Sorot matanya yang terangkat dan terarah lurus padanya setelah itu, mengisyaratkan kepedihan atas ketidak berdayaannya melakukan sesuatu untuk wanita yang mengandung anaknya. Dan sampai detik ini, Nathan tak bisa menemukan cara lebih baik dari pada menghancurkan segalanya dengan kenyataan kondisi Cherlin atau bahkan pria brengsek yang dengan biadabnya meninggalkan janin di kandungan wanita yang masih tertatih beranjak dewasa itu.
Dan lebihnya di bagian lain, ia bisa melihat Max yang menyandar di bagian pembatas kaca. Kabut hitam sekitarnya yang seperti tak ingin ada satu orang pun memasukinya. Mimik wajahnya masih terlihat begitu emosi, pelampiasan yang sangat bodoh saat sebuah botol yang menyimpan minuman penghilang kesadaran, di tenggaknya rakus tanpa perkiraan efek setelahnya.
Langkah Nathan tiba-tiba saja berjalan dengan cepat, iringan tatap dari Max yang menyadari sementara di saat bersamaan mengusap lelehan cairan di sudut bibirnya menggunakan punggung tangan.