"Tapi sesaat tadi papa mengatakan jika sedang sibuk."
Zeno menyembunyikan kedua lengannya di belakang tubuh saat Nathan hendak menggandengnya. Raut anak kecil itu benar-benar memberenggut, sementara mata bulatnya menyipit tajam sembari kepala mendongak untuk menunjukkan kekesalannya pada sang papa.
Nathan yang untungnya mengenal baik sang anak, tak membalas kemarahan karena Zeno yang tak kunjung mengerti tentang kesibukannya, malah mengulas senyumnya makin lebar yang kemudian dengan penuh kasih sayang menggendong sosok mungilnya.
Mengecup kedua bagian pipi masing-masing yang biasa akan merah merona alih-alih pucat pasi seperti sekarang.
"Bagaimana papa bisa mengabaikan mu lebih lama, sayang...?"
"Tapi papa melakukannya tadi."
"Maafkan, ya. Yang terpenting sekarang papa bergabung dengan rencana mu, kan?"
Perlahan senyum terbit di bibir kecil menggemaskan milik Zeno, saat Nathan menawarkan jari kelingkingnya untuk mengikat janji keseriusannya.