"I-iya?" Balas Cherlin sedikit gugup, terlebih dengan nada tanya yang mengakhiri. Pandangannya bahkan terlepas pada Nathan, menunduk dalam sembari menatap jemarinya yang memilin. Seolah masih mempertimbangkan, dahi wanita itu bahkan berkerut dalam. "Hanya untuk memastikan langkah ku ke depannya."
"Hei, lihat aku!" titah Nathan, sembari telapak tangan hangatnya yang menakup rahang kecil milik Cherlin, menyelasarkan jemarinya di sana. "Aku akan selalu bersama mu, yang perlu kau ingat, bawasannya kau tak akan pernah sendirian."
"Benarkah?" Cherlin memastikan.
"Tentu, apakah kau meragukan ku?"