"Sepertinya memang aku tak bisa mentolerir bentuk terkecil sekali pun. Entah alasan barang mahal atau kenangan yang sempat terpikir dalam benak ku indah." Nathan berucap lirih dengan rautnya yang berubah begitu datar. Lantas membuat Tommy bergegas beranjak dari tempatnya saat Nathan yang seperti tergesa untuk meninggalkan ruangannya.
"Nath, jangan gegabah," redam Tommy yang masih mencengkram erat pergelangan tangan Nathan.
Membuat pria yang terhalang jalannya itu menarik kedua sudut bibirnya begitu tipis. Sempat di rasanya lepas kendali dari raut dingin yang di tampilkannya sesaat tadi. "Hei, Tom... Aku sudah tidak merasa jika jam tangan ini milik ku. Jika kau tak ingin menerimanya, orang lain tak mungkin menolak, kan?"