Nathan berbohong, ia memang kelaparan hingga tanpa ambil waktu memikirkan jaim. Menarik pesanannya, kemudian menggidikkan dagu untuk mengkode tanya Max yang masih terdiam dengan pandangannya yang begitu terlihat berbinar.
Mendahului, Nathan pun menguap besar makanan favoritnya yang berupa ayam, membuat kedua pipinya menggembung dengan kunyahan yang begitu bersemangat untuk lekas mengisi perut sekaligus memanjakan lidahnya.
Pekerjaan menumpuk memang membuat fokusnya tak teralih sedikit pun pada waktu yang berjalan. Cherlin yang memang secara tak langsung menjadi patokan pengingatnya, tak salah pula jika anggapannya seseorang datang memasuki ruangannya tanpa permisi adalah wanita itu.
Tubuh lunglai dengan kepala berdenyut menyakitkan, di pikirkan bermaksud menjaga kondisinya makin parah saat secara bersamaan memikirkan makanan milik Cherlin yang harus dinikmatinya.