"Dari nada bicara mu, kenapa aku menangkap jika kau menuduh ku posesif pada mu, ya?" selidik Nathan yang sedikit tak terima.
"Lantas?" sahut Max dengan bibir yang mencebik, dagu terangkatnya seperti berniat menggoyah pertahanan Nathan.
Posisi mendominasi pembicaraan seketika saja berubah. Nathan yang kali ini bahkan menundukkan kepalanya dalam, sembari mencicit, "Aku hanya tak ingin kau yang terlalu keterlaluan menggunakan ku."
"Jadi, secara tak langsung, kau telah memberikan ku kesempatan untuk menyentuh mu?"
Max yang mendadak lebih bergas, sementara Nathan yang ingin menguburkan dirinya di bak pasir karena itu. Lebih baiknya menarik alasan seperti sebelumnya, rupanya masih saja menggiring Nathan pada tujuan Max yang sama. Bukan tentang pihak ketiga yang menjadi pematik gairah, nyatanya Nathan yang lebih bodoh dengan menggiring tubuhnya sendiri menjadi korban.