Max kemudian beranjak perlahan dari sisi ranjang milik Zeno, memastikan selimut melindungi bocah itu dari suhu dingin ruangan. Meninggalkan kecupan puncak kepala milik Zeno, mengusap sekaligus dahi miliknya yang terkompres untuk bantu menurunkan suhu tubuh yang tinggi.
"Cepat sembuh, ya," lirih Max yang kemudian beranjak dari tempatnya dengan gerak penuh kehati-hatian, meninggalkan Zeno yang telah tertidur pulas.
Sedikit bernostagia, saat setiap langkahnya bagai penghantar mesin waktu lampau. Sejak pandangannya pertama kali menatap sesosok pria yang dengan dahsyatnya mampu membuat jantungnya berdebar dengan begitu cepat. Untuk pertama kalinya pula ia merasa begitu bersemangat menjalani harinya.