Waktu semakin siang, namun agaknya pekerjaan yang tertumpuk di mejanya tak kunjung selesai. Sudah beberapa kali terdengar hela napas jengah dari pria yang duduk di balik meja kuasa bertuliskan jabatan menterengnya itu.
Matanya terus terfokus pada baris tulisan, membaginya sesekali pada lembar kertas dan juga layar pc nya yang menyala. Dahinya tanpa sadar berkerut, bibirnya bahkan sampai berkerut, dengan bulpoin hadiah pemberian dari papanya yang di mainkan ke sela-sela jemarinya yang berputar.
Takk
Sampai akhirnya rasa berdenyut di kepalanya semakin menjadi menjadi. Kelopak matanya terpejam erat, dengan ringisan yang keluar dari sela bibirnya.