh cinta pada Kalista. Tak hanya pada tubuh indahnya tapi, dengan semua yang ada dalam diri Kalista. Karena wanita itu ia bisa bangkit dari rasa sakitnya dari Karenina yang mengkhianati cintanya.
Sekarang Arthur tak peduli lagi dengan Karenina. Terserah dia mau bagaimana juga? Sekarang Arthur hanya ingin Kalista saja. Perlahan Kalista mulai melepaskan seluruh pakaiannya sampai benar-benar polos sampai tak ada satu benang pun yang menempel pada tu untuknya.
Kalista pun berjongkok dan mulai mengusap senjata milik Arthur dengan lembut. Arthur pun mendesah merasakan kenikmatan yang Kalista berikan padanya. Perlahan Kalista pun mulai memasukan senjata milik Arthur ke dalam mulutnya dan mulai memainkannya. Beberapa kali Arthur mendesah menutup mulutnya sendiri sembari memejamkan matanya. Kenikmatan yang begitu luar biasa.
Kalista senang bermain-main dengan senjata milik Arthur sampai membuat laki-laki tersebut benar-benar tak tahan sampai cairan cinta itu pun keluar mengenai wajah Kalista. Wanita itu pun mulai menelan sebagai cairan itu menikmatinya seperti sedang menikmati es krim rasa vanila sangat lezat sekali untuknya.
Kalista masih menikmati semua itu dengan senyum yang menawan sampai membuat Arthur gemas sekali. Senjata Arthur pun benar-benar bersih dilahap habis oleh seorang Kalista. Selesai bermain-main dengan senjata Arthur kini bagian laki-laki itu yang melepaskan seluruh pakaiannya. Ia pun mulai menyusui pada payudaranya dengan tangan kanannya meremas-remas payudara kirinya. Kalista menikmati semua sentuhan Arthur.
Tak hanya meremas-remas saja bibir Arthur pun mulai menjamah seluruh tubuh Kalista dengan sangat lembut sampai bibirnya pun sampai pada daerah pertahanannya. Arthur pun mengendong tubuh Kalista dan membaringkannya di tempat tidurnya. Kini giliran Arthur yang mengisap daerah pertahanan milik Kalista.
Wanita itu beberapa kali mendesah saat jari-jari Arthur satu-persatu masuk dalam daerah pertahanan miliknya. Beberapa kali cairan cinta itu keluar namun, Arthur masih saja betah berada di sana menikmati daerah pertahanan Kalista yang selalu membuat Arthur mengila.
Keduanya pun melakukan sampai beberapa kali sampai benar-benar keduanya bertempur beberapa ronde sampai kelelahan dan tidur bersama.
***
Vito dan Ira pun memakai pakaiannya kembali setelah keduanya selesai bertempur. Kali ini Vito harus pergi untuk mengambil pesanan Kalista. Vito pun merangkul tubuh Ira. Laki-laki itu masih ingin bercinta namun, karena pekerja ia harus menyudahinya.
Ira pun menoleh, "Nanti kita lanjutkan lagi, Sayang? Aku pun ada pekerjaan saat ini!" seru Ira melepaskan tangan Vito.
Laki-laki itu pun menarik wajahnya dari kekasihnya dan menciumnya kembali. Kali ini Vito masih belum puas karena keduanya hanya melakukan sebentar. Vito tak mau melepaskan bibirnya dari bibir Ira. Rasanya Vito sudah kecanduan pada Ira sampai rasanya ia tak mau melepaskannya.
Setelah cukup lama keduanya berciuman mesra dan juga panas. Vito pun melepaskan bibirnya dari bibir Ira. Laki-laki itu pun menvoum keningnya dan memakai pakaiannya kembali. Ira tersenyum dan bingung dengan apa yang dilakukan Vito kali ini. Rasanya Vito benar-benar aneh hari ini.
Vito pun melangkah dan menoleh kembali setelah itu ia pun pergi dari sisi Ira. Wanita itu tak tau apa yang terjadi padanya. Tak mau ambil pusing, Ira pun kembali memakai pakaiannya kembali dan mulai membuka laptop-nya dan mulai mengerjakan semua urusan Kalista yang harus ia kerjakan.
Saat bercinta dengan Kakinya entah kenapa Ira teringat dengan Arthur. Rasanya ia juga ingin melakukan apa yang Kalista lakukan pada Arthur. Ia juga ingin merasakan tubuh Arthur yang membuatnya mengila. Ya ampun Ira benar-benar tak bisa berkonsentrasi dengan benar. Biasanya Kalista selalu memberikan mainannya padanya untuk sama-sama menikmatinya bersama tapi, kenapa Arthur ia miliki sendiri.
Suatu saat nanti ia yakin akan merasakan tubuh Arthur cepat atau lambat. Memikirkan Arthur membuat pekerjaannya menjadi berantakan. Semua karena Arthur jika Kalista saja bisa jatuh cinta apa lagi Ira. Sekarang bercinta dengan Vito pun membuatnya hambar ia tak merasa bergairah lagi. Semuanya karena Arthur.
Ira pun mulai memikirkan cara untuk bisa bercinta dengan Arthur. Ia yakin kalau Arthur bisa berbalik menyukainya. Ira pun beranjak bangun dan mengintip kamar Kalista. Keduanya sedang tidur bersama dalam keadaan polos.
Ira melihat senjata milik Arthur yang benar-benar menggodanya. Besar dan juga kuat. "Ya ampun aku ingin itu!" serunya sendiri mulai membayangkan bercinta dengan Arthur.
Karena melihat itu juga membuat celana yang Ira kenakan pun basah. Sedari tadi ia bermain dengan miliknya sendiri membayangkan bercinta dengan Arthur. Benar-benar luar biasa. Bila tak ada Kalista di samping rasanya Ira ingin melahapnya. Gara-gara Arthur, Ira benar-benar mengila.
Samar-samar Arthur membuka matanya seperti ada yang memperhatikannya. Melihat Arthur terbangun, Ira pun buru-buru kabur sebelum ketahuan Arthur ataupun Kalista kalau sedari tadi ia sedang mengintip mereka berdua.
Arthur pun menutup matanya lagi sembari memeluk Kalista dengan erat dan kembali tertidur begitu juga Kalista yang mencium dadanya dan menutup matanya.
Bersambung....